nusabali

Industri Pariwisata Fokus Garap Wisatawan Domestik

  • www.nusabali.com-industri-pariwisata-fokus-garap-wisatawan-domestik

DENPASAR, NusaBali
Pelaku industri pariwisata Bali mengaku bisa memahami Pemprov Bali yang tidak terburu-buru membuka Bali untuk wisatawan mancanegara  dengan alasan perlu kajian matang terkait perkembangan pandemi Covid-19.

Karena itu pelaku pariwisata siap patuh, dengan harapan agar wisatawan domestik bisa digenjot semaksimal mungkin ke Bali. Hal tersebut disampaikan kalangan pelaku pariwisata Bali, Minggu (23/8)

Untuk bisa bertahan, para pelaku pariwisata pun menyatakan siap menggarap potensi wisatawan domestik “Terutama wisdom dengan tujuan kegiatan seperti meeting dan sejenisnya,” ujar Sang Putu Eka Pertama, GM The ONE Legian Hotel di Legian Kuta. Karena lanjutnya, kegiatan-kegiatan dalam bentuk pertemuan, rapat-rapat itulah salah satu potensi wisdom  yang diharap bisa digarap dalam kondisi pelik saat ini. Hal itu mengacu imbauan pemerintah, agar kementerian, lembaga, dinas-dinas lebih sering menyelenggarakan kegiatan di Bali. “Kalau wisdom  yang murni leasure rupanya masih sulit,”ujarnya.

Mengapa masih sulit ? Menurut Eka Pertama, tentunya mereka (wisdom) akan lebih berpikir lagi, setelah memastikan Bali belum bisa dibuka untuk wisman. Karena tujuan wisdom ke Bali, juga ingin melihat orang asing (wisman). Akibat Bali belum buka untuk wisman, tentu berpengaruh terhadap antusias wisdom datang ke Bali.Secara psikologis penundaan tersebut pasti berpengaruh terhadap keinginan wisdom datang ke Bali.

“Jadi kita tunggu sampai dengan kondisi benar- benar kondusif sampai akhir tahun nanti,” ujarnya. Dampak lain dari penundaan buka tersebut, kemungkinan usaha wisata yang punya pinjaman atau kredit di bank harus menegosiasi ulang pengembalian kreditnya ke bank. “Karena otomatis belum ada pemasukan,” ujarnya.

Putu Eddo Arthawan, Manajer Maya Hotel Sanur penundaan dibukanya Bali untuk wisman diakui mengecewakan. Karena industri khususnya hotel sudah bersiap-siap menunggu pembukaan 11 September. “Ya rupanya kita harus fokus ke domestik sampai  akhir tahun,” ujar Eddo.

Meski di kawasan Sanur, sulit untuk menjaring wisdom namun para praktisi pariwisata di kawasan ini harus berusaha untuk mendapatkannya. Area atau kawasan wisata Sanur, segmennya dominan wisman terutama dari kawasan Eropa, Amerika Serikat  dan lainnya. Namun agar bisa bertahan, wisdompun siap digarap. “Kita mungkin fokus di pemerintahan (rapat atau pertemuan) coorporate business meeting-meeting skala kecil akan kita garap,” ujar Eddo. Termasuk persiapan untuk buka restoran.“Memang susah kalau international market tak dibuka,” ujarnya.

Eddo mengaku akan tetap nuwasen (memulai) membuka hotel per 11 September secara terbatas. Alasannya, karena pada 11 September tersebut merupakan dewasa ayu atau hari baik. “Karena itu tetap kita buka dengan layanan  secara terbatas dengan memaksimalkan domestic market,” ujarnya.

Lepas rasa kecewa tersebut, Eddo mengaku bisa mengerti dan paham terhadap langkah pemerintah. Karena kalau dibuka, sementara negara lain belum mengizinkan warga negaranya keluar. Takutnya ada klaster baru. Karena itulah Tenaga atau personel yang sebelumnya dirumahkan untuk sementara jelas belum bisa dipekerjakan kembali. “Padahal kalau buka (market internasional), kita janji akan mempekerjakan kembali,” ujarnya. *k17

Komentar