Tahun Ini, 7 Ibu Hamil Positif HIV di Jembrana
Sejak 2015 hingga Juli 2020, ditemukan 56 kasus ibu hamil yang terdeteksi positif HIV/AIDS di Kabupaten Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Selama tujuh bulan terakhir dari Januari hingga Juli 2020, Dinas Kesehatan Jembrana mencatat temuan 35 kasus HIV/AIDS. Dari 35 kasus baru itu, 7 di antaranya terdeteksi berstatus ibu hamil.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha, mengatakan rapid test HIV/AIDS terhadap ibu hamil itu diwajibkan pemerintah. Tes di awal usia kandungan menjadi bagian penting untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi. “Dengan diketahui di awal, tentunya akan lebih baik,” ucap Arisantha, Minggu (2/8).
Sejak dilaksanakan mulai 2015 hingga Juli 2020, kata Arisantha, ditemukan 56 kasus ibu hamil yang terdeteksi positif HIV/AIDS di Jembrana. Rata-rata ditemukan 9-10 orang per tahun, dan paling tinggi di 2017 dengan jumlah 13 orang. Sementara khusus tahun 2020 sampai Juli, ditemukan 7 orang. “Dari upaya deteksi awal terhadap ibu hamil itu, cukup berhasil mencegah penularan dari ibu ke bayi. Tingkat keberhasilan mencapai 90 persen,” ujar Arisantha.
Secara umum, sambung Arisantha, dalam upaya menekan penyebaran HIV/AIDS, Pemkab Jembrana telah menyediakan 15 klinik voluntary counseling and testing (VCT). Klinik VCT sebagai tempat tes sekaligus konseling itu, tersebar di puskesmas dan rumah sakit. Juga ada Klinik VCT di Rutan Negara. “Di samping fasilitas klinik VCT, juga ada VCT mobile (keliling). Jemput bola, itu kami lakukan ke kelompok yang berpotensi penularan. Dalam setahun, kami laksanakan 48 kali VCT mobile,” tutur Arisantha.
Terkait jumlah kumulatif kasus HIV/AID, Arisantha menyatakan, sejak 2005 lalu hingga Juli 2020, ada 1.102 orang yang terdeteksi HIV/AIDS di Jembrana. Sedangkan untuk pengidap yang meninggal dunia dalam tiga tahun terakhir, 2017 hingga 2019 lalu, tercatat 33 orang. Salah satu pemicu penularan yang tertinggi, disebabkan perilaku seks dengan lebih dari satu pasangan. *ode
Selama tujuh bulan terakhir dari Januari hingga Juli 2020, Dinas Kesehatan Jembrana mencatat temuan 35 kasus HIV/AIDS. Dari 35 kasus baru itu, 7 di antaranya terdeteksi berstatus ibu hamil.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha, mengatakan rapid test HIV/AIDS terhadap ibu hamil itu diwajibkan pemerintah. Tes di awal usia kandungan menjadi bagian penting untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi. “Dengan diketahui di awal, tentunya akan lebih baik,” ucap Arisantha, Minggu (2/8).
Sejak dilaksanakan mulai 2015 hingga Juli 2020, kata Arisantha, ditemukan 56 kasus ibu hamil yang terdeteksi positif HIV/AIDS di Jembrana. Rata-rata ditemukan 9-10 orang per tahun, dan paling tinggi di 2017 dengan jumlah 13 orang. Sementara khusus tahun 2020 sampai Juli, ditemukan 7 orang. “Dari upaya deteksi awal terhadap ibu hamil itu, cukup berhasil mencegah penularan dari ibu ke bayi. Tingkat keberhasilan mencapai 90 persen,” ujar Arisantha.
Secara umum, sambung Arisantha, dalam upaya menekan penyebaran HIV/AIDS, Pemkab Jembrana telah menyediakan 15 klinik voluntary counseling and testing (VCT). Klinik VCT sebagai tempat tes sekaligus konseling itu, tersebar di puskesmas dan rumah sakit. Juga ada Klinik VCT di Rutan Negara. “Di samping fasilitas klinik VCT, juga ada VCT mobile (keliling). Jemput bola, itu kami lakukan ke kelompok yang berpotensi penularan. Dalam setahun, kami laksanakan 48 kali VCT mobile,” tutur Arisantha.
Terkait jumlah kumulatif kasus HIV/AID, Arisantha menyatakan, sejak 2005 lalu hingga Juli 2020, ada 1.102 orang yang terdeteksi HIV/AIDS di Jembrana. Sedangkan untuk pengidap yang meninggal dunia dalam tiga tahun terakhir, 2017 hingga 2019 lalu, tercatat 33 orang. Salah satu pemicu penularan yang tertinggi, disebabkan perilaku seks dengan lebih dari satu pasangan. *ode
Komentar