Disparda Kembali Akan Beri Subsidi Dokar Mulai September 2020
DENPASAR, NusaBali
Setelah bertahan pasca anggaran subsidi digeser ke penanganan Covid-19 (Virus Corona) sejak April 2020 lalu, kusir dokar kini bisa kembali bernafas lega setelah berbulan-bulan bertahan mencari penumpang sendiri.
Pemkot Denpasar melalui Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) kembali merancang subsidi penumpang dokar yang rencananya diberlakukan mulai September 2020. Kadisparda Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani saat dihubungi, Minggu (9/8) mengungkapkan, pihaknya sudah merancang kembali subsidi yang sebelumnya anggaran sempat digeser ke penanganan Covid-19. Pengembalian subsidi tersebut setelah diberlakukannya penerapan tatanan kehidupan era baru sejak 9 Juli 2020 lalu.
Dengan penerapan tersebut membuat kawasan wisata juga dibuka. Sehingga pihaknya juga kembali membuka akses tempat wisata. Dengan begitu, dokar yang menjadi penunjang kawasan wisata khususnya heritage city di Kota Denpasar kembali diaktifkan. "Dengan diaktifkannya ini, kami juga harus mengembalikan program dokar gratis pada Sabtu dan Minggu. Jadi, kusir dokar juga bisa kembali menerima ongkos dari subsidi itu," jelasnya.
Dezire mengungkapkan, selama sekitar 4 bulan ini, pihaknya juga memikirkan keberlangsungan kusir dokar dimasa pandemi Covid-19 ini yang tentunya membuat mereka tanpa penghasilan. Mereka hanya mengandalkan penumpang yang bahkan sama sekali tidak ada yang ingin naik dokar karena perekonomian memang sedang anjlok. Dengan ongkos Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu saja untuk menikmati kawasan wisata, para wisatawan sekarang hampir tidak ada yang mau.
Menurut dia, pengembalian subsidi itu selain membantu kusir dokar juga kembali mempromosikan kawasan-kawasan wisata dan spot-spot yang bisa dikunjungi wisatawan. Dengan begitu, Denpasar yang memiliki sejarah yang kental bisa lebih dikenal. "Yang jelas kan kita harus pelan-pelan mengembalikan pemulihan pariwisata kita," imbuh mantan Kabid ULP Kota Denpasar ini.
Menurut Dezire, kusir dokar saat ini masih diberdayakan sebanyak 8 dokar. Sisanya pihaknya masih mencari keberadaan kusir dan pemilik dokar yang memang asli Denpasar yang nantinya bisa ikut melestarikan alat transportasi tradisional tersebut. "Kami masih melihat kondisi, kalau ramai kami akan tambah lagi. Sementara kami masih mencari dokar yang memang asli Denpasar untuk kita data dan proses seperti apa program kedepannya," tandasnya. *mis
Dengan penerapan tersebut membuat kawasan wisata juga dibuka. Sehingga pihaknya juga kembali membuka akses tempat wisata. Dengan begitu, dokar yang menjadi penunjang kawasan wisata khususnya heritage city di Kota Denpasar kembali diaktifkan. "Dengan diaktifkannya ini, kami juga harus mengembalikan program dokar gratis pada Sabtu dan Minggu. Jadi, kusir dokar juga bisa kembali menerima ongkos dari subsidi itu," jelasnya.
Dezire mengungkapkan, selama sekitar 4 bulan ini, pihaknya juga memikirkan keberlangsungan kusir dokar dimasa pandemi Covid-19 ini yang tentunya membuat mereka tanpa penghasilan. Mereka hanya mengandalkan penumpang yang bahkan sama sekali tidak ada yang ingin naik dokar karena perekonomian memang sedang anjlok. Dengan ongkos Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu saja untuk menikmati kawasan wisata, para wisatawan sekarang hampir tidak ada yang mau.
Menurut dia, pengembalian subsidi itu selain membantu kusir dokar juga kembali mempromosikan kawasan-kawasan wisata dan spot-spot yang bisa dikunjungi wisatawan. Dengan begitu, Denpasar yang memiliki sejarah yang kental bisa lebih dikenal. "Yang jelas kan kita harus pelan-pelan mengembalikan pemulihan pariwisata kita," imbuh mantan Kabid ULP Kota Denpasar ini.
Menurut Dezire, kusir dokar saat ini masih diberdayakan sebanyak 8 dokar. Sisanya pihaknya masih mencari keberadaan kusir dan pemilik dokar yang memang asli Denpasar yang nantinya bisa ikut melestarikan alat transportasi tradisional tersebut. "Kami masih melihat kondisi, kalau ramai kami akan tambah lagi. Sementara kami masih mencari dokar yang memang asli Denpasar untuk kita data dan proses seperti apa program kedepannya," tandasnya. *mis
1
Komentar