Kuatkan Akar Rumput, Era Sukadana Rangkul Tokoh
GIANYAR, NusaBali
Kadek Era Sukadana, 52, alias Dek Era, terpilih menjadi Ketua DPD II Partai Golkar Gianyar 2020-2025 pada Musda Golkar Gianyar, Minggu (23/8).
Beberapa kalangan di Gianyar menilai kepemimpinan politik Dek Era akan menghadapi tantangan berat, karena dia harus memulihkan suara Golkar Gianyar yang terus menurun dalam setiap pileg. Dia pun berjanji akan memulihkan suara Golkar dengan merangkul para tokoh Golkar dan menguatkan dukungan akar rumput.
Untuk diketahui, kursi Golkar untuk DPRD Gianyar terus turun. Pileg tahun 2004 Golkar meraih 10 kursi di DPRD Gianyar, saat kepemimpinan Ketua DPD II Partai Golkar Gianyar Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah. Masih kepemimpinan Cok Ibah dari 10 kursi menjadi 6 kursi pada Pileg 2009. Kursi Golkar naik jadi 7 kursi pada Pileg 2014 saat Ketua DPD II Golkar Gianyar I Made Dauh Wijana, dan turun lagi jadi 5 kursi pada Pileg 2019.
Dihubungi di rumahnya, Lingkungan Padang Tegal Kelod, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar, Senin (24/8), Era Sukadana mengakui, tantangan berat bagi Golkar ke depan. “Saya akui itu (tantangan berat, Red). Tapi, saya bersama kader dan para sesepuh Golkar, tentu harus bangkit,” ujar politisi yang penghobi olahraga sepak takraw ini.
Guna memulihkan roh Golkar dalam kepemimpinannya, Dek Era mengaku akan menjajaki dan merangkul para tokoh Golkar. Antara lain, Tjokorda Raka Kerthyasa, Tjokorda Gde Putra Sukawati (kakak kandung Wagub Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati alis Cok Ace), dan Cokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah di Puri Agung Ubud. Selain itu, Putu Kusuma Negara di Desa/Kecamatan Blahbatuh, Dewa Putu Puja yang tokoh Golkar/mantan jaksa di Gianyar asal Kelurahan Ubud, Anak Agung Rai Sujana dari Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, dan lain-lainnya. “Seperti diakui masyarakat khususnya di Gianyar, Cokorda Ibah dan Cok Wah adalah figur Golkar. Saya akan datangi beliau. Saya akan matur punapi antuk mandane (sampaikan bagaimana caranya agar,Red) Partai Golkar ini bisa kembali eksis seperti dulu. Bahkan, saya ada di Golkar berkat Cok Wah,’’ ujar ayah tiga anak ini.
Dek Era menjelaskan, melalui orang lain, Cok Wah yang mengajak dirinya ikut aktif di Partai Golkar tahun 2001. Saat itu, Dek Era mengaku sempat dilirik partai lain, namun tetap jatuh hati di Golkar. Tahun 2001 sampai 2011, awalnya atas permintaan Cok Ibah selaku Ketua DPD II Partai Golkar Gianyar, Dek Era menjabat Ketua PD (Pengurus Desa) Desa/Kelurahan Ubud. Selanjutnya, menjabat Ketua PK (Pengurus Kecamatan) Golkar Ubud 2011- 2016. “Saya hanya orang biasa, hanya anak seorang pamangku. Makanya, saya merangkak meniti karier di Golkar dari bawah. Tentu dengan perjuangan yang tak enteng,’’ ujar pengusaha hotel di Ubud ini. Kariernya di politik berlanjut dengan jabatan Bendahara DPD II Partai Golkar Gianyar 2016-2020, anggota DPRD Gianyar 2014-2019, dan kini Ketua DPD II Partai Golkar Gianyar 2020-2025.
Ditanya tentang kiatnya untuk memulihkan suara Golkar baik di DPRD Gianyar dan DPRD Bali, suami dari Ni Ketut Suari Diasta,49, ini mengatakan dengan meningkatkan intensitas turun ke bawah. Menurutnya, untuk turun menjalin komunikasi ke bawah tak sebatas karena ada hajatan, melainkan akan jemput bola untuk mengetahui kondisi nyata yang dihadapi masyarakat. “Jelas, konstituen di akar rumput harus jadi perhatian. Untuk mengintesifkan komunikasi, kami targetkan punya pengurus di tingkat banjar/lingkungan sehingga jika ada kegiatan tak mendadak berkomunikasi,’’ jelas Magister Hukum Univeritas Ngurah Rai Denpasar ini.
Kini dia menyiapkan konsolidasi karena tiga bulan pasca Musda Golkar Gianyar, harus membentuk kepengurusan tujuh PK baru, lanjut 70 PD. Dengan konsolidasi yang dibangun lebih matang, dia menargetkan minimal 2 kursi DPRD Bali dari Dapil Gianyar kembali bisa diraih. Ditanya tentang tantangan berat Golkar menghadapi partai berkuasa yakni PDIP di Gianyar, Dek Era mengaku, strateginya tetap dengan memperkuat konsolidasi politik baik ke luar dan ke dalam. Tantangan terberat, kata dia, memang saat Pilkada Gianyar dan juga pileg ke depan. “Tentu kami jangan sampai lengah, terutama di tingkat akar rumput. Kami harus pro aktif ke bawah. Untuk Pilkada nanti, apakah kami tetapkan calon sendiri atau koalisi. Tergantung sikon saat itu. Tapi untuk Pileg nanti kami targetkan minimal kembali ke tujuh kursi, dari kini hanya lima kursi,” tegas lulusan SGON Denpasar 1987 ini.
Sebagaimana diketahui, meskipun menjabat Ketua PK Golkar Ubud, Dek Era gagal mempertahakan kursi di DPRD Gianyar pada Pileg 2019. Akibatnya, muncul suara-suara pesimis tentang kepemimpinannya dalam membesarkan Golkar ke depan. Terkait itu, Dek Era menjelaskan tak ada jaminan bahwa orang yang duduk di DPRD atau jabatan lain pasti mampu memajukan partai. Karena kualitas dukungan untuk politisi yang duduk di DPRD belum tentu lebih bagus dibandingkan dengan pilitisi yang belum berhasil duduk di legislatif. Karena seseorang dalam mencari dukungan atau suara pasti dengan banyak cara. Ada yang kualitas dukungan bagus, ada juga yang fragmatisan. “Jika dukungan selalu didasari jual-beli, maka demokrasi akan makin rusak. Bagi saya uang itu penting, tapi bukan segala galanya,’’ ujar politisi yang mahir mebat ini. *lsa
1
Komentar