DLH dan Saba Asri Lepasliarkan 10.000 Tukik
GIANYAR, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar, bersama Kelompok Konservasi Penyu Saba Asri, Desa Saba,
melepasliarkan 10.000 Tukik di Pantai Saba, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Jumat (7/8).
Kegiatan ini didukung manajemen PT Indonesian Power Unit Bali dan pegiat lingkungan. Acara tersebut dikemas dalam Bali Resik Sampah Plastik dan Melepas 10.000 Tukik ini dipimpin Bupati Gianyar diwakili Sekda Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya, diikuti instansi terkait, pimpinan OPD, ratusan warga dan wisatawan asing, dan para undangan. Pelepasan 10.000 ekor tukik dipandu Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra.
Ketua panitia acara I Made Kikik mengatakan, pelepasliaran 10.000 ekor tukik ini baru pertama kali dilaksanakan Kelompok Konservasi Penyu Saba Asri, Desa Saba. Kegiatan ini serangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional, 10 Agustus, dan HUT Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2020. ‘’Terpenting juga untuk membebaskan agar tukik bisa hidup dalam ekosistemnya di laut,’’ jelasnya.
Dia menambahkan, Kelompok Konservasi Penyu Saba Asri berdiri tahun 2014. Kelompok ini didirikan oleh warga Desa Saba karena prihatin melihat banyaknya telur penyu dan tukik dimangsa anjing liar. Pantai Saba selama ini sangat baik untuk habitat penyu bertelur. Menurutnya, sejak Januari – Agustus 2020, sedikitnya 10.385 ekor telur penyu menetas jadi tukik. ‘’Konservasi penyu yang kami lakukan ini jadi ikon Ekowisata Saba Asri menjadi salah satu konservasi penyu lekang di Bali,’’ ujar Made Kikik.
Jelas dias, konservasi itu memanfaatkan dana bantuan dari Pemerintahan Desa Saba, dan para donasi. Bangunan fisik untuk tempat konservasi sumbangan dari para pengusaha peduli penyu lekang yang makin punah.
Bupati Gianyar Made Mahayastra, dalam sambutannya dibacakan Sekda Gianyar Wisnu Wijaya mengakui, kondisi linkungan kini makin rusak karena banyaknya sampah plastik. Sampah ini tak hanya di daratan dan di laut yang menjadi ancaman bagi ekosistem. Oleh karena itu, Bupati Mahayastra menyambut baik acara Bali Resik dan Pelepasan 10.000 Tukik ini. Bupati mengharapkan kegiatan ini menjadi kampanye di bidang konservasi alam dan penyelamatan ekosistem. Bupati sangat mengapresisi kegiatan masyarakat bersama DLH, dan komponen terkait ini.
Pelepasliaran 10.000 ekor tukik itu dipandu Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra. Ribuan tukik dilepas di bibir pantai dengan ikon bendera Merah Putih yang ditancapkan di pasir pantai dan disertai pekik ‘Merdeka’. Menurut Kujus Pawitra, melepasliarkan satu ekor tukik, sama dengan membantu nyawa seekor penyu agar bisa hidup bebas ke alam.
Ratusan warga dan wisatawan asing ikut berbaur dalam acara tersebut. Hadir dalan acara itu, Komandan Lanal Denpasar Bali Kol Laut (P) Ketut Budiantara SE. Kapolres Gianyar AKBP Dewa Made Adnyana, General Manager PT Indonesia Power Unit Bali Slafianus Erwin Putranto, Danyonzipur Gianyar, WWF Bali, unsur desa Desa Saba, dan Yayasan Widyaguna. *nvi
Ketua panitia acara I Made Kikik mengatakan, pelepasliaran 10.000 ekor tukik ini baru pertama kali dilaksanakan Kelompok Konservasi Penyu Saba Asri, Desa Saba. Kegiatan ini serangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional, 10 Agustus, dan HUT Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2020. ‘’Terpenting juga untuk membebaskan agar tukik bisa hidup dalam ekosistemnya di laut,’’ jelasnya.
Dia menambahkan, Kelompok Konservasi Penyu Saba Asri berdiri tahun 2014. Kelompok ini didirikan oleh warga Desa Saba karena prihatin melihat banyaknya telur penyu dan tukik dimangsa anjing liar. Pantai Saba selama ini sangat baik untuk habitat penyu bertelur. Menurutnya, sejak Januari – Agustus 2020, sedikitnya 10.385 ekor telur penyu menetas jadi tukik. ‘’Konservasi penyu yang kami lakukan ini jadi ikon Ekowisata Saba Asri menjadi salah satu konservasi penyu lekang di Bali,’’ ujar Made Kikik.
Jelas dias, konservasi itu memanfaatkan dana bantuan dari Pemerintahan Desa Saba, dan para donasi. Bangunan fisik untuk tempat konservasi sumbangan dari para pengusaha peduli penyu lekang yang makin punah.
Bupati Gianyar Made Mahayastra, dalam sambutannya dibacakan Sekda Gianyar Wisnu Wijaya mengakui, kondisi linkungan kini makin rusak karena banyaknya sampah plastik. Sampah ini tak hanya di daratan dan di laut yang menjadi ancaman bagi ekosistem. Oleh karena itu, Bupati Mahayastra menyambut baik acara Bali Resik dan Pelepasan 10.000 Tukik ini. Bupati mengharapkan kegiatan ini menjadi kampanye di bidang konservasi alam dan penyelamatan ekosistem. Bupati sangat mengapresisi kegiatan masyarakat bersama DLH, dan komponen terkait ini.
Pelepasliaran 10.000 ekor tukik itu dipandu Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra. Ribuan tukik dilepas di bibir pantai dengan ikon bendera Merah Putih yang ditancapkan di pasir pantai dan disertai pekik ‘Merdeka’. Menurut Kujus Pawitra, melepasliarkan satu ekor tukik, sama dengan membantu nyawa seekor penyu agar bisa hidup bebas ke alam.
Ratusan warga dan wisatawan asing ikut berbaur dalam acara tersebut. Hadir dalan acara itu, Komandan Lanal Denpasar Bali Kol Laut (P) Ketut Budiantara SE. Kapolres Gianyar AKBP Dewa Made Adnyana, General Manager PT Indonesia Power Unit Bali Slafianus Erwin Putranto, Danyonzipur Gianyar, WWF Bali, unsur desa Desa Saba, dan Yayasan Widyaguna. *nvi
1
Komentar