Populasi Babi di Badung Menurun Drastis
MANGUPURA, NusaBali
Populasi babi di Badung menurun drastis. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung yang telah melakukan pendataan guna memastikan ketersediaan ternak babi, pascakasus kematian babi yang marak beberapa waktu lalu akibat virus African Swine Fever (ASF), populasi babi saat ini di Badung hanya tercatat sekitar 5 ribu ekor.
“Sebelum wabah penyakit menyerang beberapa waktu lalu, populasi babi di Badung tercatat sekitar 69 ribu. Namun, pascaserangan wabah penyakit banyak peternak yang menjual babinya dan dipotong,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana, Jumat (28/8) kemarin.
“Belum lagi hingga kini para peternak belum berani melakukan restocking, sehingga populasi babi mengalami penurunan drastis. Berdasarkan hasil pendataan dan koordinasi dengan Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI), stok babi saat ini ada kurang lebih 5 ribu ekor,” imbuhnya.
Berarti cukup besar penurunannya, disinggung begitu, Wijana mengiyakan. “Karena memang peternak belum berani memasukan bibit baru, kalo situasi normal biasanya setelah penjualan langsung masuk bibit baru sehingga populasi menjadi stabil lagi,” tegasnya.
Meski begitu, terkait kebutuhan babi menjelang Galungan, sejauh ini ketersediaan hewan yang menjadi salah satu bahan baku kuliner dan sarana upacara itu masih mencukupi. Menurut Wijana, jumlah babi siap potong tercatat ada sekitar 5 ribu ekor. “Kebutuhan babi berdasarkan data babi yang dipotong saat Hari Raya Galungan enam bulan lalu tercatat sekitar 1.784 ekor. Jadi stok babi untuk Hari Raya Galungan ini cukup memadai,” tegasnya.
Disinggung apakah kasus kematian babi di Badung masih terus terjadi, mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung tersebut menyatakan saat ini tak ada lagi laporan yang diterima pihaknya. Hal itu menurutnya tak lepas daru pemahaman masyarakat dan peternak terkait pencegahan wabah virus. “Saat ini tidak ada lagi laporan kematian babi dari masyarakat, karena peternak sudah semakin meningkat pemahamannya terkait upaya mencegah penyebaran wabah penyakit kemarin,” tandas Wijana sembari menyebut angka kematian babi dari laporan yang masuk totalnya mencapai 1.140 ekor.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, Bali khususnya Badung sempat digegerkan dengan kasus kematian babi yang tinggi. Ribuan babi mulai indukan dan anakan tiba-tiba mati. Syukurlah Pemkab Badung bisa menekan angka kematian babi setelah membentuk tim penanganan penyakit babi. Tim pun bergerak cepat dengan menyosialisasikan kebersihan kandang kepada para peternak, sebab dengan cara itu bisa menyelamatkan babi dari terpapat virus. *asa
“Belum lagi hingga kini para peternak belum berani melakukan restocking, sehingga populasi babi mengalami penurunan drastis. Berdasarkan hasil pendataan dan koordinasi dengan Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI), stok babi saat ini ada kurang lebih 5 ribu ekor,” imbuhnya.
Berarti cukup besar penurunannya, disinggung begitu, Wijana mengiyakan. “Karena memang peternak belum berani memasukan bibit baru, kalo situasi normal biasanya setelah penjualan langsung masuk bibit baru sehingga populasi menjadi stabil lagi,” tegasnya.
Meski begitu, terkait kebutuhan babi menjelang Galungan, sejauh ini ketersediaan hewan yang menjadi salah satu bahan baku kuliner dan sarana upacara itu masih mencukupi. Menurut Wijana, jumlah babi siap potong tercatat ada sekitar 5 ribu ekor. “Kebutuhan babi berdasarkan data babi yang dipotong saat Hari Raya Galungan enam bulan lalu tercatat sekitar 1.784 ekor. Jadi stok babi untuk Hari Raya Galungan ini cukup memadai,” tegasnya.
Disinggung apakah kasus kematian babi di Badung masih terus terjadi, mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung tersebut menyatakan saat ini tak ada lagi laporan yang diterima pihaknya. Hal itu menurutnya tak lepas daru pemahaman masyarakat dan peternak terkait pencegahan wabah virus. “Saat ini tidak ada lagi laporan kematian babi dari masyarakat, karena peternak sudah semakin meningkat pemahamannya terkait upaya mencegah penyebaran wabah penyakit kemarin,” tandas Wijana sembari menyebut angka kematian babi dari laporan yang masuk totalnya mencapai 1.140 ekor.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, Bali khususnya Badung sempat digegerkan dengan kasus kematian babi yang tinggi. Ribuan babi mulai indukan dan anakan tiba-tiba mati. Syukurlah Pemkab Badung bisa menekan angka kematian babi setelah membentuk tim penanganan penyakit babi. Tim pun bergerak cepat dengan menyosialisasikan kebersihan kandang kepada para peternak, sebab dengan cara itu bisa menyelamatkan babi dari terpapat virus. *asa
Komentar