Fahri Hamzah: Soekarno–Hatta Pemimpin yang Memukau
JAKARTA, NusaBali
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah, menegaskan sosok Soekarno – Hatta merupakan pemimpin yang memukau.
Hal itu dikatakan Fahri Hamzah saat orasi kepemimpinan bertajuk ,Bangkit dari Krisis, Menjadi Kekuatan Kelima Dunia’, dan membuka acara Gelora Kemerdekaan 2020. Dia pun berharap akan lahir pemimpin Indonesia seperti itu lagi.
“Pemimpin besar harus kita lahirkan. Kita akan melatih kepemimpinan, persiapkan pemimpin yang pikirannya tidak mudah tergoyahkan. Berhati bersih, berkarakter, dan pemimpin yang memukau, memiliki pesona seperti Soekarno dan Mohammad Hatta,” kata Fahri dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/8).
Menurut Fahri, Soekarno adalah sosok pemuda yang memiliki mimpi dan cita-cita untuk mempersatukan bangsa Indonesia, merdeka atau mati. Oleh karena itu, tercetuslah untuk membacakan naskah proklamasi agar Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
“Saat membacakan teks proklamasi pada pagi hari itu, Bung Karno demam. Namun beliau belum membacakan sampai Bung Hatta datang. Bung Karno melihat pentingnya arti Bung Hatta sebagai perwakilan Sumatera. Setelah beliau (Bung Hatta) datang akhirnya teks proklamasi dibacakan,” ucap Fahri.
Dengan teks proklamasi sederhana yang dibacakan oleh Soekarno–Hatta itu, Indonesia telah menggetarkan dunia dan menggelegarkan langit di angkasa sehingga Sang Saka Merah Putih mendunia. “Dalam keadaan masih menggigil Bung Karno bergumam, ketika bendera Merah putih dikibarkan di depan bangsa Indonesia, maka siapa pun yang menurunkan bendera Merah Putih akan berhadapan dengan seluruh bangsa Indonesia,” tegas Fahri.
Mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014–2019 ini, mengatakan, pemimpin seperti Soekarno–Hatta akan disiapkan oleh Partai Gelora melalui Akademi Pemimpin Indonesia (API) yang akan mereka luncurkan pada 17 Agustus 2020. “API akan mendidik pemimpin eksklusif, pemimpin berkarakter dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote,” ucap Fahri.
Bagi Fahri, seorang pemimpin harus memiliki kekuatan dalam narasi dan realitas. Dengan begitu, pemimpin tersebut bisa menjadikan Indonesia ‘juara dunia’ atau paling tidak kekuatan kelima dunia. “Inilah waktunya, momentumnya. Semua harus berproses dan bergerak cepat. Kita akan terus yakinkan agar bisa menjadi kekuatan kelima dunia. Mudah-mudahan kita punya pemimpin dan dengan dirinya sendiri menjadi juara dunia,” tandas Fahri.
Fahri juga mengatakan keberhasilan bangsa Indonesia mempersatukan nusantara yang memiliki keberagaman, bisa menjadi dasar bagi Indonesia untuk menyatukan dunia.
Langkah itu menurut dia dapat dilakukan dengan dukungan ideologi Pancasila yang menjadi alat pemersatu dan menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia.
“Realitasnya Indonesia sudah menjadi bangsa besar selama 75 tahun sekarang. Keberagaman yang terdiri dari 17 ribu pulau lebih ini tetap bersatu, tentu saja membuat kagum bangsa-bangsa dunia. Ini bisa menjadi format untuk menyatukan dunia,” kata Fahri.
Menurut dia, krisis saat ini bisa menjadi narasi dari kerja besar bangsa Indonesia yang akan mengantarkannya menjadi kekuatan ekonomi dunia, sederajat dengan bangsa-bangsa di dunia, atau sebaliknya.
Fahri menilai saat ini adalah waktunya bagi Indonesia untuk bangkit, menjadi bangsa besar, tetapi ada pertanyaan besar, apakah keyakinan itu bisa dijalankan dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi kekuatan kelima di dunia sebagai pemimpin peradaban. *k22, ant
Komentar