Lagi, Anjing Rabies Gigit 8 Warga di Tuwed
Dari 8 korban tergigit anjing, 7 orang merupakan keluarga yang tinggal satu pekarangan dengan pemilik anjing. Seorang lainnya adalah tetangga.
NEGARA, NusaBali
Kasus anjing rabies kembali ditemukan di Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana. Sebelum dipastikan positif rabies pada Selasa (4/8), anak anjing berusia sekitar 3 bulan peliharaan salah seorang warga di Banjar Taman, Desa Tuwed, sempat menggigit delapan warga banjar setempat.
Berdasar informasi, peristiwa gigitan anjing rabies terhadap 8 korban itu, terjadi pada Senin (27/7), Selasa (28/7), dan Kamis (30/7). Dari 8 korban itu, 7 orang di antaranya merupakan keluarga yang tinggal satu pekarangan dengan pemilik anjing. Mereka adalah Ni Ketut Meta, 5, I Komang Tegar Mahendra, 9, I Made Marjaya, 49¸I Made Susanta Bagia Utama, 48, I Nengah Juliada, 48, Ni Made Wisani, 40, dan Ni Made Wiliasmi, 41. Sedangkan 1 korban lagi adalah tetangga, Hartatik, 40.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, Rabu (5/8), menjelaskan, anak anjing diketahui positif rabies menyusul laporan kasus gigitan ke Puskesmas Melaya, Kamis (30/7). Awalnya, ada 4 korban yang dilaporkan tergigit anjing tersebut. Keempat korban adalah Ni Ketut Meta, I Made Susanta Bagia Utama, I Nyoman Jualiada, dan Hartatik.
Menindaklanjuti laporan itu, pihak keluarga pemilik anjing diminta melakukan pengawasan terhadap anak anjing yang tiba-tiba berperilaku agresif tersebut. Juga memberikan vaksin antirabies (VAR) kepada keempat korban tersebut. Kemudian pada Sabtu (1/8), anak anjing yang berusaha dikandangkan pemiliknya itu, dilaporkan mati. Begitu diketahui mati, langsung dilakukan pengambilan sampel untuk diperiksa ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.
“Dari hasil uji lab yang kami terima Selasa (4/8) kemarin, positif rabies. Karena sudah dipastikan positif, tadi (Rabu kemarin) kami turun lakukan respons,” ucap Widarsa.
Dari hasil penelusuran bersama tim Dinas Kesehatan Jembrana di Kecamatan Melaya, Rabu kemarin, terungkaplah ada 4 warga lain yang sempat kontak dengan anjing rabies tersebut. Keempat korban lainnya itu pun sudah langsung diajak ke puskesmas untuk diberikan VAR. Sementara dari Bidang Keswan-Kesmavet juga melakukan vaksinasi emergency serta eliminasi terhadap sejumlah anjing liar di banjar setempat. “Ada 8 ekor anjing yang divaksin. Kemudian eliminasi 18 ekor. Beberapa anjing yang dieliminasi itu, akan segera kami kirim untuk second sampel,” ujar Widarsa.
Menurut Widarsa, kasus anjing rabies ini menjadi kasus anjing rabies kedua di Desa Tuwed pada 2020 ini. Sebelumnya pada Mei lalu, juga ditemukan satu kasus anjing rabies di Banjar Puseh, Desa Tuwed.
Secara kumulatif dari Januari hingga Rabu (5/8) kemarin, sudah 5 kasus anjing rabies se-Jembrana. Selain 2 kasus di Desa Tuwed ini, 3 kasus lainnya adalah 1 kasus di Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, dan 2 kasus di Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo. *ode
Berdasar informasi, peristiwa gigitan anjing rabies terhadap 8 korban itu, terjadi pada Senin (27/7), Selasa (28/7), dan Kamis (30/7). Dari 8 korban itu, 7 orang di antaranya merupakan keluarga yang tinggal satu pekarangan dengan pemilik anjing. Mereka adalah Ni Ketut Meta, 5, I Komang Tegar Mahendra, 9, I Made Marjaya, 49¸I Made Susanta Bagia Utama, 48, I Nengah Juliada, 48, Ni Made Wisani, 40, dan Ni Made Wiliasmi, 41. Sedangkan 1 korban lagi adalah tetangga, Hartatik, 40.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, Rabu (5/8), menjelaskan, anak anjing diketahui positif rabies menyusul laporan kasus gigitan ke Puskesmas Melaya, Kamis (30/7). Awalnya, ada 4 korban yang dilaporkan tergigit anjing tersebut. Keempat korban adalah Ni Ketut Meta, I Made Susanta Bagia Utama, I Nyoman Jualiada, dan Hartatik.
Menindaklanjuti laporan itu, pihak keluarga pemilik anjing diminta melakukan pengawasan terhadap anak anjing yang tiba-tiba berperilaku agresif tersebut. Juga memberikan vaksin antirabies (VAR) kepada keempat korban tersebut. Kemudian pada Sabtu (1/8), anak anjing yang berusaha dikandangkan pemiliknya itu, dilaporkan mati. Begitu diketahui mati, langsung dilakukan pengambilan sampel untuk diperiksa ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.
“Dari hasil uji lab yang kami terima Selasa (4/8) kemarin, positif rabies. Karena sudah dipastikan positif, tadi (Rabu kemarin) kami turun lakukan respons,” ucap Widarsa.
Dari hasil penelusuran bersama tim Dinas Kesehatan Jembrana di Kecamatan Melaya, Rabu kemarin, terungkaplah ada 4 warga lain yang sempat kontak dengan anjing rabies tersebut. Keempat korban lainnya itu pun sudah langsung diajak ke puskesmas untuk diberikan VAR. Sementara dari Bidang Keswan-Kesmavet juga melakukan vaksinasi emergency serta eliminasi terhadap sejumlah anjing liar di banjar setempat. “Ada 8 ekor anjing yang divaksin. Kemudian eliminasi 18 ekor. Beberapa anjing yang dieliminasi itu, akan segera kami kirim untuk second sampel,” ujar Widarsa.
Menurut Widarsa, kasus anjing rabies ini menjadi kasus anjing rabies kedua di Desa Tuwed pada 2020 ini. Sebelumnya pada Mei lalu, juga ditemukan satu kasus anjing rabies di Banjar Puseh, Desa Tuwed.
Secara kumulatif dari Januari hingga Rabu (5/8) kemarin, sudah 5 kasus anjing rabies se-Jembrana. Selain 2 kasus di Desa Tuwed ini, 3 kasus lainnya adalah 1 kasus di Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, dan 2 kasus di Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo. *ode
1
Komentar