Banyak Ortu Siswa Tolak Imunisasi Campak
AMLAPURA, NusaBali
Banyak orangtua (ortu) siswa SD di Kecamatan Karangasem menolak anaknya ikut imunisasi campak dengan berbagai alasan.
Salah satunya beralasan takut antar anak ke sekolah karena masih pandemi Covid-19. Penolakan itu disampaikan dengan surat pernyataan. Padahal imunisasi campak sangat penting untuk anak-anak agar terhindar dari penyakit campak.
Kepala Puskesmas Karangasem I, drg Ni Luh Sri Panca Parwita Sari, memaklumi penolakan dari orangtua siswa itu. “Banyak orangtua siswa tidak merelakan anaknya ikut imunisasi campak, alasannya beragam. Ya saya maklumi,” ungkap drg Ni Luh Sri Panca Parwita Sari, Selasa (25/8). Diakui, sebelum menggelar imuniasasi campak telah diawali dengan sosialisasi manfaat ikut imunusasi. Salah satu alasan orangtua siswa menolak imunisasi campak yakni tidak berani mengantar anaknya ke sekolah.
Puskesmas Karangasem 1 mewilayahi Desa Bugbug, Desa Pertima, Kelurahan Subagan, dan Kelurahan Karangasem. Imunisasi melayani kelas I SD yakni Desa Bugbug sebanyak 7 SD, Desa Pertima sebanyak 4 SD, Kelurahan Subagan sebanyak 9 SD, dan Kelurahan Karangasem sebanyak 12 SD. Disebutkan, imunisasi campak sebenarnya untuk bayi mulai umur 9 bulan. Jika hingga umur 12 bulan belum dapat imunisasi campak, maka langsung diberikan imunisasi MR atau MMR (campak rubella dan gondongan). Vaksin diberikan dengan cara disuntik.
Kebanyakan siswa kelas I dapat imunisasi campak merupakan imunisasi lanjutan. Hanya saja, imunisasi tidak bisa diberikan kepada anak yang alergi obat, penderita leukimia, limfoma, gangguan sumsum tulang, cedera otak, kejang-kejang, trombositapenia, kanker, dan gangguan pada darah. “Ini merupakan imunisasi tingkat dasar, hanya diberikan kepada anak yang sehat,” kata drg Sri Panca Parwita Sari.
Terpisah, Kasek SDN 4 Subagan, I Wayan Sarja, mengaku dapat jadwal imunisasi campak untuk 48 siswa kelas I pada Kamis (3/9). “Saya belum bersurat ke orangtua siswa, mudah-mudahan diizinkan anaknya datang ke sekolah,” harap Wayan Sarja. Terpisah, imunisasi campak di di Desa Abang, Kecamatan Abang telah berjalan. Misalnya di SDN 1 Abang menghadirkan 25 siswa kelas I. Petugas Puskesmas Abang 1 yang hadir memberikan pelayanan yakni bidan Ni Wayan Superni dihadiri guru kelas Ni Luh Putu Rai Armini.
Wilayah kerja Puskesmas Abang di tujuh desa yakni Desa Abang, Desa Ababi, Desa Nawakerti, Desa Pidpid, Desa Tista, Desa Tiyingtali, dan Desa Tribuana. Sasarannya 10 TK dan 29 SD. Perbekel Desa Abang, I Nyoman Sutirtayana, berdasarkan pantauannya mengatakan imunisasi berjalan tanpa hambatan. “Saya juga turut mengedukasi masyarakat pentingnya menyertakan siswa kelas I dalam program imunisasi campak agar terhindar penyakit campak,” kata Nyoman Sutirtayana. *k16
Kepala Puskesmas Karangasem I, drg Ni Luh Sri Panca Parwita Sari, memaklumi penolakan dari orangtua siswa itu. “Banyak orangtua siswa tidak merelakan anaknya ikut imunisasi campak, alasannya beragam. Ya saya maklumi,” ungkap drg Ni Luh Sri Panca Parwita Sari, Selasa (25/8). Diakui, sebelum menggelar imuniasasi campak telah diawali dengan sosialisasi manfaat ikut imunusasi. Salah satu alasan orangtua siswa menolak imunisasi campak yakni tidak berani mengantar anaknya ke sekolah.
Puskesmas Karangasem 1 mewilayahi Desa Bugbug, Desa Pertima, Kelurahan Subagan, dan Kelurahan Karangasem. Imunisasi melayani kelas I SD yakni Desa Bugbug sebanyak 7 SD, Desa Pertima sebanyak 4 SD, Kelurahan Subagan sebanyak 9 SD, dan Kelurahan Karangasem sebanyak 12 SD. Disebutkan, imunisasi campak sebenarnya untuk bayi mulai umur 9 bulan. Jika hingga umur 12 bulan belum dapat imunisasi campak, maka langsung diberikan imunisasi MR atau MMR (campak rubella dan gondongan). Vaksin diberikan dengan cara disuntik.
Kebanyakan siswa kelas I dapat imunisasi campak merupakan imunisasi lanjutan. Hanya saja, imunisasi tidak bisa diberikan kepada anak yang alergi obat, penderita leukimia, limfoma, gangguan sumsum tulang, cedera otak, kejang-kejang, trombositapenia, kanker, dan gangguan pada darah. “Ini merupakan imunisasi tingkat dasar, hanya diberikan kepada anak yang sehat,” kata drg Sri Panca Parwita Sari.
Terpisah, Kasek SDN 4 Subagan, I Wayan Sarja, mengaku dapat jadwal imunisasi campak untuk 48 siswa kelas I pada Kamis (3/9). “Saya belum bersurat ke orangtua siswa, mudah-mudahan diizinkan anaknya datang ke sekolah,” harap Wayan Sarja. Terpisah, imunisasi campak di di Desa Abang, Kecamatan Abang telah berjalan. Misalnya di SDN 1 Abang menghadirkan 25 siswa kelas I. Petugas Puskesmas Abang 1 yang hadir memberikan pelayanan yakni bidan Ni Wayan Superni dihadiri guru kelas Ni Luh Putu Rai Armini.
Wilayah kerja Puskesmas Abang di tujuh desa yakni Desa Abang, Desa Ababi, Desa Nawakerti, Desa Pidpid, Desa Tista, Desa Tiyingtali, dan Desa Tribuana. Sasarannya 10 TK dan 29 SD. Perbekel Desa Abang, I Nyoman Sutirtayana, berdasarkan pantauannya mengatakan imunisasi berjalan tanpa hambatan. “Saya juga turut mengedukasi masyarakat pentingnya menyertakan siswa kelas I dalam program imunisasi campak agar terhindar penyakit campak,” kata Nyoman Sutirtayana. *k16
Komentar