Bupati Rayu PLN Agar Petani Dapat Subsidi Listrik
PLTS yang sudah ada dan dapat beroperasi tidak dapat dinikmati masyarakat setempat, karena daya listrik yang dihasilkan masuk ke sistem PLN
SINGARAJA, NusaBali
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana sedang melakukan pendekatan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mendapatkan subsidi listrik bagi petaninya. Listrik yang dimohonkan adalah listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa tempat yang dipakai sumber energi memompa air irigasi.
Keberadaan PLTS di sejumlah daerah di Buleleng seperti Desa Tembok dan Bondalem di Kecamatan Tejakula Buleleng sebenarnya sangat diharapkan manfaatnya oleh warga setempat, utamanya untuk pemenuhan pengairan lahan situasi kemarau saat ini.
Hanya saja PLTS yang sudah ada dan dapat beroperasi sejauh ini tak dapat dinikmati masyarakat setempat, karena daya listrik yang dihasilkan masuk ke sistem PLN dan hanya dikembalikan setengahnya dengan harga murah. Kondisi tersebut pun tak dapat dipenuhi petani karena tak sanggup membayar biaya listrik yang dipakai untuk operasional mesin pompa air.
“Panel surya kita jalan, Cuma selama ini setor dulu ke PLN sehingga untuk menarik air masih ada biaya juga. Kalau untuk MCK masuk akal, tetapi untuk pertanian harus zero. Petani tidak bisa beli air untuk mengairi lahan mereka,” ucap Agus Suradnyana.
Bupati yang juga kader partai PDI Perjuangan ini mengupayakan pendekatan dengan pengusulan ke anggota DPR RI dari Bali, I Gusti Agung Rai Wirajaya yang belum lama ini sempat ke Buleleng. Agung Rai yang mendapat pengusulan spontan dari Bupati Buleleng mengaku sependapat dengan Agus Suradnyaan terkait pemanfaatan PLTS oleh petani. Dia pun mengaku segera akan membicarakan hal tersebut kepada PLN agar pemanfaatan PLTS tidak dikenakan cash.
“Ya harusnya kalau sudah PLTS, PLN tidak usah minta lagi untuk menambah dayanya, dinolkan saja itu. Apalagi 2019 kemarin banyak persoalan kendala air, ini harus dimaksimalkan untuk mengatasi kendala ini,” jelas dia. Menurutnya pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) yang banyak mensuport mesin pompa air untuk sumur bor, masih terkendala di listrik.
Agung Rai juga menyebutkan penanganan masalah kekeringan juga sedang digenjot pembuatan sumur bor, tahun ini di Desa/Kecamatan Gerokgak dan Desa Gobleg Kecamatan Banjar. Sedangkan solusi jangka panjang, upaya mengatasi kekeringan di daerah dataran tinggi di Buleleng juga juga akan dilakukan penarikan air danau Tamblingan.*k23
Keberadaan PLTS di sejumlah daerah di Buleleng seperti Desa Tembok dan Bondalem di Kecamatan Tejakula Buleleng sebenarnya sangat diharapkan manfaatnya oleh warga setempat, utamanya untuk pemenuhan pengairan lahan situasi kemarau saat ini.
Hanya saja PLTS yang sudah ada dan dapat beroperasi sejauh ini tak dapat dinikmati masyarakat setempat, karena daya listrik yang dihasilkan masuk ke sistem PLN dan hanya dikembalikan setengahnya dengan harga murah. Kondisi tersebut pun tak dapat dipenuhi petani karena tak sanggup membayar biaya listrik yang dipakai untuk operasional mesin pompa air.
“Panel surya kita jalan, Cuma selama ini setor dulu ke PLN sehingga untuk menarik air masih ada biaya juga. Kalau untuk MCK masuk akal, tetapi untuk pertanian harus zero. Petani tidak bisa beli air untuk mengairi lahan mereka,” ucap Agus Suradnyana.
Bupati yang juga kader partai PDI Perjuangan ini mengupayakan pendekatan dengan pengusulan ke anggota DPR RI dari Bali, I Gusti Agung Rai Wirajaya yang belum lama ini sempat ke Buleleng. Agung Rai yang mendapat pengusulan spontan dari Bupati Buleleng mengaku sependapat dengan Agus Suradnyaan terkait pemanfaatan PLTS oleh petani. Dia pun mengaku segera akan membicarakan hal tersebut kepada PLN agar pemanfaatan PLTS tidak dikenakan cash.
“Ya harusnya kalau sudah PLTS, PLN tidak usah minta lagi untuk menambah dayanya, dinolkan saja itu. Apalagi 2019 kemarin banyak persoalan kendala air, ini harus dimaksimalkan untuk mengatasi kendala ini,” jelas dia. Menurutnya pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) yang banyak mensuport mesin pompa air untuk sumur bor, masih terkendala di listrik.
Agung Rai juga menyebutkan penanganan masalah kekeringan juga sedang digenjot pembuatan sumur bor, tahun ini di Desa/Kecamatan Gerokgak dan Desa Gobleg Kecamatan Banjar. Sedangkan solusi jangka panjang, upaya mengatasi kekeringan di daerah dataran tinggi di Buleleng juga juga akan dilakukan penarikan air danau Tamblingan.*k23
1
Komentar