Tol Gilimanuk-Denpasar Dikerjakan Tiga Tahap
Panjang Tol 95 Kilometer, Telan Anggaran Rp 14 Triliun
Versi Gubernur Koster, pembangunan fisik Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar akan dikerjakan mulai Maret 2021 dan ditarget rampung tahun 2023
MANGUPURA, NusaBali
Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar sepanjang 95 kilometer akan digarap mulai Maret 2021 dan ditarget rampung tahun 2023. Proyek infrastruktur dengan panjang 95 kilometer ini menelan anggaran hingga Rp 14 triliun, yang bersumber dari pihak swasta.
Hal ini terungkap saat Menteri Pekertjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Basoeki Hadimoeljono, bersama Gubernur Bali Wayan Koster meninjau langsung rencana proyek Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar, Kamis (6/8) sore pukul 16.05 Wita. Lokasi yang ditinjau adalah di pintu tol yang menurut rencana bakal dibangun di Kilometer 23 Jalur Denpasar-Singaraja kawasan Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung.
Sesuai perencanaan dalam basic design, Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar memiliki panjang sekitar 95 kilometer, melintasi tiga kabupaten sekaligus: Jembrana, Tabanan, dan Badung. Sisisi barat dimulai dari Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana hingga sisi timur di Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung.
Khusus di Kabupaten Jembrana, ada 5 kecamatan yang bakal dilalui, yakni Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara, Kecamatan Jembrana, Kecamatan Mendoyo, dan Kecamatan Pekutatan. Sedangkan di Kabupaten Tabanan, melintasi 6 kecamatan, yaitu Selemadeg Barat, Selemadeg, Selemadeg Timur, Kerambitan, Penebel, dan Kecamatan Tabanan. Sementara di Kabupaten Badung, hanya melintasi Kecamatan Mengwi.
Di sepanjang Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar rencananya akan dibangun 3 Rest Area, sebagai tempat pemberhentian kendaraan, baik untuk sekadar beristirahat maupun mengisi BBM. Ketiga Rest Aria itu, masing-masing di Kilometer 12 Desa Melaya, Kecamatan Melaya (Jembrana), Kilometer 49 Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo (Jembrana), dan Kilometer 78 Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg (Tabanan).
Selain itu, bakal ada 4 Simpang Susun yang akan menghubungkan Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar ke Jalan Arteri. Simpang Susun pertama di Kilometer 24 Desa Kaliakah, Kecamatan Negara (Jembrana). Simpang Susun kedua di Kilometer 32 Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana. Simpang Susun ketiga di Kilometer 54 Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan (Jembrana). Sementara Simpang Susun keempat do Kilometer 76 Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat (Tabanan).
Uniknya, khusus di Jalan Tol rute Pekutatan-Mengwi yang berjarak sekitar 40 kilometer, akan dibangun pula jalur khusus untuk kendaraan roda dua. Ini mirip seperti Jalan Tol Bali Mandara (Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua). Bila Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar tuntas, diperkirakan akan dapat memangkas jarak tempuh dari Pelabuhan Gilimanuk ke Kota Denpasar menjadi hanya 1 jam perjalanan.
Gubernur Wayan Koster menyebutkan, pembangunan fisik Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar bakal dikerjakan mulai Maret 2021 mendatang. Proyek Tol ini ditarget sudah rampung tahun 2023. “Lokasinya sudah ditentukan, tinggal pembebasan lahan. Diharapkan, Oktober 2020 depan sudah tender, sehingga pembangunan fisik bisa dimulai Maret 2021,” jelas Gubernur Koster saat mendampingi Menteri PUPR, Basoeki Hadimoeljono, Kamis sore.
Menurut Gubernur Koster, proyek Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar ini akan dikerjakan dalam tiga tahap, mulai dari tengah-tengah. Tahap I, dengan panjang sekitar 20 kilometer, rutenya dari Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan (Jembrana) ke arah timur hingga Pantai Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg (Tabanan).
Tahap II, dengan panjang sekitar 40 kilometer, rutenya dari Pantai Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg (Tabanan) ke arah timur hingga Desa Sembung, Kecamatan Mengwi (Badung). Tahap III, panjang sekitar 45 kilometer, rute dari ujung barat di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya (Jembrana) ke arah timur hingga Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan (Jembrana).
“Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar yang ditarget tuntas tahun 2023 ini diperkirakan menelan anggaran kisaran Rp 13 triliun sampai Rp 14 triliun, yang bersumber dari pihak swasta,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
“Setelah proyek tol ini selesai, sudah ada rencana berikutnya yakni meneruskan Jalan Tol dari Kecamatan Mengwi ke Kecamatan Blahbatuh (Gianyar). Tapi, sekarang ini dulu yang kita selesaikan,” lanjut Koster, yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018).
Sementara itu, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono menyatakan pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar tidak semata-mata untuk Bali, tapi juga dalam upaya menyambungkan Tol Trans Jawa yang sekarang tengah dibangun. “Jadi, kalau Trans Jawa sudah nyambung hingga ke Banyuwangi, orang ke Bali bisa menggunakan transportasi darat. Sekarang masyarakat lebih suka dengan darat, karena lebih cepat, bisa melihat pemandangan. Satu mobil satu keluarga kan bisa lebih murah daripada dengan pesawat,” kata Basoeki.
Menurut Basoeki, Jalan Tol menjadi slaah prioritas, karena tak ingin jalan di Bali ini krodit seperti di Pantura. “Ke depan kalau tidak ada Jalan Tol, kan bisa macet seperti di Pantura (Pantai Utara Jawa, Red),” tegasnya.
Basoeki mengakui proyek Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar ini diprakarsai oleh pihak swasta. “Kami dari awal juga sangat mendorong supaya swasta bisa berinvestasi di Jalan Tol. Jadi, seluruh dana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar ini semuanya dari swasta, bukan dari pemerintah,” imbuh Basoeki seraya menargetkan tender proyek ini paling lambat Maret 2021 mendatang.
Terkait adanya jalur khusus sepeda motor di Tol Gilimanuk-Denpasar, menurut Basoeki, sudah berdasarkan kajian matang. “Ya, nanti jalur motor dari Pekutatan-Mengwi sekitar 40 km. Regulasinya sudah ada, apa pertimbangannya, ya karena kebutuhan. Jadi Tol ini tidak hanya untuk roda empat. Walau begitu, pasti tetap memperhatikan standar keamanan.” *asa
Hal ini terungkap saat Menteri Pekertjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Basoeki Hadimoeljono, bersama Gubernur Bali Wayan Koster meninjau langsung rencana proyek Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar, Kamis (6/8) sore pukul 16.05 Wita. Lokasi yang ditinjau adalah di pintu tol yang menurut rencana bakal dibangun di Kilometer 23 Jalur Denpasar-Singaraja kawasan Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung.
Sesuai perencanaan dalam basic design, Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar memiliki panjang sekitar 95 kilometer, melintasi tiga kabupaten sekaligus: Jembrana, Tabanan, dan Badung. Sisisi barat dimulai dari Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana hingga sisi timur di Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung.
Khusus di Kabupaten Jembrana, ada 5 kecamatan yang bakal dilalui, yakni Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara, Kecamatan Jembrana, Kecamatan Mendoyo, dan Kecamatan Pekutatan. Sedangkan di Kabupaten Tabanan, melintasi 6 kecamatan, yaitu Selemadeg Barat, Selemadeg, Selemadeg Timur, Kerambitan, Penebel, dan Kecamatan Tabanan. Sementara di Kabupaten Badung, hanya melintasi Kecamatan Mengwi.
Di sepanjang Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar rencananya akan dibangun 3 Rest Area, sebagai tempat pemberhentian kendaraan, baik untuk sekadar beristirahat maupun mengisi BBM. Ketiga Rest Aria itu, masing-masing di Kilometer 12 Desa Melaya, Kecamatan Melaya (Jembrana), Kilometer 49 Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo (Jembrana), dan Kilometer 78 Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg (Tabanan).
Selain itu, bakal ada 4 Simpang Susun yang akan menghubungkan Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar ke Jalan Arteri. Simpang Susun pertama di Kilometer 24 Desa Kaliakah, Kecamatan Negara (Jembrana). Simpang Susun kedua di Kilometer 32 Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana. Simpang Susun ketiga di Kilometer 54 Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan (Jembrana). Sementara Simpang Susun keempat do Kilometer 76 Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat (Tabanan).
Uniknya, khusus di Jalan Tol rute Pekutatan-Mengwi yang berjarak sekitar 40 kilometer, akan dibangun pula jalur khusus untuk kendaraan roda dua. Ini mirip seperti Jalan Tol Bali Mandara (Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua). Bila Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar tuntas, diperkirakan akan dapat memangkas jarak tempuh dari Pelabuhan Gilimanuk ke Kota Denpasar menjadi hanya 1 jam perjalanan.
Gubernur Wayan Koster menyebutkan, pembangunan fisik Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar bakal dikerjakan mulai Maret 2021 mendatang. Proyek Tol ini ditarget sudah rampung tahun 2023. “Lokasinya sudah ditentukan, tinggal pembebasan lahan. Diharapkan, Oktober 2020 depan sudah tender, sehingga pembangunan fisik bisa dimulai Maret 2021,” jelas Gubernur Koster saat mendampingi Menteri PUPR, Basoeki Hadimoeljono, Kamis sore.
Menurut Gubernur Koster, proyek Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar ini akan dikerjakan dalam tiga tahap, mulai dari tengah-tengah. Tahap I, dengan panjang sekitar 20 kilometer, rutenya dari Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan (Jembrana) ke arah timur hingga Pantai Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg (Tabanan).
Tahap II, dengan panjang sekitar 40 kilometer, rutenya dari Pantai Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg (Tabanan) ke arah timur hingga Desa Sembung, Kecamatan Mengwi (Badung). Tahap III, panjang sekitar 45 kilometer, rute dari ujung barat di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya (Jembrana) ke arah timur hingga Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan (Jembrana).
“Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar yang ditarget tuntas tahun 2023 ini diperkirakan menelan anggaran kisaran Rp 13 triliun sampai Rp 14 triliun, yang bersumber dari pihak swasta,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
“Setelah proyek tol ini selesai, sudah ada rencana berikutnya yakni meneruskan Jalan Tol dari Kecamatan Mengwi ke Kecamatan Blahbatuh (Gianyar). Tapi, sekarang ini dulu yang kita selesaikan,” lanjut Koster, yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018).
Sementara itu, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono menyatakan pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar tidak semata-mata untuk Bali, tapi juga dalam upaya menyambungkan Tol Trans Jawa yang sekarang tengah dibangun. “Jadi, kalau Trans Jawa sudah nyambung hingga ke Banyuwangi, orang ke Bali bisa menggunakan transportasi darat. Sekarang masyarakat lebih suka dengan darat, karena lebih cepat, bisa melihat pemandangan. Satu mobil satu keluarga kan bisa lebih murah daripada dengan pesawat,” kata Basoeki.
Menurut Basoeki, Jalan Tol menjadi slaah prioritas, karena tak ingin jalan di Bali ini krodit seperti di Pantura. “Ke depan kalau tidak ada Jalan Tol, kan bisa macet seperti di Pantura (Pantai Utara Jawa, Red),” tegasnya.
Basoeki mengakui proyek Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar ini diprakarsai oleh pihak swasta. “Kami dari awal juga sangat mendorong supaya swasta bisa berinvestasi di Jalan Tol. Jadi, seluruh dana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar ini semuanya dari swasta, bukan dari pemerintah,” imbuh Basoeki seraya menargetkan tender proyek ini paling lambat Maret 2021 mendatang.
Terkait adanya jalur khusus sepeda motor di Tol Gilimanuk-Denpasar, menurut Basoeki, sudah berdasarkan kajian matang. “Ya, nanti jalur motor dari Pekutatan-Mengwi sekitar 40 km. Regulasinya sudah ada, apa pertimbangannya, ya karena kebutuhan. Jadi Tol ini tidak hanya untuk roda empat. Walau begitu, pasti tetap memperhatikan standar keamanan.” *asa
Komentar