Jerinx Siap Tarung di Pengadilan
DENPASAR, NusaBali
Tersangka dugaan ujaran kebencian terhadap Ikatan Dokter Indonesia (IDI), I Gede Ari Astina alias Jerinx, 43 mengaku tidak cengeng dan siap tarung di pengadilan.Hal ini disampaikan Jerinx terkait permohonan penangguhan penahannya kepada Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali, pada Kamis (27/8) siang.
Ditemui di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Bali seusai pelimpahan perkara dari penyidik Dit Reskrimsus Polda Bali kepada Kejati Bali, Jerinx menyampaikan tiga hal kepada wartawan yang menunggunya. Ketiga hal itu ditulis Jerinx dari dalam Rutan pada selembar kertas untuk disampaikan kepada masyarakat.
Adapun tiga hal tersebut adalah: Pertama, Jerinx mengaku telah di swab tes di Rutan Polda Bali, pada Kamis (13/8). Pada Rabu (26/7) hasilnya menunjukan negatif Covid-19. Atas hasil itu, Jerinx mengklaim dirinya selama ini tidak membahayakan nyawa siapapun. Jerinx mengatakan siap lahir batin menjadi relawan agar bangsa Indonesia lekas terbebas dari rasa takut yang berlebihan.
“Penting dicatat sejak 4 Juni 2020 setiap hari saya kontak langsung dengan ratusan bahkan ribuan orang dalam kegiatan bagi pangan gratis di Twice Bar. Jika saya boleh memberi masukan sebaiknya IDI atau Kementerian Kesehatan untuk meneliti kondisi saya untuk menemukan penjelasan ilmiah kenapa tidak terjangkit Covid-19,” kata Jerinx usai pelimpahan perkaranya ke Kejati Bali didampingi istrinya, Nora Alexandra.
Kedua, Jerinx mengajukan permohonan penangguhan penahanan. Permohonan itu diajukan, adalah haknya sebagai warga negara yang dilindungi oleh Undang-Undang bukan karena cengeng. Musisi kelahiran Kuta 1977 itu mengaku banyak kejanggalan dalam kasus yang dihadapinya. Oleh karena itu, dia menegaskan siap bertarung di pengadilan. Dia juga siap menerima hasil di pengadilan secara kesatria.
“Yang cengeng itu adalah mereka-mereka yang melanggar protokol kesehatan namun lepas dari jerat hukum karena mereka memegang kekuasaan. Yang lebih parah adalah mereka-mereka yang tidak memberi makan sesamanya tetapi menertawai rakyatnya yang berjuang mati-matian memberi makan ratusan orang setiap hari tanpa pamrih,” ujar penggebuk drum grup musik Superman Is Dead (SID) ini.
Ketiga, Jerinx meminta kepada kawan-kawannya untuk tidak diam saja melihat ketidakadilan yang menimpa rakyat kecil terkait kebijakan rapid tes, swab tes, dan lainnya. “Negara kita memiliki anggaran ratusan triliun rupiah. Sudah seharusnya tidak adalagi beban kepada rakyat utamanya yang tak mampu membayar swab test atau rapid test. Bahkan dengan anggaran sebanyak itu sudah seharusnya tidak adalah lagi warga yang kelaparan.
“Kawan-kawan yang santun dan kritis, gunakan santun mu untuk membela yang lemah. Gunakan wawasan adiluhung mu dalam melindungi rakyat kecil. Buktikan kepada dunia jika sopan santun adalah satu-satunya cara untuk membebaskan bangsa ini dari penjajahan,” tutup Jerinx dengan pekikan merdeka. *pol
Komentar