Ngurah Agung Pimpin Puskor Hindunesia Bali
Pasca Gagal Menuju Kontestasi Pilkada dan Ketua Golkar Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Setelah terpental dari bursa Calon Walikota Denpasar dan bursa Ketua DPD II Partai Golkar Denpasar, Anak Agung Ngurah Agung, akhirnya malah dipercaya sebagai Ketua Dekorwil Puskor Hindunesia Bali periode 2020-2025.
Terlihat legowo dengan kontestasi politik yang terjadi, panglingsir Puri Gerenceng ini lebih suka membahas soal keumatan, khususnya Hindu. “Pemberdayaan SDM Hindu dan menjaga toleransi antar umat beragama harus menjadi prioritas utama,” kata AA Ngurah Agung, Selasa (1/9).
Sejumlah program pun sudah disusun oleh Ngurah Agung. Di antaranya menyiapkan Lomba Trisandya untuk para pelajar. Selanjutnya program menjaga adat budaya Bali yang harus dilestarikan. Selain itu program kesenian dan pemberdayaan juga menjadi perhatian Hindunesia. “Bali itu heterogen, kita terus evolusi, tapi jangan lupa dengan adat istiadat,” tekan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Bali Bidang Pariwisata yang baru saja merayakan HUT ke-51 ini.
Terkait hubungan antar umat beragama, Ngurah Agung juga menegaskan pentingnya menjalin komunikasi antar umat. “Kalau kami memang sudah memiliki wadah Persaudaraan Hindu Muslim Bali yang sudah terbentuk sejak 22 tahun lalu,” ujar mantan Sekjen PKB pada era kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.
Pelantikan sekaligus pengukuhan kepengurusan Dekorwil Puskor Hindunesia Provinsi Bali periode 2020 – 2025 sendiri dilakukan pada Senin (31/8) siang, di Puri Grenceng Denpasar.
Pelantikan yang dilakukan oleh Ketum Puskor Hindunesia IBK Susena, terlihat hadir Dandim Badung Kolonel I Made Alit Yudana, tokoh Puri Pemecutan Ida Tjokorda Pemecutan XI yang juga didaulat sebagai Pembina/Penasihat Puskor Hindunesia Bali serta sejumlah tokoh lainnya.“Tri Hita Karana jangan hanya jadi wacana tapi harus bisa diimplementasikan dalam keseharian,” ujar IBK Susena.
Sementara Penasihat Puskor Hindunesia Bali, Ida Cokorda Pemecutan mengingatkan wadah ini perlu memperkuat agama dan cinta Pancasila dan saling menghormati. Bali menurutnya terlalu dipolitisir, orang Bali sedikit. “Jadi jangan dipecah-pecah, jangan merasa paling tinggi. Jika ada masalah dibicarakan saja baik-baik pasti ketemu solusi yang damai,” tegasnya.
Sedangkan Dandim Badung mengingatkan ditumbuhkan rasa saling menjaga dan menghormati antar anak bangsa demi stabilitas keamanan. “Orang Bali dikenal santun dan tak pernah demo di jalan. Baru belakangan ini ada yang turun ke jalan. Jangan mau diadu dan dipecah-belah,” tegas Dandim Alit Yudana yang pernah bertugas di Merauke, Papua ini.
Dalam kepengurusan tertera nama Wakil Ketua I (Perjuangan Keumatan) AA Gede Agung Aryawa; Wakil Ketua II (Sosial Kemanusiaan) Ida Made Santi Utama; Wakil Ketua III (Pemberdayaan), Ida Bagus Kartika; dan Wakil Ketua IV (Hubungan Masyarakat) I Nyoman Mardika. Selanjutnya Sekretaris ditempati AA Ngurah Bagus Agung, sedangkan Bendahara dipercayakan kepada Agung Intan Ary Dwi Mayasukma. *mao
Sejumlah program pun sudah disusun oleh Ngurah Agung. Di antaranya menyiapkan Lomba Trisandya untuk para pelajar. Selanjutnya program menjaga adat budaya Bali yang harus dilestarikan. Selain itu program kesenian dan pemberdayaan juga menjadi perhatian Hindunesia. “Bali itu heterogen, kita terus evolusi, tapi jangan lupa dengan adat istiadat,” tekan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Bali Bidang Pariwisata yang baru saja merayakan HUT ke-51 ini.
Terkait hubungan antar umat beragama, Ngurah Agung juga menegaskan pentingnya menjalin komunikasi antar umat. “Kalau kami memang sudah memiliki wadah Persaudaraan Hindu Muslim Bali yang sudah terbentuk sejak 22 tahun lalu,” ujar mantan Sekjen PKB pada era kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.
Pelantikan sekaligus pengukuhan kepengurusan Dekorwil Puskor Hindunesia Provinsi Bali periode 2020 – 2025 sendiri dilakukan pada Senin (31/8) siang, di Puri Grenceng Denpasar.
Pelantikan yang dilakukan oleh Ketum Puskor Hindunesia IBK Susena, terlihat hadir Dandim Badung Kolonel I Made Alit Yudana, tokoh Puri Pemecutan Ida Tjokorda Pemecutan XI yang juga didaulat sebagai Pembina/Penasihat Puskor Hindunesia Bali serta sejumlah tokoh lainnya.“Tri Hita Karana jangan hanya jadi wacana tapi harus bisa diimplementasikan dalam keseharian,” ujar IBK Susena.
Sementara Penasihat Puskor Hindunesia Bali, Ida Cokorda Pemecutan mengingatkan wadah ini perlu memperkuat agama dan cinta Pancasila dan saling menghormati. Bali menurutnya terlalu dipolitisir, orang Bali sedikit. “Jadi jangan dipecah-pecah, jangan merasa paling tinggi. Jika ada masalah dibicarakan saja baik-baik pasti ketemu solusi yang damai,” tegasnya.
Sedangkan Dandim Badung mengingatkan ditumbuhkan rasa saling menjaga dan menghormati antar anak bangsa demi stabilitas keamanan. “Orang Bali dikenal santun dan tak pernah demo di jalan. Baru belakangan ini ada yang turun ke jalan. Jangan mau diadu dan dipecah-belah,” tegas Dandim Alit Yudana yang pernah bertugas di Merauke, Papua ini.
Dalam kepengurusan tertera nama Wakil Ketua I (Perjuangan Keumatan) AA Gede Agung Aryawa; Wakil Ketua II (Sosial Kemanusiaan) Ida Made Santi Utama; Wakil Ketua III (Pemberdayaan), Ida Bagus Kartika; dan Wakil Ketua IV (Hubungan Masyarakat) I Nyoman Mardika. Selanjutnya Sekretaris ditempati AA Ngurah Bagus Agung, sedangkan Bendahara dipercayakan kepada Agung Intan Ary Dwi Mayasukma. *mao
1
Komentar