Populasi Babi Jelang Galungan di Tabanan Kurang
Keperluan babi diperkirakan 8.836 ekor, sedangkan populasi di Tabanan hanya 3.236 ekor.
TABANAN, NusaBali
Populasi babi jelang Hari Raya Galungan pada Buda Kliwon Dungulan, Rabu (16/9), di Kabupaten Tabanan kurang. Pascakematian babi secara massal, populasi yang tercatat di Dinas Pertanian Tabanan kini hanya 3.236 ekor dari kebutuhan mencapai 8.836 ekor. Untuk mengatasi kekurangan ini, Dinas Pertanian Tabanan berencana mendatangkan babi dari Kabupaten Bangli dan Jembrana.
“Perayaan Galungan kali ini mungkin kekurangan babi, karena jumlah populasi masih jauh dari angka kebutuhan,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Nyoman Budana, Selasa (8/9).
Untuk menutupi kekurangan tersebut, Dinas Pertanian berencana mendatangkan babi dari Kabupaten Jembrana dan Bangli. Namun jika masih kurang, masyarakat diminta maklum dan disarankan beralih ke daging lain seperti ayam. “Kalau masih kekurangan, masyarakat bisa beralih memotong daging ayam afkir petelur yang biasa digunakan sebagai olahan masakan saat hari raya,” saran Budana.
Menurut Budana, langkah ke depan untuk memotivasi masyarakat kembali memelihara babi, pihaknya akan merancang program yang bisa diterima masyarakat maupun peternak.
Wakil Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi (GUBI) Bali I Nyoman Ariadi, juga mengakui populasi babi di Tabanan memang sangat jauh berkurang, bahkan sempat mengalami harga anjlok.
Namun sejak beberapa waktu terakhir harga sudah merangkak naik di kisaran Rp 38 ribu per kilogram. Dan harga diperkirakan akan naik saat Hari Raya Galungan, yakni bisa tembus Rp 40 ribu per kilogram. “Peningkatan populasi babi sekarang belum terjadi, karena masyarakat masih trauma dengan kejadian sebelumnya,” ungkap Ariadi.
Menurut Ariadi, masyarakat sudah mulai mencoba beternak babi meskipun hanya beberapa ekor. “Sudah ada masyarakat yang mulai mencoba-coba beternak, dan mudah-mudahan saja kondisinya terus membaik,” tandasnya. *des
“Perayaan Galungan kali ini mungkin kekurangan babi, karena jumlah populasi masih jauh dari angka kebutuhan,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Nyoman Budana, Selasa (8/9).
Untuk menutupi kekurangan tersebut, Dinas Pertanian berencana mendatangkan babi dari Kabupaten Jembrana dan Bangli. Namun jika masih kurang, masyarakat diminta maklum dan disarankan beralih ke daging lain seperti ayam. “Kalau masih kekurangan, masyarakat bisa beralih memotong daging ayam afkir petelur yang biasa digunakan sebagai olahan masakan saat hari raya,” saran Budana.
Menurut Budana, langkah ke depan untuk memotivasi masyarakat kembali memelihara babi, pihaknya akan merancang program yang bisa diterima masyarakat maupun peternak.
Wakil Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi (GUBI) Bali I Nyoman Ariadi, juga mengakui populasi babi di Tabanan memang sangat jauh berkurang, bahkan sempat mengalami harga anjlok.
Namun sejak beberapa waktu terakhir harga sudah merangkak naik di kisaran Rp 38 ribu per kilogram. Dan harga diperkirakan akan naik saat Hari Raya Galungan, yakni bisa tembus Rp 40 ribu per kilogram. “Peningkatan populasi babi sekarang belum terjadi, karena masyarakat masih trauma dengan kejadian sebelumnya,” ungkap Ariadi.
Menurut Ariadi, masyarakat sudah mulai mencoba beternak babi meskipun hanya beberapa ekor. “Sudah ada masyarakat yang mulai mencoba-coba beternak, dan mudah-mudahan saja kondisinya terus membaik,” tandasnya. *des
1
Komentar