Saatnya Bangkit, 7 Pelukis Pamerkan Lukisan 'Kerthamasa'
DENPASAR, NusaBali
Keluarga Alumni Gajah Mada (Kagama) Bali bekerja sama dengan Arma Museum Ubud menggelar pameran lukisan bertajuk ‘Kerthamasa’.
Pameran akan digelar selama sebulan mulai 14 Agustus hingga 14 September 2020 di Arma Museum Ubud. Pameran ini merupakan pertama kalinya untuk menandai kebangkitan para seniman di tengah pandemi Covid-19.
Pameran lukisan bertajuk ‘Kerthamasa’ ini mempersembahkan lukisan dari tujuh perupa yang tergabung dalam Kelompok Sapta Prasasta di antaranya karya dari Moelyoto, I Ketut Jaya (Kaprus), I Made Somadita, Ngurah Darma, Ni Putu Eni Astiarini, Suryani, dan Untoro. Total ada 37 karya yang ditampilkan, di mana masing-masing seniman menampilkan 4 atau 5 karya.
Arya Suharja selaku kurator dalam pameran ini mengatakan, tema 'Kerthamasa' secara etimologis bermakna masa (jeda) demi kesejahteraan berkelanjutan. Kerthamasa adalah langkah konstruktif dan pro aktif dalam idea pertanian lestari. Tema ini diambil dari khazanah tatanan tradisi kebudayaan pertanian Bali, menunjuk suatu masa ketika seluruh petani anggota subak di seluruh Pasedahan dan semua Pasedahan Agung di se-antero Bali wajib melakukan jeda menanam padi untuk satu musim tanam, dan menanam palawija.
“Presentasi Kelompok Sapta Prasasta dalam pameran ini adalah respon mereka atas situasi batas dan tawaran yang lahir dari 'Tiwikrama' di studio masing-masing di tengah pandemi Covid-19 ini,” ungkapnya, Selasa (11/8).
Dia melanjutkan, semangat di balik konsep Kerthamasa sangat relevan dihidupkan di masa kini untuk acuan memahami situasi kekinian yang sedang dialami Bali, Indonesia dan seluruh umat manusia di bumi. Bahwa alam memiliki hukum dan batas-batasnya, dan manusia mesti melakukan tindakan konstruktif dan pro aktif, mitigasi dan adaptasi di setiap persimpangan yang dilalui perkembangan peradabannya. “Pameran ini adalah ruang ekspresif untuk karya. Karya para seniman yang muncul pada saat hibernasi selama pandemi dan tidak selalu merespon isu Covid-19. Kami berusaha sebaik mungkin untuk mematuhi protokol kesehatan,” jelasnya.
Salah satu perupa, Moelyoto memenjelaskan, pameran ini bertujuan untuk memberikan situasi baru di tengah pandemi Covid-19. Meski dihadapkan dengan permasalahan global, tetapi para seniman lukis tetap berusaha untuk tidak menyurutkan niat berkesenian dan bergaul di kancah seni rupa. “Selama pandemi ini realtif loyo. Bahkan kami tidak bisa mengekspresikan budaya kita. Kami mengharapkan supaya ini bisa menjadi contoh dan motivasi untuk sektor lain,” ucapnya.
Sekadar diketahui, pameran ‘Kerthamasa’ ini diklaim menjadi pameran yang pertama setelah jeda selama pandemi Covid-19 melanda. Nantinya, pameran ini akan menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat, antara lain membatasi jumlah undangan, pembatasan jumlah orang dalam ruang pameran, pembatasan durasi acara, pengaturan jarak, pembatasan tempat duduk yang disediakam hanya 100 kursi, wajib memakai masker, cuci tangan, hingga cek suhu tubuh. *ind
1
Komentar