Tiga Tahun Lagi, TPA Mandung Diperkirakan Overload
Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Mandung yang berlokasi di Banjar Mandung Kangin, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Tabanan diperkirakan akan overload maksimal tiga tahun kedepan.
TABANAN, NusaBali
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Tabanan, I Wayan Sugatra, Jumat (7/10).
Disebutkan, pada tahun 2014, TPA Mandung menerima kiriman sampah dari DKP, sebanyak 55.685 meter kubik dan sampah swasta sebanyak 1.934 meter kubik. “Jadi, TPA Mandung rata-rata menerima sampah DKP sebanyak 4.640 meter kubik per bulan atau 152,5 meter kubik per hari, dan sampah swasta sebanyak 161 meter kubik per bulan atau 5,2 meter kubik per hari,” ungkap Sugatra.
Sementara pada tahun 2015, TPA menerima sampah dari DKP sebanyak 4.573,5 meter kubik per bulan atau 149,6 meter kubik per hari serta 898 meter kubik sampah swasta per bulan atau 29,3 meter kubik per hari. “Sedangkan di tahun 2016 ini sampah yang diterima TPA Mandung per harinya mencapai 250 meter kubik,” ujarnya.
Sugatra menjelaskan, saat ini TPA Mandung yang memiliki luas keseluruhan mencapai 2,5 hektare dibagi dalam tiga zona aktif, yakni zona I, zona II, dan zona III yang diolah menggunakan sistem control landfill yakni peningkatan dari sistem/metode open dumping yang sebelumnya diterapkan. Open dumping yaitu metode penimbunan terbuka dan sering disebut metode kuno. Pada tahap ini sampah dikumpulkan dan ditimbun bagitu saja dalam lubang yang dibuat pada TPA.
Sementara dalam sistem control landfill ini, jelas Sugatra, sampah yang telah tertimbun di TPA akan ditumpuk dan diratakan oleh tanah maupun bebatuan dan dipadatkan dengan bantuan alat berat seperti buldozer. "Jika sampah yang ditimbun sudah setinggi 1 meter, maka akan kita ratakan dengan tanah dengan ketebalan 30 centimeter. Dan itu kita lakukan satu bulan dua kali," jelasnya.
Menurutnya, saat ini zona III berada dalam kondisi sudah tertutupi dengan tanah dan sudah ditumbuhi rumput dan tidak akan lagi melakukan pengolahan di sana. Sementara itu, zona I baru saja usai dilapisi dengan tanah, dan saat ini hanya zona II yang masih bergerak. “Kami bersyukur mendapatkan bantuan alat berat sehingga dapat mempermudah sistem control landfill tersebut berjalan,” kata Sugatra. Untuk mengantisipasi TPA Mandung ini overload, kata dia, Pemkab Tabanan mengantisipasinya dengan menyiapkan lahan alternatif seluas 32 are yang lokasi di timur TPA. “Kini tinggal membangun tanggulnya saja,” kata Sugatra. * cr61
Disebutkan, pada tahun 2014, TPA Mandung menerima kiriman sampah dari DKP, sebanyak 55.685 meter kubik dan sampah swasta sebanyak 1.934 meter kubik. “Jadi, TPA Mandung rata-rata menerima sampah DKP sebanyak 4.640 meter kubik per bulan atau 152,5 meter kubik per hari, dan sampah swasta sebanyak 161 meter kubik per bulan atau 5,2 meter kubik per hari,” ungkap Sugatra.
Sementara pada tahun 2015, TPA menerima sampah dari DKP sebanyak 4.573,5 meter kubik per bulan atau 149,6 meter kubik per hari serta 898 meter kubik sampah swasta per bulan atau 29,3 meter kubik per hari. “Sedangkan di tahun 2016 ini sampah yang diterima TPA Mandung per harinya mencapai 250 meter kubik,” ujarnya.
Sugatra menjelaskan, saat ini TPA Mandung yang memiliki luas keseluruhan mencapai 2,5 hektare dibagi dalam tiga zona aktif, yakni zona I, zona II, dan zona III yang diolah menggunakan sistem control landfill yakni peningkatan dari sistem/metode open dumping yang sebelumnya diterapkan. Open dumping yaitu metode penimbunan terbuka dan sering disebut metode kuno. Pada tahap ini sampah dikumpulkan dan ditimbun bagitu saja dalam lubang yang dibuat pada TPA.
Sementara dalam sistem control landfill ini, jelas Sugatra, sampah yang telah tertimbun di TPA akan ditumpuk dan diratakan oleh tanah maupun bebatuan dan dipadatkan dengan bantuan alat berat seperti buldozer. "Jika sampah yang ditimbun sudah setinggi 1 meter, maka akan kita ratakan dengan tanah dengan ketebalan 30 centimeter. Dan itu kita lakukan satu bulan dua kali," jelasnya.
Menurutnya, saat ini zona III berada dalam kondisi sudah tertutupi dengan tanah dan sudah ditumbuhi rumput dan tidak akan lagi melakukan pengolahan di sana. Sementara itu, zona I baru saja usai dilapisi dengan tanah, dan saat ini hanya zona II yang masih bergerak. “Kami bersyukur mendapatkan bantuan alat berat sehingga dapat mempermudah sistem control landfill tersebut berjalan,” kata Sugatra. Untuk mengantisipasi TPA Mandung ini overload, kata dia, Pemkab Tabanan mengantisipasinya dengan menyiapkan lahan alternatif seluas 32 are yang lokasi di timur TPA. “Kini tinggal membangun tanggulnya saja,” kata Sugatra. * cr61
Komentar