Bali Berpotensi di Cabor Baru
Tiga cabor popular dihapus, tapi ada delapan cabor baru yang memberi peluang bagi Bali menambang medali.
PON Remaja II/2017
DENPASAR, NusaBali
Selain meniadakan cabor sepakbola, PON Remaja II/2017 di Jawa Tengah tak akan mempertandingkan ‘cabor klasik’ lainnya. Ya, tenis lapangan dan tenis meja juga tak mendapat tempat pada penyelenggaraan PON untuk atlet di bawah 17 tahun tersebut.
Namun ada tambahan cabor yang memberi potensi bagi kontingen Bali. Penambahan cabor itu yakni balap sepeda, bola tangan, bridge, gulat, golf, hoki, catur, karate, kempo, layar, muaythai, panjat tebing dan petanque.
"Dari sisi jumlah memang banyak ada penambahan cabor yang dipertandingkan. Sementara dilihat dari PON Remaja di tahun 2014 lalu, memang beberapa cabor malah tidak dipertandingkan," Bidang Prestasi KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra, di KONI Bali, Senin (10/10).
Dan, usia maksimal yang boleh berlaga di PON Remaja itu yakni umur 17 tahun. Keputusan tersebut sesuai keputusan KONI Pusat Nomor 99 Tahun 2016 tertanggal 15 Juli 2016. ‘’Tiga cabor yang sempat dipertandingkan di PON Remaja I/2014 di Surabaya, yakni sepakbola, tenis lapangan dan tenis meja tidak dipertandingkan di PON Remaja Jawa Tengah. Itu berdasarkan rilis keputusan KONI Pusat yang hanya mempertandingkan sebanyak 23 cabang olahraga,” kata Yamadhiputra.
Pada PON Remaja 2014 mempertandingkan 15 cabor, di antaranya cabor anggar, atletik, bola basket, judo, loncat indah, menembak, panahan, pencak silat, renang, senam, sepakbola, tenis lapangan dan tenis meja. PON Remaja di Surabaya total mempertandingkan 133 nomor pertandingan. Bali berhasil meraih 6 medali emas dan bertengger di posisi 6 besar.
Sementara PON Remaja di Jateng mempertandingkan 23 cabor dengan proyeksi sekira 200 nomor pertandingan. Mulai dari cabor akuatik, anggar, atletik, balap sepeda, bola basket, bola tangan, bola voli, bridge, bulutangkis, golf, gulat, hoki, catur, judo, karate, kempo, layar, menembak, muaythai, panahan, panjat tebing, pencak silat, dan petanque. "Kalau dilihat dari sisi jumlah, ada penambahan cabor," tegas Yamadhiputra.
"Ranahnya ada di KONI Pusat. Kami hanya menerima terusan surat tentang cabor yang dipertandingkan. Bisa saja ada tambahan cabor yang dipertandingkan. Apalagi, kami dengar terus ada usulan dari cabor yang belum diakomodir itu," tandas Yamadhiputra.
Dia menambahkan, potensi meraih medali memang lebih terbuka. Meskipun tenis meja di PON Remaja Surabaya dapat 2 keping medali perunggu. Namun kini tidak dipertandingkan. Tetapi, geliat dari cabor lainnya tentu diharapkan memberikan kontribusi positif untuk Bali nantinya. Sebab, gengsi daerah di PON Remaja tidak jauh beda saat gelaran PON Jabar. "Rivalitas tetap tinggi. Mudah-mudahan setiap Pengprov cabor mulai bersiap mulai saat ini. Untuk mewujudkan medali nantinya. Apalagi mereka harus melewati Pra PON lebih dulu," kata Yamadhiputra. *dek
DENPASAR, NusaBali
Selain meniadakan cabor sepakbola, PON Remaja II/2017 di Jawa Tengah tak akan mempertandingkan ‘cabor klasik’ lainnya. Ya, tenis lapangan dan tenis meja juga tak mendapat tempat pada penyelenggaraan PON untuk atlet di bawah 17 tahun tersebut.
Namun ada tambahan cabor yang memberi potensi bagi kontingen Bali. Penambahan cabor itu yakni balap sepeda, bola tangan, bridge, gulat, golf, hoki, catur, karate, kempo, layar, muaythai, panjat tebing dan petanque.
"Dari sisi jumlah memang banyak ada penambahan cabor yang dipertandingkan. Sementara dilihat dari PON Remaja di tahun 2014 lalu, memang beberapa cabor malah tidak dipertandingkan," Bidang Prestasi KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra, di KONI Bali, Senin (10/10).
Dan, usia maksimal yang boleh berlaga di PON Remaja itu yakni umur 17 tahun. Keputusan tersebut sesuai keputusan KONI Pusat Nomor 99 Tahun 2016 tertanggal 15 Juli 2016. ‘’Tiga cabor yang sempat dipertandingkan di PON Remaja I/2014 di Surabaya, yakni sepakbola, tenis lapangan dan tenis meja tidak dipertandingkan di PON Remaja Jawa Tengah. Itu berdasarkan rilis keputusan KONI Pusat yang hanya mempertandingkan sebanyak 23 cabang olahraga,” kata Yamadhiputra.
Pada PON Remaja 2014 mempertandingkan 15 cabor, di antaranya cabor anggar, atletik, bola basket, judo, loncat indah, menembak, panahan, pencak silat, renang, senam, sepakbola, tenis lapangan dan tenis meja. PON Remaja di Surabaya total mempertandingkan 133 nomor pertandingan. Bali berhasil meraih 6 medali emas dan bertengger di posisi 6 besar.
Sementara PON Remaja di Jateng mempertandingkan 23 cabor dengan proyeksi sekira 200 nomor pertandingan. Mulai dari cabor akuatik, anggar, atletik, balap sepeda, bola basket, bola tangan, bola voli, bridge, bulutangkis, golf, gulat, hoki, catur, judo, karate, kempo, layar, menembak, muaythai, panahan, panjat tebing, pencak silat, dan petanque. "Kalau dilihat dari sisi jumlah, ada penambahan cabor," tegas Yamadhiputra.
"Ranahnya ada di KONI Pusat. Kami hanya menerima terusan surat tentang cabor yang dipertandingkan. Bisa saja ada tambahan cabor yang dipertandingkan. Apalagi, kami dengar terus ada usulan dari cabor yang belum diakomodir itu," tandas Yamadhiputra.
Dia menambahkan, potensi meraih medali memang lebih terbuka. Meskipun tenis meja di PON Remaja Surabaya dapat 2 keping medali perunggu. Namun kini tidak dipertandingkan. Tetapi, geliat dari cabor lainnya tentu diharapkan memberikan kontribusi positif untuk Bali nantinya. Sebab, gengsi daerah di PON Remaja tidak jauh beda saat gelaran PON Jabar. "Rivalitas tetap tinggi. Mudah-mudahan setiap Pengprov cabor mulai bersiap mulai saat ini. Untuk mewujudkan medali nantinya. Apalagi mereka harus melewati Pra PON lebih dulu," kata Yamadhiputra. *dek
1
Komentar