Koperasi Disarankan Belajar Produksi Garam ke Cirebon
SEMARAPURA, NusaBali
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Dirjen PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Nilanto Perbowo mengunjungi sentra produksi garam beryodium Uyah Kusamba di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Jumat (24/7).
Dalam kesempatan itu, Dirjen Nilanto Perbowo menyarankan petani garam tradisional Kusamba belajar membuat garam ke Cirebon, Jawa Barat.
Dirjen mengapresiasi langkah Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta untuk meyodiumisasi garam tradisional Kusamba. Sehingga bisa bersaing di pasar tradisional maupun di pasar modern. Dia menyarankan pengelola, Koperasi Mina Segara Dana maupun petani garam tradisional belajar ke daerah lain. Daerah dimaksud, di antaranya Cirebon, Jawa Barat. ‘’Karena Cirebon bisa menghasilkan garam sepanjang tahun dan tidak bergantung pada musim kemarau,” ujar Perbowo.
Selain mengunjungi tempat produksi garam beryodium, Dirjen PDSPKP juga mengunjungi Tempat Pemindangan Ikan (TPI) Kusamba. TPI ini dinilai sangat bagus dan menyatu pada satu tempat, sehingga banyak manfaat yang bisa diperoleh. “Salah satunya mempermudah pengendalian limbah dari TPI,” ujarnya.
Sambil melihat proses pemindangan ikan, Dirjen Perbowo berharap ke depan para pemindang bisa beralih dari menggunakan kayu bakar beralih ke gas. “Kasian kayunya, supaya hutannya tidak gundul, masyarakat selamat dan produksi tetap jalan, tinggalkan kayu dan gunakan gas,” pesan Perbowo.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta sudah melaunching garam beryodium Uyah Kusamba, di Banjar Tribuana, Desa Kusamba, Rabu (22/7) lalu. Garam ini diluncurkan melalui Koperasi Lembaga Ekonomi Produktif Pesisir Mina Segara Dana, Desa Kusamba. Manajer Koperasi Lembaga Ekonomi Produktif Pesisir Mina Segara Dana I Gusti Nyoman Sadi Ari Putra menyatakan koperasi ini akan mengelola garam Kusamba. Garam beryodium ini dengan label Uyah Kusamba Gema Santi dijual di pasaran dengan harga Rp 5.000/250 gram.*wan
Dirjen mengapresiasi langkah Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta untuk meyodiumisasi garam tradisional Kusamba. Sehingga bisa bersaing di pasar tradisional maupun di pasar modern. Dia menyarankan pengelola, Koperasi Mina Segara Dana maupun petani garam tradisional belajar ke daerah lain. Daerah dimaksud, di antaranya Cirebon, Jawa Barat. ‘’Karena Cirebon bisa menghasilkan garam sepanjang tahun dan tidak bergantung pada musim kemarau,” ujar Perbowo.
Selain mengunjungi tempat produksi garam beryodium, Dirjen PDSPKP juga mengunjungi Tempat Pemindangan Ikan (TPI) Kusamba. TPI ini dinilai sangat bagus dan menyatu pada satu tempat, sehingga banyak manfaat yang bisa diperoleh. “Salah satunya mempermudah pengendalian limbah dari TPI,” ujarnya.
Sambil melihat proses pemindangan ikan, Dirjen Perbowo berharap ke depan para pemindang bisa beralih dari menggunakan kayu bakar beralih ke gas. “Kasian kayunya, supaya hutannya tidak gundul, masyarakat selamat dan produksi tetap jalan, tinggalkan kayu dan gunakan gas,” pesan Perbowo.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta sudah melaunching garam beryodium Uyah Kusamba, di Banjar Tribuana, Desa Kusamba, Rabu (22/7) lalu. Garam ini diluncurkan melalui Koperasi Lembaga Ekonomi Produktif Pesisir Mina Segara Dana, Desa Kusamba. Manajer Koperasi Lembaga Ekonomi Produktif Pesisir Mina Segara Dana I Gusti Nyoman Sadi Ari Putra menyatakan koperasi ini akan mengelola garam Kusamba. Garam beryodium ini dengan label Uyah Kusamba Gema Santi dijual di pasaran dengan harga Rp 5.000/250 gram.*wan
Komentar