Spensa Launching Aplikasi Pembelajaran Daring
Bukan hanya ringan dalam hal aplikasinya, melainkan ringan dalam penggunaan kuota.
SINGARAJA, NusaBali
SMPN 1 Singaraja akhirnya melaunching aplikasi Buleleng Education Expose (BEE) yang dipakai menunjang pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19, Senin (3/8) pagi. Pengenalan aplikasi daring ini pun disharing kepada kepala sekolah se-Buleleng dalam workshop pemantapan penyusunan bahan ajar berbasis IT serangkaian HUT ke-62 SMPN 1 Singaraja.
Kepala SMPN 1 Singaraja, Ni Putu Karnadhi ditemui di sela-sela workshop mengatakan SMPN 1 Singaraja sebagai sekolah yang sudah menerapkan sistem pembelajaran daring dua tahun terakhir sebelumnya menggunakan aplikasi e-learning seperti zoom, schollogy, edmodo, google classroom. Namun dalam perjalanannya terkendala boros kuota, sehingga berpindah ke aplikasi milik sendiri dengan keunggulan lebih hemat kuota.
“Kemarin sebelum pandemi memang tidak masalah, karena siswa bisa cari wifi di sekolah, tetapi setelah pandemi beberapa siswa memang kendala di pulsa banyak android siswa macet karena ada spesifikasinya,” kata Karnadhi. Aplikasi daring yang kini dipakai di SMPN 1 Singaraja ini juga disebut sangat ringan, apalagi teknisi dan programernya ada di Bali, sehingga memudahkan pihak sekolah berkoordinasi jika ada kendala.
Selain melaunching aplikasi daring, Spensa juga membagi teknik dan kiat pembelajaran daring yang sudah dapat dilaksanakan sepenuhnya di sekolah percontohan full day school itu. Selama penerapan daring pada masa pandemi Covid-19, sejumlah siswanya yang kurang mampu diberikan bantuan pulsa Rp 50 ribu per bulannya. Bantuan pulsa itu diambil dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sehingga sampai saat ini dapat berjalan dengan lancar.
Sementara itu Sekda Buleleng Gede Suyasa yang juga hadir membuka acara workshop juga memberikan materi tentang pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19. Sebagai Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 juga memberikan data perkembangan kasus penyebaran di Buleleng. “Guru kami harapkan tetap dalam kehati-hatian, waspada tetapi tidak resah dan panik. Dalam pembelajaran daring kami tekankan di daerah blank spot guru tetap berikan layanan pembelajaran konvensional karena semua siswa mendapatkan hak sama dalam pendidikan,” jelas dia.
Suyasa juga mengatakan dalam penerapan daring di masa pandemi sekolah yang diberikan kelonggaran penggunaan BOS untuk menunjang proses pembelajaran dapat memberikan bantuan paket kuota atau pulsa pada peserta didiknya yang membutuhkan.
Terkait inovasi SMPN 1 Singaraja dengan aplikasi BEEnya diharapkan dapat berkolaborasi dengan sekolah lain di Buleleng. “Kalau ada yang bagus di daerah kita kenapa harus keluar mencari referensi, kolaborasi sangat penting di zaman sekarang yang tak lagi zaman kompetensi,” ucap mantan Kadisdikpora Buleleng ini.*k23
SMPN 1 Singaraja akhirnya melaunching aplikasi Buleleng Education Expose (BEE) yang dipakai menunjang pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19, Senin (3/8) pagi. Pengenalan aplikasi daring ini pun disharing kepada kepala sekolah se-Buleleng dalam workshop pemantapan penyusunan bahan ajar berbasis IT serangkaian HUT ke-62 SMPN 1 Singaraja.
Kepala SMPN 1 Singaraja, Ni Putu Karnadhi ditemui di sela-sela workshop mengatakan SMPN 1 Singaraja sebagai sekolah yang sudah menerapkan sistem pembelajaran daring dua tahun terakhir sebelumnya menggunakan aplikasi e-learning seperti zoom, schollogy, edmodo, google classroom. Namun dalam perjalanannya terkendala boros kuota, sehingga berpindah ke aplikasi milik sendiri dengan keunggulan lebih hemat kuota.
“Kemarin sebelum pandemi memang tidak masalah, karena siswa bisa cari wifi di sekolah, tetapi setelah pandemi beberapa siswa memang kendala di pulsa banyak android siswa macet karena ada spesifikasinya,” kata Karnadhi. Aplikasi daring yang kini dipakai di SMPN 1 Singaraja ini juga disebut sangat ringan, apalagi teknisi dan programernya ada di Bali, sehingga memudahkan pihak sekolah berkoordinasi jika ada kendala.
Selain melaunching aplikasi daring, Spensa juga membagi teknik dan kiat pembelajaran daring yang sudah dapat dilaksanakan sepenuhnya di sekolah percontohan full day school itu. Selama penerapan daring pada masa pandemi Covid-19, sejumlah siswanya yang kurang mampu diberikan bantuan pulsa Rp 50 ribu per bulannya. Bantuan pulsa itu diambil dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sehingga sampai saat ini dapat berjalan dengan lancar.
Sementara itu Sekda Buleleng Gede Suyasa yang juga hadir membuka acara workshop juga memberikan materi tentang pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19. Sebagai Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 juga memberikan data perkembangan kasus penyebaran di Buleleng. “Guru kami harapkan tetap dalam kehati-hatian, waspada tetapi tidak resah dan panik. Dalam pembelajaran daring kami tekankan di daerah blank spot guru tetap berikan layanan pembelajaran konvensional karena semua siswa mendapatkan hak sama dalam pendidikan,” jelas dia.
Suyasa juga mengatakan dalam penerapan daring di masa pandemi sekolah yang diberikan kelonggaran penggunaan BOS untuk menunjang proses pembelajaran dapat memberikan bantuan paket kuota atau pulsa pada peserta didiknya yang membutuhkan.
Terkait inovasi SMPN 1 Singaraja dengan aplikasi BEEnya diharapkan dapat berkolaborasi dengan sekolah lain di Buleleng. “Kalau ada yang bagus di daerah kita kenapa harus keluar mencari referensi, kolaborasi sangat penting di zaman sekarang yang tak lagi zaman kompetensi,” ucap mantan Kadisdikpora Buleleng ini.*k23
Komentar