nusabali

Usai Tes Kesamaptaan, Polisi Tewas Jatuh dari Pohon Bunut

  • www.nusabali.com-usai-tes-kesamaptaan-polisi-tewas-jatuh-dari-pohon-bunut

Anggota Satuan Pol Air Polres Karangasem, Aiptu I Nengah Sutian, tewas seketika akibat jatuh dari pohon Bunut setinggi 7 meter di pekarangan rumahnya saat mencari pakan ternak sapi

Karena mengikuti tes kesamaptaan bidang jasmani gelombang pertama, maka korban pulang paling awal pukul 08.00 Wita dan langsung pulang ke rumahnya di Banjar Bungkulan, Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem, yang berjarak sekitar 6 kilometer ke arah timur dari Kota Amlapura. Setiba di rumah pukul 08.30 Wita, korban langsung melepas kaos kuning berisi lambang polisi.

Kemudian, korban yang hanya mengenakan kaos singlet mengambil gergaji dan sebilah sabit, lalu naik pohon Bunut di halaman rumahnya. Korban kala itu dibantu putra bungsunga, I Ketut Cakra, mengumpulkan daun Bunut yang telah dipangkas menggunakan sabit.

Usai memangkas ranting-ranting berisi daun, korban Aiptu Nengah Sutian lanjut memotong dahan pohon Bunut menggunakan gergaji, hingga bagian atasnya terpotong. Nah, saat hendak turun dari atas pohon setinggi 7 meter dengan menuruni dahan yang miring tanpa pegangan, korban malah terpeleset jatuh. Tragisnya, saat jatuh, kepalanya langsung berbenturan ke tanah, hingga korban tewas seketika.

Putra bungsu korban, I Ketut Cakra, dan ibundanya, Ni Made Suriani (istri korban) pun menjerit minta tolong. Jertian ini kontan mengundang para tetangga berdatangan ke lokasi TKP, lanjut mengevakuasi jasad Aiptu Nengah Sutian ke RSUD Karangasem di Amlapura.

Dari RSUD Karangasem, jenazah angota Polri yang sudah berdinas di kepolisian sejak tahun 1977 ini kembali dipulangkan ke rumah duka di Banjar Bungkulan, Desa Seraya Barat. Hingga Jumat petang, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka. Rencananya, jenazah korban akan diabenkan keluarganya di Setra Desa Adat Seraya pada Soma Pon Pahang, Senin (10/10) lusa.

Kasat Pol Air Polres Karangasem, AKP I Made Wartama, sudah sempat melayat ke rumah duka di Banjar Bungkulan, Desa Seraya Barat, Jumat kemarin, bersama jajaran Kepolisian Sub Sektor Candidasa. Menurut AKP Made Wartama, sebelum tewas jatuh dari pohon, korban paginya masih sempat mengikuti tes kesamaptaan jasmani di Lapangan Yowana Wijaya Amlapura.

“Almarhum pulang duluan sekitar pukul 08.00 Wita, karena mengikuti tes gelombang pertama. Saya kaget mendengar kabar duka di mana almarhum dinyatakan telah meninggal,” cerita AKP Wartama kepada NusaBali.

Almarhum Aiptu Nengah Sutian sendiri meniti karier sebagai polisi sejak 1977, setelah menamatkan pendidikan Tamtama di Kupang, NTT. Selama ini, korban dikenal sebagai polisi yang ulet dan memelihara sapi di kampungnya. Almarhum sering mencari jerami untuk pakan ternak dua ekor sapinya.

Sementara itu, putra bungsu almarhum, I Ketut Cakra, mengaku tidak menyangka ayahnya sampai jatuh dari atas pohon. Dia mengaku sempat bantu ayahnya masih masih berada di atas pohon mengumpulkan daun Bunut yang baru dipangkas. “Saat masih asyik memungut daun Bunut, saya terkejut mendengar suara jatuh. Ternyata, yang jatuh adalah Bapak,” kenang Ketut Cakra.

Sedangkan istri korban, Ni Made Suriani, langsung shock berat atas kematian tragis suaminya. Saat NusaBali berkunjung ke rumah duka, Jumat kemarin, ibu empat anak dan 10 cucu ini tampak tiada henti menangis di depan jenazah suaminya. “Saya tidak ada firasat apa-apa sebelumnya. Tiba-tiba, terjadi musibah ini,” keluh Made Suriani. * k16

Komentar