Danau Buyan Rancang Area Camping hingga Rumah Pohon
Danau Buyan akan dibagi dalam empat zona dan mengusung konsep wisata massa, wisata khusus dan wisata kombinasi.
SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng merampungkan Detail Enginering Design (DED) penataan Danau Buyan di wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Dalam rancangan penataan Taman Wisata Alam (TWA) Danau Buyan akan dibagi menjadi empat zona yang diperuntukkan bagi tempat camping (camping groud) hingga rumah pohon (tree house). Penataan Danau Buyan itu terungkap saat pemaparan DED oleh PT Kencana Adi Karma di ruang rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Rabu (19/8).
Arsitek PT Kencana Adi Karma, Putu Andre Wicaksana Putra, bersama timnya memaparkan kawasan Danau Buyan dibagi menjadi tiga konsep yakni mass tourism (wisata massal), special tourism (wisata khusus) dan thematic tourism (wisata kombinasi). “Jujur saja kami dari perencana tidak merasa terlalu kesulitan menata itu, karena sebenarnya itu sudah jadi. Kami tinggal melihat apa yang belum ada dan menfasilitasi,” katanya.
Andre Wicaksana melanjutkan bahwa danau tak akan terintervensi dengan kegiatan bermesin. “Jadi kami sangat enjoy menatanya, dan tak ada bangunan yang permanen dan seluruhnya dirancang benar-benar untuk TWA,” kata Andre sembari menyebut untuk penataan awal di zona 1 sesuai DED yang sudah dikerjakan memerlukan anggaran Rp 350 miliar.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menegaskan bahwa penataan kawasan Danau Buyan dilakukan setelah Pemkab Buleleng mendapatkan lampu hijau dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali yang berwenang atas hutan dan danau di Bali. Hanya saja kesempatan yang diberikan untuk penataan TWA ditekankan tetap menjaga Sumber Daya Alam (SDA) yang ada. “Selain lampu hijau dari BKSDA juga melihat potensi Dana Buyan, tanah Hak Guna Bangunan Bali Handara yang habis, sehingga bisa dapat space lebih luas kebetulan dari shortcut kita dapat tanah urug untuk menata Danau Buyan,” jelas Suradnyana.
Rencana penataan Danau Buyan juga akan dipetakan kembali seperti penataan aliran air yang bermuara ke Danau Buyan dengan melibatkan Badan Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida. Seperti air lumpur yang terbawa dari gerusan bukit gundul di sisi selatan danau yang disebut-sebut menjadi penyumbang pendangkalan Danau Buyan selama ini. “Setelah ini saya akan ngomong ke Provinsi, BWS, BKSDA juga untuk bersinergi dalam penataan ini sesuai tugas dan fungsi kewenangannya,” tegas dia.
Dia juga menjelaskan ke depannya juga akan dilakukan penataan aset di sekitar Danau Buyan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) dan menjalin pola kemitraan dengan masyarakat pemilik lahan. Termasuk pertimbangan kawasan suci di sekitar danau juga tak luput dari rancangan pengembangan. “Soal kesucian kawasan saya selaku orang Bali pasti memperhitungkan itu tetapi tanpa menghambat pemberdayaan masyarakat juga,” jelas dia.
Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa yang juga hadir dalam pemaparan DED mengaku sangat setuju dengan pengembangan wisata Buleleng bagian atas. “Dari dulu kami menunggu pengembangan pariwisata Buleleng atas terwujud karena potensinya sangat luar biasa. Kami intinya dari DPRD memberikan apresiasi bahkan mendorong biar cepat terwujud. Tinggal pendekatan dengan pemilik tanah, bangun komunikasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan dalam berproses tidak ada riak-riak,” jelas kader PDI Perjuangan asal Desa Selat Kecamatan Sukasada ini. *k23
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng merampungkan Detail Enginering Design (DED) penataan Danau Buyan di wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Dalam rancangan penataan Taman Wisata Alam (TWA) Danau Buyan akan dibagi menjadi empat zona yang diperuntukkan bagi tempat camping (camping groud) hingga rumah pohon (tree house). Penataan Danau Buyan itu terungkap saat pemaparan DED oleh PT Kencana Adi Karma di ruang rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Rabu (19/8).
Arsitek PT Kencana Adi Karma, Putu Andre Wicaksana Putra, bersama timnya memaparkan kawasan Danau Buyan dibagi menjadi tiga konsep yakni mass tourism (wisata massal), special tourism (wisata khusus) dan thematic tourism (wisata kombinasi). “Jujur saja kami dari perencana tidak merasa terlalu kesulitan menata itu, karena sebenarnya itu sudah jadi. Kami tinggal melihat apa yang belum ada dan menfasilitasi,” katanya.
Andre Wicaksana melanjutkan bahwa danau tak akan terintervensi dengan kegiatan bermesin. “Jadi kami sangat enjoy menatanya, dan tak ada bangunan yang permanen dan seluruhnya dirancang benar-benar untuk TWA,” kata Andre sembari menyebut untuk penataan awal di zona 1 sesuai DED yang sudah dikerjakan memerlukan anggaran Rp 350 miliar.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menegaskan bahwa penataan kawasan Danau Buyan dilakukan setelah Pemkab Buleleng mendapatkan lampu hijau dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali yang berwenang atas hutan dan danau di Bali. Hanya saja kesempatan yang diberikan untuk penataan TWA ditekankan tetap menjaga Sumber Daya Alam (SDA) yang ada. “Selain lampu hijau dari BKSDA juga melihat potensi Dana Buyan, tanah Hak Guna Bangunan Bali Handara yang habis, sehingga bisa dapat space lebih luas kebetulan dari shortcut kita dapat tanah urug untuk menata Danau Buyan,” jelas Suradnyana.
Rencana penataan Danau Buyan juga akan dipetakan kembali seperti penataan aliran air yang bermuara ke Danau Buyan dengan melibatkan Badan Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida. Seperti air lumpur yang terbawa dari gerusan bukit gundul di sisi selatan danau yang disebut-sebut menjadi penyumbang pendangkalan Danau Buyan selama ini. “Setelah ini saya akan ngomong ke Provinsi, BWS, BKSDA juga untuk bersinergi dalam penataan ini sesuai tugas dan fungsi kewenangannya,” tegas dia.
Dia juga menjelaskan ke depannya juga akan dilakukan penataan aset di sekitar Danau Buyan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) dan menjalin pola kemitraan dengan masyarakat pemilik lahan. Termasuk pertimbangan kawasan suci di sekitar danau juga tak luput dari rancangan pengembangan. “Soal kesucian kawasan saya selaku orang Bali pasti memperhitungkan itu tetapi tanpa menghambat pemberdayaan masyarakat juga,” jelas dia.
Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa yang juga hadir dalam pemaparan DED mengaku sangat setuju dengan pengembangan wisata Buleleng bagian atas. “Dari dulu kami menunggu pengembangan pariwisata Buleleng atas terwujud karena potensinya sangat luar biasa. Kami intinya dari DPRD memberikan apresiasi bahkan mendorong biar cepat terwujud. Tinggal pendekatan dengan pemilik tanah, bangun komunikasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan dalam berproses tidak ada riak-riak,” jelas kader PDI Perjuangan asal Desa Selat Kecamatan Sukasada ini. *k23
1
Komentar