nusabali

PHRI Sebut Pariwisata Masih Sepi Hingga 2021

  • www.nusabali.com-phri-sebut-pariwisata-masih-sepi-hingga-2021

JAKARTA, NusaBali
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebutkan sektor pariwisata menjadi sektor yang pemulihannya lambat dibanding sektor lain.

“Kita tahu semenjak covid-19 merebak di Indonesia pada pertengahan Maret, di pariwisata langsung mengalami dampak paling awal, kami sebut pariwisata mati suri karena masih awal tahun kita punya proyeksi yang sudah dibuat akhirnya semuanya ambyar,” kata Sekretaris Badan Pengurus Daerah Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI DIY) Herman Tony, dalam webinar Stimulus Keringanan Tarif Listrik, Selasa (18/8).

Menurutnya, sektor pariwisata hingga saat ini belum mengalami perkembangan signifikan. Hal ini karena masih ada batasan pergerakan orang. Padahal pariwisata dapat hidup kembali jika ada pergerakan orang.

Sebagai contoh, dia menyebutkan Malioboro yang jadi ikon pariwisata di Yogyakarta yang biasa ramai, namun setelah pandemi Covid-19 otomatis sepi pergerakan orang. Hal itu berpengaruh pada perkembangan elemen lainnya seperti hunian hotel.

“Kita bisa lihat rangkuman dari BPS data April 2019 versus April 2020 itu tingkat penghunian Kamar masih 53,90 persen. Namun begitu April 2020 langsung melorot sangat signifikan jatuh menjadi 12,67 persen dan seterusnya semakin turun,” ujar Herman Tony, dilansir Liputan6.com.

Kendati begitu, perkembangan sektor pariwisata dan hotel pada Juni 2020 mengalami kenaikan sebesar 19,70 persen. Padahal operasional hotel itu bisa bernafas lega jika pertumbuhannya hingga 50 persen.

Karena itulah PHRI pusat dan daerah, kata Herman Tony, untuk sementara sampai tahun depan belum dapat mengharapkan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik seperti tahun-tahun sebelumnya. Lantaran hingga saat ini transportasi masih dibatasi.

“Mungkin ada daerah yang sudah siap menerima tamu (wisatawan), tapi dari daerah asal masih ada perbatasan pergerakan. Maka akan mempengaruhi kegiatan pariwisata ekonomi di destinasi tertentu yang akhirnya bisa dilihat dari tingkat hunian kamar hotel di destinasi tersebut,” kata Herman Tony.*

Komentar