Rumah Hangus Terbakar di Tajun
Rumah tersebut rumah tua dengan instalasi listrik yang belum pernah diremajakan.
500 Kg Cengkih Kering Ikut Jadi Abu
SINGARAJA, NusaBali
Sebuah rumah permanen milik Komang Buda Sariasa,41, warga Banjar Dinas Pudeh, Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ludes terbakar, Selasa (4/10) pukul 03.00 Wita, dini hari. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun seluruh isi rumah dan harta bendanya habis terbakar. 500 kilogram (kg) cengkih kering hasil panen yang siap jual, ikut jadi abu.
Peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh anak Buda, Komang Tri Sutamayasa,17. Malam itu, ia tidur di ruang tamunya. Tepat pada pukul 03.00 Wita, ia terbangun karena merasa kepanasan. Saat membuka mata, ia melihat api sudah berkobar besar di salah satu kamar di rumah tersebut. Melihat kejadian itu, ia langsung berlari ke kamar orangtuanya dan membangunkannya.
Korban dan istrinya yang juga merasa terkejut langsung menyelamatkan diri ke luar rumah. Mereka pun tidak berani masuk kembali ke dalam rumah untuk menyelamatkan barang-barang berharganya.
Kapolsek Kubutambahan AKP Komang Sura Mariantika, seizin Kapolres Buleleng, dikonfirmasi Selasa (4/10), membenarkan kejadian tersebut. Hingga akhirnya rumah tersebut dapat dipadamkan oleh pemadam kebakaran setelah api berhasil menghanguskan isi rumah. “Setelah kami terjun ke lokasi, dugaan sementara karena konsleting listrik. Namun kami masih melakukan penyelidikan terkait kepastian penyebab kebakaran tersebut,” ujar dia.
Dugaan tersebut diperkuat saat keluarga korban menyatakan rumah tersebut adalah rumah tua yang disertai dengan instalasi listrik yang belum pernah diremajakan. Akibat kejadian tersebut korban mengaku mengalami kerugian hingga Rp 300 juta. Kerugian terakumulasi dari sejumlah barang hangus terbakar, antara lain 500 kg cengkih kering, satu unit televisi, perhiasan emas dan uang tunai Rp 10 juta. Selain itu korban juga kehilangan surat-surat berharga atas kejadian tersebut. Yakni, dua buah sertifikat tanah, tiga buah BPKB sepeda motor, KTP, KK dan akte kelahiran. Sementara itu, atas peristiwa tersebut keluarga korban nampak masih syok menerima kenyataan tersebut. Tidak seorang pun mau dimintai keterangan terkait kejadian itu. * k23
1
Komentar