Pura Puser Saab Dijagokan Masuk Daftar Cagar Budaya
Pura Puser Saab, di Banjar Dehan, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, menyimpan sejumlah arca unik yang berusia ratusan tahun.
SEMARAPURA, NusaBali
Selain itu kondisi pura dan panyengker pura berbahan batu paras (padas) ini, juga masih terjaga dengan apik. Guna menjaga kelestariannya, Pemkab Klungkung menjagokan pura ini sebagai salah satu daftar cagar budaya.
Pamangku di Pura Saab, Jro Mangku Oka mengatakan, pura ini merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan, diempon 290 kepala keluarga (KK) dari tiga Desa Pakraman yakni Batumadeg, Batukandik dan Klumpu. Piodalannya jatuh pada Buda Umanis Medangsia. Pura ini terdiri dari tiga bagian Pura yakni di bagian timur Pura Batu Paras, di bagian selatan Pura Ratu Gede Dalem Selimpet dan di bagian tengah Pura Puser Saab. “Pura Puser Saab ini, satu-satu Pura Sad Kahyangan di Nusa Penida yang mempunyai banyak arca,” katanya.
Lebih lanjut, Jro Mangku Oka mengatakan Pura Puser Saab didirikan sejak zaman Prabu Renggan yang sebelumnya mendirikan Pura Puncak Mundi. Setelah selesainya palinggih antara Pura Puser Saab, beliau melanjutkan mendirikan beberapa pelinggih di Pura Puser Saab yaitu linggih Bhatara Arca yang bentuk bangunannya sama persis seperti bangunan kuil di Negara Nepal.
Kata Jro Mangku Oka, krama di Nusa Penida ketika menggelar upacara, biasanya terlebih dahulu nunas tirta di Pura Puser Saab serta memohon kelancaran upacara. Disamping itu, di pura ini juga diyakini untuk nunas (m0hon) turunnya hujan, terutama saat musim kemarau panjang. “Biasanya krama pangempon dan warga sekitar secara bersamaan datang (tangkil) untuk memohon hujan,“ katanya.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat melakukan bhakti pengayar beberapa waktu lalu, menyampaikan keberadaan Pura Saab harusnya masuk cagar budaya. Ada sesuatu unik disini disamping arsitek bangunan masih terjaga kelestariannya terutama paling menonjol tembok panyengker menggunakan batu padas. “Nanti kita daftarkan menjadi cagar budaya,” katanya.
Bupati Suwirta mengakui hampir semua pura di Nusa Penida belum didaftarkan, nanti akan diinvestarisasikan dulu, baru didaftarkan sebagai cagar budaya. * wa
Pamangku di Pura Saab, Jro Mangku Oka mengatakan, pura ini merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan, diempon 290 kepala keluarga (KK) dari tiga Desa Pakraman yakni Batumadeg, Batukandik dan Klumpu. Piodalannya jatuh pada Buda Umanis Medangsia. Pura ini terdiri dari tiga bagian Pura yakni di bagian timur Pura Batu Paras, di bagian selatan Pura Ratu Gede Dalem Selimpet dan di bagian tengah Pura Puser Saab. “Pura Puser Saab ini, satu-satu Pura Sad Kahyangan di Nusa Penida yang mempunyai banyak arca,” katanya.
Lebih lanjut, Jro Mangku Oka mengatakan Pura Puser Saab didirikan sejak zaman Prabu Renggan yang sebelumnya mendirikan Pura Puncak Mundi. Setelah selesainya palinggih antara Pura Puser Saab, beliau melanjutkan mendirikan beberapa pelinggih di Pura Puser Saab yaitu linggih Bhatara Arca yang bentuk bangunannya sama persis seperti bangunan kuil di Negara Nepal.
Kata Jro Mangku Oka, krama di Nusa Penida ketika menggelar upacara, biasanya terlebih dahulu nunas tirta di Pura Puser Saab serta memohon kelancaran upacara. Disamping itu, di pura ini juga diyakini untuk nunas (m0hon) turunnya hujan, terutama saat musim kemarau panjang. “Biasanya krama pangempon dan warga sekitar secara bersamaan datang (tangkil) untuk memohon hujan,“ katanya.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat melakukan bhakti pengayar beberapa waktu lalu, menyampaikan keberadaan Pura Saab harusnya masuk cagar budaya. Ada sesuatu unik disini disamping arsitek bangunan masih terjaga kelestariannya terutama paling menonjol tembok panyengker menggunakan batu padas. “Nanti kita daftarkan menjadi cagar budaya,” katanya.
Bupati Suwirta mengakui hampir semua pura di Nusa Penida belum didaftarkan, nanti akan diinvestarisasikan dulu, baru didaftarkan sebagai cagar budaya. * wa
Komentar