Dirayakan Sederhana, Yayasan Sayangi Bali Ingatkan Berpacaran Sehat
DENPASAR, NusaBali
Perayaan 75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini memang harus dilakukan secara sederhana.
Namun bukan berarti tidak dibarengi dengan semangat dan kegembiraan. Seperti yang dilakukan oleh Yayasan Sayangi Bali yang khusus merawat bayi dan anak terlantar. Mereka merayakan kemerdekaan dengan cara yang sederhana, Minggu (16/8) malam.
Berbagai kegiatan dilakukan seperti doa bersama, menyanyi bersama, dan lomba-lomba. Pendiri Yayasan Sayangi Bali, Dewa Putu Wirata mengatakan, lomba-lomba digelar secara spontanitas, seperti lomba berebut duduk kursi bagi perawat dan orang dewasa, serta lomba menggigit permen yang ditancapkan dalam buah melon. “Kami adakan perayaan kecil-kecilan hanya intern yayasan saja. Mengingat situasi juga lagi begini, kami terapkan protokol kesehatan dengan tidak mengundang donatur ataupun masyarakat sekitar,” jelasnya.
Melalui perayaan 75 tahun Kemerdekaan RI, Dewa Wirata berdoa Indonesia memiliki harapan baru untuk segera bangkit. Karena saat ini masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya. “Kita tidak boleh patah semangat. Jangan lupa tetap berbagi di tengah pandemi. Kita harus saling rangkul dalam situasi seperti ini,” katanya.
Di sisi lain, Dewa Wirata juga berharap kasus pembuangan anak bisa ditekan, karena anak berhak hidup bahagia, bukan ditelantarkan. Dewa Wirata mengingatkan agar pasangan remaja maupun dewasa yang tengah dalam masa berpacaran agar menerapkan gaya pacaran yang sehat. Para pasangan juga diharapkan bertanggung jawab secara sadar untuk merawat buah hati yang dilahirkan, bukan dibuang begitu saja. “Kami tetap mengingatkan para pasangan agar bertanggungjawab atas bayi yang dilahirkan. Kami sangat berharap kasus pembuangan bayi bisa ditekan,” katanya.
Selain perayaan diisi dengan lomba-lomba, Yayasan Sayangi Bali dalam kesempatan tersebut kembali mengingatkan para perawat akan pentingnya langkah-langkah perawatan bayi, meskipun hal-hal tersebut sudah dilakukan setiap hari. Perawat memandikan serta merawat bayi kemudian dinilai oleh dokter yayasan tersebut. “Perawatan bayi mulai dari cara memandikan, ganti baju, memasakkan makanan, dan lain-lain. Kami mencoba merefresh ulang atau mengingat kembali bagaimana perawat dalam memandikan serta merawat bayi yang benar. Karena kebanyakan bayi yang kami terima di sini berusia beberapa hari dan tali pusarnya belum putus,” ungkap dokter Yayasan Sayangi Bali, dr Dewa Ayu Lisna Ningrum SKed.
“Di samping itu, karena ilmu keperawatan bayi juga selalu berkembang, sekaligus kami ingatkan perawat yang ada di sini. Sehingga perawat di sini juga up to date dengan perkembangan terkini,” tandas dr Lisna. *ind
Berbagai kegiatan dilakukan seperti doa bersama, menyanyi bersama, dan lomba-lomba. Pendiri Yayasan Sayangi Bali, Dewa Putu Wirata mengatakan, lomba-lomba digelar secara spontanitas, seperti lomba berebut duduk kursi bagi perawat dan orang dewasa, serta lomba menggigit permen yang ditancapkan dalam buah melon. “Kami adakan perayaan kecil-kecilan hanya intern yayasan saja. Mengingat situasi juga lagi begini, kami terapkan protokol kesehatan dengan tidak mengundang donatur ataupun masyarakat sekitar,” jelasnya.
Melalui perayaan 75 tahun Kemerdekaan RI, Dewa Wirata berdoa Indonesia memiliki harapan baru untuk segera bangkit. Karena saat ini masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya. “Kita tidak boleh patah semangat. Jangan lupa tetap berbagi di tengah pandemi. Kita harus saling rangkul dalam situasi seperti ini,” katanya.
Di sisi lain, Dewa Wirata juga berharap kasus pembuangan anak bisa ditekan, karena anak berhak hidup bahagia, bukan ditelantarkan. Dewa Wirata mengingatkan agar pasangan remaja maupun dewasa yang tengah dalam masa berpacaran agar menerapkan gaya pacaran yang sehat. Para pasangan juga diharapkan bertanggung jawab secara sadar untuk merawat buah hati yang dilahirkan, bukan dibuang begitu saja. “Kami tetap mengingatkan para pasangan agar bertanggungjawab atas bayi yang dilahirkan. Kami sangat berharap kasus pembuangan bayi bisa ditekan,” katanya.
Selain perayaan diisi dengan lomba-lomba, Yayasan Sayangi Bali dalam kesempatan tersebut kembali mengingatkan para perawat akan pentingnya langkah-langkah perawatan bayi, meskipun hal-hal tersebut sudah dilakukan setiap hari. Perawat memandikan serta merawat bayi kemudian dinilai oleh dokter yayasan tersebut. “Perawatan bayi mulai dari cara memandikan, ganti baju, memasakkan makanan, dan lain-lain. Kami mencoba merefresh ulang atau mengingat kembali bagaimana perawat dalam memandikan serta merawat bayi yang benar. Karena kebanyakan bayi yang kami terima di sini berusia beberapa hari dan tali pusarnya belum putus,” ungkap dokter Yayasan Sayangi Bali, dr Dewa Ayu Lisna Ningrum SKed.
“Di samping itu, karena ilmu keperawatan bayi juga selalu berkembang, sekaligus kami ingatkan perawat yang ada di sini. Sehingga perawat di sini juga up to date dengan perkembangan terkini,” tandas dr Lisna. *ind
1
Komentar