Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk tanpa Kapal Barang
Penghentian operasional Landing Craff Tank (LCT) di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk resmi diterapkan sejak Oktober 2016.
NEGARA, NusaBali
Penghentian operasional LCT atau kapal barang resmi diberlakukan setelah tanpa hambatan saat uji coba selama satu minggu.
Humas ASDP Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, Sandi Nugroho, menerangkan uji coba penghentian operasional LCT dimulai sejak tanggal 24 September lalu. Dari simulasi uji coba selama sepekan, arus penyeberangan berjalan lancar. Tidak ada antrean truk yang biasa dilayani LCT di Dermaga Landing Craft Mechine (LCM) dengan mengoperasikan 10 Kapal Motor Penumpang (KMP) di dermaga tersebut. “Saat simulasi semuanya lancar, kami tidak sampai mengoperasikan LCT sehingga langsung dilanjutkan sampai sekarang,” terangnya, Senin (3/10).
Selain ketersedian 10 KMP di Dermaga LCM, pihaknya memastikan kelancaran arus penyeberangan tanpa LCT juga dipengaruhi peningkatan kapasitas beban landasan di Dermaga MB I dan MB II. Di dua dermaga itu telah mampu dilewati kendaraan dengan kapasitas beban sampai 35 ton. Karena itu, truk besar yang masih berada di bawah ambang batas kapasitas beban itu dapat terlayani melalui kedua dermaga tersebut. “Kalau ada yang melebihi 35 ton, baru diarahkan ke Dermaga LCM,” imbuhnya.
Di samping pengaruh peningkatan beban Dermaga MB I dan II, operasional 10 KMP di Dermaga LCM memperlancar penyeberangan. Beda dengan awal-awal penghentian LCT dengan 2 KMP di Dermaga LCM. Kini, total ada 43 KMP di jalur penyeberangn Selat Bali, termasuk 10 KMP di Dermaga LCM. Rencananya, ada penambahan dua KMP baru yakni Munic VII dan Gerbang Samudra V. Kedua KMP yang sudah melalui tahapan uji coba itu akan ditempatkan di Dermaga LCM sehingga total terdapat 12 KMP di dermaga tersebut. “Kalau masuk lagi 2 KMP itu, total ada 45 KMP,” tandasnya. * ode
Humas ASDP Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, Sandi Nugroho, menerangkan uji coba penghentian operasional LCT dimulai sejak tanggal 24 September lalu. Dari simulasi uji coba selama sepekan, arus penyeberangan berjalan lancar. Tidak ada antrean truk yang biasa dilayani LCT di Dermaga Landing Craft Mechine (LCM) dengan mengoperasikan 10 Kapal Motor Penumpang (KMP) di dermaga tersebut. “Saat simulasi semuanya lancar, kami tidak sampai mengoperasikan LCT sehingga langsung dilanjutkan sampai sekarang,” terangnya, Senin (3/10).
Selain ketersedian 10 KMP di Dermaga LCM, pihaknya memastikan kelancaran arus penyeberangan tanpa LCT juga dipengaruhi peningkatan kapasitas beban landasan di Dermaga MB I dan MB II. Di dua dermaga itu telah mampu dilewati kendaraan dengan kapasitas beban sampai 35 ton. Karena itu, truk besar yang masih berada di bawah ambang batas kapasitas beban itu dapat terlayani melalui kedua dermaga tersebut. “Kalau ada yang melebihi 35 ton, baru diarahkan ke Dermaga LCM,” imbuhnya.
Di samping pengaruh peningkatan beban Dermaga MB I dan II, operasional 10 KMP di Dermaga LCM memperlancar penyeberangan. Beda dengan awal-awal penghentian LCT dengan 2 KMP di Dermaga LCM. Kini, total ada 43 KMP di jalur penyeberangn Selat Bali, termasuk 10 KMP di Dermaga LCM. Rencananya, ada penambahan dua KMP baru yakni Munic VII dan Gerbang Samudra V. Kedua KMP yang sudah melalui tahapan uji coba itu akan ditempatkan di Dermaga LCM sehingga total terdapat 12 KMP di dermaga tersebut. “Kalau masuk lagi 2 KMP itu, total ada 45 KMP,” tandasnya. * ode
Komentar