PKW Unud Sasar Tukad Bindu Menuju Desa Budaya Lingkungan
DENPASAR, NusaBali
Program Kemitraan Wilayah (PKW) Unud menyasar kawasan Tukad Bindu untuk dijadikan Desa Budaya Lingkungan (Eco Village).
Dimana Eco Village nantinya khusus dibuat untuk penanganan sampah rumah tangga karena masalah sampah rumah tangga ini masih menjadi isu penting di daerah perkotaan.
Ketua Tim Pelaksana, Ir I Gede Suranjaya, MSi mengungkapkan, dosen Universitas Udayana melalui Kemenrstiek melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Kesiman, Denpasar Timur. Topik yang dipilih adalah Kelurahan Kesiman Menuju Desa Budaya Lingkungan 'Eco Village'.
Suranjaya menyebutkan, tujuan utama dari program ini adalah edukasi budaya hidup bersih dan selalu menjaga kelestarian lingkungan, masyarakat didampingi agar mau mengelola sampah secara mandiri di rumah tangga masing-masing. "Untuk caranya dengan kebiasaan memilih sampah organik dan non organik. Sampah organic selanjutnya dikumpulkan dalam gentong dekomposter," ungkap dosen Fakultas Peternakan Unud ini.
Kegiatan ini menurut dia, dilaksanakan dengan bermitra dengan Yayasan Tukad Bindu. Alasan Tukad Bindu dipilih karena merupakan salah satu objek wisata perkotaan yang masih menjaga keasrian alam dan budaya lingkungan bersih sehingga dirasa perlu untuk mendukung dan memotivasi masyarakat dalam pengembangan konsep desa budaya lingkungan.
Selaku ketua tim, Suranjaya mengatakan ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan program pada tahun pertama seperti Penataan DAS Tukad Bindu dengan penanaman berbagai jenis tanaman taru premana, pengembangan kebun percontohan tanaman pangan di lahan sempit (urban farming) menuju terwujudnya Rumah Pangan Lestari (RPL).
"Selain itu ada budidaya ikan lele pada kolam sirkulasi tertutup dengan sistem bioflock, Penanganan sampah rumah tangga dengan aplikasi micro organisme lokal (MOL) dan teknologi decomposer. Pada pelaksanaan tahun pertama ini kami ada beberapa kegiatan juga diarahkan untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung pola kebiasaan baru (new normal). Salah satunya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat dan memberikan perangkat untuk protokol kesehatan," ujarnya.
Kegiatan lainnya berupa penanaman Taru Premana yaitu tanaman yang memiliki nilai budaya. Disamping dapat menata dan menghijaukan DAS Tukad Bindu juga nantinya adalah untuk menyediakan berbagai tanaman upakara yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar pada kegiatan upacara yadnya (agama).
Sedangkan bimbingan teknis penanganan sampah organik rumah tangga dengan aplikasi MOL dan sistem decomposer diberikan oleh Dr Ir Ni Luh Kartini, MS dosen Fakultas Pertanian Unud dan pakar pelestarian lingkungan. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir pembuangan sampah rumah tangga. Sehingga sampah itu bisa diolah menjadi pupuk organik padat dan cair.
"Sementara budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dan pengembangan kebun tanaman pangan lahan sempit (urban farming) menyasar anggota Keluarga Rumah Tangga Miskin (RTM) dalam upaya untuk terwujudnya Rumah Pangan Lestari (RPL) dan meningkatkan kesejahteraannya," imbuhnya
Sementara, Kepala Lingkungan dan Pengawas Kelompok Pengelola objek wisata Tukad Bindu, I Gusti Rai Ari Temaja, SE menyambut baik dan mengucapkan terimakasih karena pergerakan PKW ini sudah dikondisikan dengan nyata melalui edukasi dan kegiatan di lapangan. “Jadi selain mengedukasi masyarakat dengan teori memang praktek dan pendampingan di lapangan harus juga dilakukan, inilah peran nyata PKW Unud," jelasnya. *mis
1
Komentar