Produser Aneka Record Berpulang, Jagat Musik Bali Berduka
DENPASAR, NusaBali
Kabar duka kembali menghampiri dunia seni budaya dan blantika musik pop Bali. Sabtu (25/7) malam, Oka Swetanaya, yang selama ini dikenal sebagai pemilik studio rekaman dan produser Aneka Record meninggal dunia di usia 75 tahun, karena sakit leukemia.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Menurut informasi, jenazah almarhum rencananya akan dikremasi Senin (27/7) hari ini. Agung Wirasutha, salah satu penyanyi Bali yang pernah diorbitkan oleh mendiang Oka Swetanaya, mengaku kaget mendengar kabar meninggalnya Oka Aneka (panggilan akrabnya) yang diterimanya Sabtu malam selesai melakukan sesi syuting. “Sangat kaget mendengar berita ini. Karena jujur, dari awal bapak (Oka Aneka) selalu menyampaikan untuk senantiasa menjaga kesehatan,” ujarnya saat dihubungi NusaBali, Minggu (26/7).
Meskipun kini Agung Wirasutha sudah tidak bernaung dalam label Aneka Record, namun sebelumnya komunikasi dengan mendiang tetap terjalin dan saling mendukung. Keduanya pun sempat bertemu pada saat Hari Raya Imlek pada Januari 2020 lalu. “Sempat foto bareng juga di situ, berkeluh kesah tentang kondisi saat ini. Blantika pop Bali lagi lesu karena banyak pembajakan,” lanjutnya.
Dirinya sebagai salah satu bintang pop Bali yang di awal perjalanannya diorbitkan oleh Aneka Record, memiliki cerita tersendiri mengenai almarhum yang hingga sekarang masih membekas dalam benaknya. Kesan ini didapatnya saat mendiang Oka Swetanaya memberinya tantangan untuk mencoba lagu dengan genre kocak, keluar dari lagu melankolis yang sudah biasa dibawakannya.
“Waktu itu saya dapat lagu Tresna Garang Kuluk dari Aji Kobar Jempe, kemudian dirilis jadi judul album. Di luar dugaan, lagu itu sangat bombastis, sangat diterima. Boleh dikatakan waktu itu bapak menyampaikan apresiasi yang luar biasa. Senangnya minta ampun, karena saya sebagai pendatang baru bisa diterima, apalagi sampai dicetak ulang lagunya. Merasa banget, diberi tantangan yang luar biasa dan bisa menjawab tantangan itu sendiri,” kenang Agung
Ketua Pramusti Bali, IGN ‘Rahman’ Murthana juga merasa kehilangan tokoh penting dalam perkembangan industri musik pop Bali, dan juga sebagai tokoh dalam pelestarian seni budaya Bali. Baginya, Oka Aneka, begitu sapaan akrab Oka Swetanaya, merupakan sosok yang sangat konsisten di bidangnya dalam membangkitkan semangat insan seni Bali termasuk artis penyanyi, musisi dan pencipta lagu dalam mengembangkan karya kreatifnya sesuai tuntutan kemajuan peradaban global kekinian. “Kami turut berduka cita semoga beliau (Oka Aneka) dapat tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga diberikan ketabahan dan kekuatan,” ucap produser Jayagiri Production, ini.
Oka Swetanaya telah memulai kiprahnya sebagai distributor rekaman seni budaya sejak tahun 1968, dan sejak tahun 1996 mulai merambah lagu pop Bali. Kiprahnya dalam dunia rekaman termasuk sangat penting bagi eksistensi kebangkitan dan pemajuan kebudayaan bangsa dan khususnya seni budaya Bali dengan segala ragam varian pendukungnya. Tercatat, selain mengorbitkan sejumlah artis penyanyi dalam rekaman kaset dan CD ataupun VCD, dia juga merekam sejumlah kreativitas seni budaya seperti gamelan, drama gong, dan wayang kulit, dan lainnya.
Memasuki peradaban melinium dengan kemajuan teknologi digital, studio Aneka Record sejak tahun 2000 beralih dari media rekaman kaset ke media rekaman CD dan VCD serta DVD, agar bisa tetap berupaya bertahan. Bahkan juga mulai beradaptasi sesuai situasi dan kondisi kekinian dengan dunia virtual, seperti dalam media sosial seperti facebook, instagram, youtube, dan lainnya.
Hingga kini, hampir 3.000 lebih rekaman sudah diterbitkan bagi khalayak publik terutama para pencinta seni budaya tradisional dan lagu pop Bali. Sejumlah artis penyanyi dan musisi yang sempat diorbitkannya seperti Ayu Saraswati, AA Raka Sidan, Widi Widiana, Yong Sagita, Eko Wicaksono, Jimmy Silaa, Agung Wirasutha, termasuk juga dalang populer I Wayan Nardayana yang juga dikenal dengan nama Cenk Blonk. *cr74
1
Komentar