Buruh Tewas Tertimbun Saat Hendak Bikin Senderan
TABANAN, NusaBali
Musibah maut terjadi saat aktivitas pembuatan senderan pekarangan rumah di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Senin (27/7) pagi sekitar pukul 08.30 Wita.
Seorang buruh yang sedang beraktivitas, I Made Artana, 48, tewas tertimbun meterial senderan yang mendadak longsor. Sebelum musibah maut, korban I Made Artana bersama dua buruh lainnya, I Ketut Dinayasa dan Ketut Sindem, bekerja di bawah senderan untuk membersihkan sampah, sejak pukul 08.30 Wita. Sampah dibersihkan karena hendak dipasangi senderan baru untuk menahan senderan di atasnya. Korban dan dua rekannya itu bekerja membuat senderan di pekarangan rumah milik keluarga I Made Wiryanata.
Belum tuntas membersihkan sampah, tepat pukul 09.30 Wita, senderan lama di atas mendadak longsor sepanjang 12,5 meter ke arah timur. Rekan korban, Ketut Dinayasa dan Ketut Sindem, selamat dari maut karena berhasil langsung loncat ke arah timur untuk menghindari longsoran.
Sedangkan korban Made Artana sebetulnya juga sempat menghindar, namun ring beton penyangga senderan keburu menghantam punggungnya. Buruh bangunan asal Banjar/Desa Bangli, Kecamatan Baturiti ini pun jatuh tersungkur, lalu tertimbun material senderan longsor.
Ketut Dinayasa dan Ketut Sindem, buruh bangunan sesama asal Banjar/Desa Bangli, sempat coba membantu korban yang tertimbun. Namun sayang, usaha mereka sia-sia lantaran material sangat berat dan cukup banyak menimbuh korban. Untuk mengevakuasi korban tertimbun, mereka kemudian meminta bantuan alat berat.
Kebetulan, ada warga Desa Bangli sedang membuat got di Banjar Gunung Kangin dengan mengerahkan alat berat. Nah, alat berat itulah yang didatangkan ke lokasi TKP untuk mengevakuasi korban Made Artana. Setelah berjuang selama 45 menit, korban Made Artana akhirnya berhasil dievakuasi dari timbunan mketarial longsor, sekitar pukul 10.45 Wita.
Korban Made Artana dievakuasi dalam kondisi sekarat dan langsung dibawa ke Puskesmas Baturiti. Namun, saat tiba di Puskesmas Baturiti, buruh bangunan berusia 48 tahun ini dinyatakan sudah meninggal.
Kapolsek Baturiti, AKP Fahmi Hamdani, menjelaskan saat dibawa ke Puskesmas, korban Made Artana sebetulnya sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Korban tewas mengenaskan dalam kondisi luka di dagu, tak ada luka serius di bagian kepala. “Menurut petugas medis, korban diduga meninggal karena kehabisan napas saat tertimbun material,” terang AKP Fahmi.
Sementara itu, Perbekel Bangli, Kecamatan Baturiti, I Made Adiasa, mengatakan korban Made Artana bersama dua rekannya, I Ketut Dinayasa dan Ketut Sindem, sama-sama berasal dari Banjar Bangli. Mereka selama ini sering maburuh bersama-sama.
“Saat kejadian tadi pagi (kemarin), mereka bertiga juga kerja bersama bikin senderan. Sayang, Made Artana gagal menyelamatkan diri saat senderan longsor, karena keburu kena beton hingga tubuhnya tertimbun,” ungkap Made Adiasa.
Menurut Made Adiasa, jenazah korban Made Artana kemarin siang sudah dibawa pulang ke rumah duka di Banjar/Desa Bangli, Kecamatan Baturiti. Jenazah korban senderan longsor ini sudah langsung dikuburkan di setra desa setempat pada Soma Wage Kulantir, Senin sore.
Korban Made Artana berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Nyoman Tutup serta dua orang anak yang masih remaja: Ni Wayan Sakamitri dan I Made Suarjaya. “Si sulung Ni Wayan Sakamitri kini sekolah di SMAN Bali Mandara Buleleng, sementara adiknya, I Made Suarjaya, masih duduk di bangku SMP,” papar Made Adiasa yang masih ada hubungan keluarga dengan korban Made Artana.
Made Adiasa menyebutkan, tidak ada firast buruk sebelum musi bah maut merenggut nyawa Made Artana. Hanya saja, pagi kemarin sebelum musibah maut, korban Made Artana menadadak irit bicara. “Keluarga bilang dari pagi dia (Made Artana) tidak bicara, diam saja. Padahal, aslinya dia ramah dan periang,” katanya. *des
Komentar