Inter Milan Pesta Gol di Gawang Shakhtar
Melaju ke Final Liga Europa Hadapi Sevilla
Kegagalan musim ini di kompetisi domestik memacu Nerazzuri meraih trofi Liga Europa menghadapi Sevilla yang lebih dulu menyingkirkan Manchester United.
DUSSELDORF, NusaBali
Inter Milan berpesta lima gol saat menang 5-0 atas Shakhtar Donetsk, pada pertandingan semifinal Liga Europa yang dimainkan tanpa penonton di Merkur Spiel-Arena, Dusseldorf, Jerman, Senin (17/8) waktu setempat atau Selasa dini hari Wita. Hasil meyakinkan itu membuat Inter mengamankan laju ke pertandingan final melawan Sevilla, yang akan dimainkan di Stadion RheinEnergie, Koln, pada Jumat (21/8).
Inter mendapatkan gol pertama dari Lautaro Martinez (19') sebelum turun minum. Pada babak kedua pasukan Antonio Conte menambah empat gol lagi kontribusi dari Danilo D'Ambrosio (64'), Martinez (74'), dan dwigol Romelu Lukaku (78', 64'). Kendati menang telak, pelatih Inter Antonio Conte menyebut Shakhtar sebagai tim kuat dan publik sebaiknya tidak terkecoh bahwa skor telak yang diraih Inter bukanlah karena perbedaan kelas kedua tim. "Kami mencapai final dengan mengalahkan tim yang sangat kuat, jangan terkecoh karena skor akhir pertandingan," kata Conte dalam komentar pascalaga dilansir laman resmi UEFA. "Kami tampil baik bisa mencegah mereka memainkan penampilan terbaik. Para pemain tampil sebagaimana seharusnya di pertandingan kelas Eropa," ujarnya menambahkan.
Conte juga menegaskan bahwa raihan mencapai final itu memberi kesempatan bagi ia dan para pemainnya untuk menebus kesalahan di sepanjang musim ini, di mana mereka cuma bisa finis sebagai runner-up di Liga Italia Serie A. "Para pemain paham betapa saya menginginkan musim berakhir dengan baik. Kami bekerja begitu keras dan belajar banyak dari kesalahan sepanjang musim ini," katanya. "Kami finis kedua di Serie A dan sekarang mencapai final Liga Europa. Mari dinikmati sejenak, sebelum bersiap untuk laga final," ujar Conte melengkapi.
Baik Inter maupun Shakhtar mengawali pertandingan dengan hati-hati sambil memainkan tempo sedang. Memasuki pertengahan babak pertama Inter baru mampu mencuri gol pada menit ke-19, yang disebabkan bola tanggung dari kiper Shakhtar Andriy Pyatov.
Pola permainan pada awal babak kedua tidak berbeda dengan sebelum turun minum, ketika Inter membiarkan Shakhtar lebih banyak menguasai bola. Nerazzurri menggandakan keunggulan saat bola tendangan sudut Marcelo Brozovic disambut sundulan D'Ambrosio untuk melesak masuk ke gawang Shakhtar.
Inter mendapatkan gol ketiganya dari kerja sama apik para pemain diawali dari pergerakan Brozovic yang memotong operan bola Shakhtar, Lukaku kemudian mengirimkan umpan mudah untuk diselesaikan Martinez yang melepaskan sepakan akurat ke sudut kiri gawang Pyatov.
Martinez ganti menjadi pemberi assist untuk gol keempat Inter. Umpan pendeknya dengan mudah diselesaikan sepakan kaki kiri Lukaku menjadi gol.
Penyerang internasional Belgia itu mengemas gol keduanya sekaligus gol kelima Inter pada fase akhir pertandingan. Setelah menerima operan dari Stefan de Vrij, Lukaku yang berada di area pertahanan Shakhtar menggiring bola tanpa dapat dihentikan Davit Khocholava, untuk kemudian melepaskan sepakan kaki kanan yang menjadi gol penutup. Nerazzurri sendiri tiga kali menjadi juara kasta kedua Eropa, di era Piala UEFA pada 1991 dan 1994. *ant
Inter Milan berpesta lima gol saat menang 5-0 atas Shakhtar Donetsk, pada pertandingan semifinal Liga Europa yang dimainkan tanpa penonton di Merkur Spiel-Arena, Dusseldorf, Jerman, Senin (17/8) waktu setempat atau Selasa dini hari Wita. Hasil meyakinkan itu membuat Inter mengamankan laju ke pertandingan final melawan Sevilla, yang akan dimainkan di Stadion RheinEnergie, Koln, pada Jumat (21/8).
Inter mendapatkan gol pertama dari Lautaro Martinez (19') sebelum turun minum. Pada babak kedua pasukan Antonio Conte menambah empat gol lagi kontribusi dari Danilo D'Ambrosio (64'), Martinez (74'), dan dwigol Romelu Lukaku (78', 64'). Kendati menang telak, pelatih Inter Antonio Conte menyebut Shakhtar sebagai tim kuat dan publik sebaiknya tidak terkecoh bahwa skor telak yang diraih Inter bukanlah karena perbedaan kelas kedua tim. "Kami mencapai final dengan mengalahkan tim yang sangat kuat, jangan terkecoh karena skor akhir pertandingan," kata Conte dalam komentar pascalaga dilansir laman resmi UEFA. "Kami tampil baik bisa mencegah mereka memainkan penampilan terbaik. Para pemain tampil sebagaimana seharusnya di pertandingan kelas Eropa," ujarnya menambahkan.
Conte juga menegaskan bahwa raihan mencapai final itu memberi kesempatan bagi ia dan para pemainnya untuk menebus kesalahan di sepanjang musim ini, di mana mereka cuma bisa finis sebagai runner-up di Liga Italia Serie A. "Para pemain paham betapa saya menginginkan musim berakhir dengan baik. Kami bekerja begitu keras dan belajar banyak dari kesalahan sepanjang musim ini," katanya. "Kami finis kedua di Serie A dan sekarang mencapai final Liga Europa. Mari dinikmati sejenak, sebelum bersiap untuk laga final," ujar Conte melengkapi.
Baik Inter maupun Shakhtar mengawali pertandingan dengan hati-hati sambil memainkan tempo sedang. Memasuki pertengahan babak pertama Inter baru mampu mencuri gol pada menit ke-19, yang disebabkan bola tanggung dari kiper Shakhtar Andriy Pyatov.
Pola permainan pada awal babak kedua tidak berbeda dengan sebelum turun minum, ketika Inter membiarkan Shakhtar lebih banyak menguasai bola. Nerazzurri menggandakan keunggulan saat bola tendangan sudut Marcelo Brozovic disambut sundulan D'Ambrosio untuk melesak masuk ke gawang Shakhtar.
Inter mendapatkan gol ketiganya dari kerja sama apik para pemain diawali dari pergerakan Brozovic yang memotong operan bola Shakhtar, Lukaku kemudian mengirimkan umpan mudah untuk diselesaikan Martinez yang melepaskan sepakan akurat ke sudut kiri gawang Pyatov.
Martinez ganti menjadi pemberi assist untuk gol keempat Inter. Umpan pendeknya dengan mudah diselesaikan sepakan kaki kiri Lukaku menjadi gol.
Penyerang internasional Belgia itu mengemas gol keduanya sekaligus gol kelima Inter pada fase akhir pertandingan. Setelah menerima operan dari Stefan de Vrij, Lukaku yang berada di area pertahanan Shakhtar menggiring bola tanpa dapat dihentikan Davit Khocholava, untuk kemudian melepaskan sepakan kaki kanan yang menjadi gol penutup. Nerazzurri sendiri tiga kali menjadi juara kasta kedua Eropa, di era Piala UEFA pada 1991 dan 1994. *ant
Komentar