2 Siswa SMKN 3 Singaraja PKL di Jerman
Guna memantapkan keterampilan yang dimiliki, dua siswa SMKN 3 Singaraja, Buleleng, melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) selama tiga bulan di Berlin, Jerman.
SINGARAJA, NusaBali
Mereka yakni Gede Agus Sugiarta, kelas XII Teknik Gambar Bangunan (TGB) dan Made Sadia, kelas XII Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (TIPTL).
Keberangkatan dua siswa terbaik dari sekolah itu ke Jerman, berawal saat keduanya tinggal di Panti Asuhan Narayana Seva, Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng. Karena Panti Asuhan tersebut memiliki partner (pihak kemitraan) yang sering memberikan donatur. Atas tawaran tersebut pihak sekolah pun mengizinkan dan mengurus keperluan kedua siswa tersebut untuk dapat mencari pengalaman di luar negeri.
Ditemui di sekolahnya Senin (10/10), Sugiarta menceritakan di Jerman, mereka tinggal di rumah orangtua asuhnya. Mereka pun langsung masuk ke industri sesuai dengan keterampilan dan jurusan yang dimiliki. Ia sendiri saat itu masuk di perusahaan pemotongan beton yang menggunakan mesin pemotongan menggunakan berlian.
Ia menceritakan, banyak pengalaman yang sangat berarti yang didapatkan selama di Jerman. “Disana saya juga diajarkan merancang bangunan hotel,” ujar dia. Sedangkan Sadia mendapat bagian masuk ke perusahaan servis. Ia diajarkan cara merangkai sebuah rangkaian dengan sistem keselamatan yang sangat tinggi dan memperhitungkan segala kemungkinan di masa depan.
Mereka selama berada di Jerman selama tiga bulan mengaku sangat menikmati. Meski diawal waktu, disana sempat mengalami hambatan bahasa. Kata Sadia, bahasa Inggris orang Jerman lebih susah dipahami jika dibandingkan dengan percakapan bahasa Inggris orang Asia. Meski demikian mereka yang tinggal di Jerman sejak Juli hingga akhir September 2016 itu, berhasil memetik sejumlah pelajaran yang sangat berarti.
“Dari lama waktu kami PKL disana, memang mereka sangat disiplin dan menghargai waktu. Saat kerja benar-benar terfokus, tidak boleh pegang HP sedikitpun. Itu yang bagus disana,” kata Sadia menambahkan.
Selain itu, mereka juga mengaku mendapatkan banyak cara untuk menjadi seorang pribadi yang mandiri dan kreatif, apalagi Jerman merupakan salah satu negara dengan teknologi canggih. Hal tersebut merupakan salah satu alasan utama mereka mau berjuang dan mencari pengalaman kerja di luar negeri.
Setelah masa PKL usai, disaat keduanya akan kembali ke Bali, pihak perusahaan juga sempat menawarkan akan menerima mereka kembali untuk menambah ilmu di bidang industri ketika menjalani PKL di jenjang perguruan tinggi. Tawaran sejumlah beasiswa untuk sekolah disana pun mulai berdatangan.
Kepala SMKN 3 Singaraja Nyoman Swastika mengaku sangat bangga dengan keberanian anak didiknya menggali pengetahuan lebih dalam terkait keterampilan yang mereka miliki. Dengan pengalaman kerja di luar negeri kedepannya ia pun berharap, siswa-siswanya dapat kembali diterima bekerja disana. “Pengalaman tersebut akan sangat berarti buat mereka, apakah saat melanjutkan kuliah atau langsung bekerja. Dengan semangat dan disiplin tinggi, kami yakin mereka dapat melakukan yang terbaik,” ungkap dia. * k23
Mereka yakni Gede Agus Sugiarta, kelas XII Teknik Gambar Bangunan (TGB) dan Made Sadia, kelas XII Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (TIPTL).
Keberangkatan dua siswa terbaik dari sekolah itu ke Jerman, berawal saat keduanya tinggal di Panti Asuhan Narayana Seva, Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng. Karena Panti Asuhan tersebut memiliki partner (pihak kemitraan) yang sering memberikan donatur. Atas tawaran tersebut pihak sekolah pun mengizinkan dan mengurus keperluan kedua siswa tersebut untuk dapat mencari pengalaman di luar negeri.
Ditemui di sekolahnya Senin (10/10), Sugiarta menceritakan di Jerman, mereka tinggal di rumah orangtua asuhnya. Mereka pun langsung masuk ke industri sesuai dengan keterampilan dan jurusan yang dimiliki. Ia sendiri saat itu masuk di perusahaan pemotongan beton yang menggunakan mesin pemotongan menggunakan berlian.
Ia menceritakan, banyak pengalaman yang sangat berarti yang didapatkan selama di Jerman. “Disana saya juga diajarkan merancang bangunan hotel,” ujar dia. Sedangkan Sadia mendapat bagian masuk ke perusahaan servis. Ia diajarkan cara merangkai sebuah rangkaian dengan sistem keselamatan yang sangat tinggi dan memperhitungkan segala kemungkinan di masa depan.
Mereka selama berada di Jerman selama tiga bulan mengaku sangat menikmati. Meski diawal waktu, disana sempat mengalami hambatan bahasa. Kata Sadia, bahasa Inggris orang Jerman lebih susah dipahami jika dibandingkan dengan percakapan bahasa Inggris orang Asia. Meski demikian mereka yang tinggal di Jerman sejak Juli hingga akhir September 2016 itu, berhasil memetik sejumlah pelajaran yang sangat berarti.
“Dari lama waktu kami PKL disana, memang mereka sangat disiplin dan menghargai waktu. Saat kerja benar-benar terfokus, tidak boleh pegang HP sedikitpun. Itu yang bagus disana,” kata Sadia menambahkan.
Selain itu, mereka juga mengaku mendapatkan banyak cara untuk menjadi seorang pribadi yang mandiri dan kreatif, apalagi Jerman merupakan salah satu negara dengan teknologi canggih. Hal tersebut merupakan salah satu alasan utama mereka mau berjuang dan mencari pengalaman kerja di luar negeri.
Setelah masa PKL usai, disaat keduanya akan kembali ke Bali, pihak perusahaan juga sempat menawarkan akan menerima mereka kembali untuk menambah ilmu di bidang industri ketika menjalani PKL di jenjang perguruan tinggi. Tawaran sejumlah beasiswa untuk sekolah disana pun mulai berdatangan.
Kepala SMKN 3 Singaraja Nyoman Swastika mengaku sangat bangga dengan keberanian anak didiknya menggali pengetahuan lebih dalam terkait keterampilan yang mereka miliki. Dengan pengalaman kerja di luar negeri kedepannya ia pun berharap, siswa-siswanya dapat kembali diterima bekerja disana. “Pengalaman tersebut akan sangat berarti buat mereka, apakah saat melanjutkan kuliah atau langsung bekerja. Dengan semangat dan disiplin tinggi, kami yakin mereka dapat melakukan yang terbaik,” ungkap dia. * k23
1
Komentar