Rapid Test Reaktif, 8 Peserta CPNS Jalani Tes SKB di Ruang Khusus
Peserta tes wajib menggunakan masker, faceshield, sarung tangan, cek suhu tubuh, mencuci tangan sebelum memasuki ruangan dan menyerahkan surat keterangan rapid test kepada panitia seleksi.
SINGARAJA, NusaBali
Delapan peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Buleleng menjalani tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) di ruang khusus. Karena dari hasil rapid test, delapan peserta ini reaktif. Ada enam peserta tak hadir tanpa alasan, dari total peserta tes SKB pada hari pertama untuk Kabupaten Buleleng 441 orang, Selasa (8/9).
Pelaksanaan seleksi tahap ketiga di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Bali. Ratusan peserta dikawal ketat penerapan protokol kesehatan. Seluruhnya diharapkan tiba di lokasi satu jam sebelum tes dimulai dengan menggunakan perlengkapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Prokes ini, seperti wajib menggunakan masker, faceshield, sarung tangan, cek suhu tubuh, mencuci tangan sebelum memasuki ruangan dan menyerahkan surat keterangan rapid test kepada panitia seleksi. Ratusan peserta yang mendapatkan jadwal tes pada hari pertama dibagi menjadi tiga sesi.
Sekda Buleleng Gede Suyasa selaku Ketua Panitia Pelaksana, melakukan peninjauan langsung pelaksanaan SKB hari pertama. Dia juga sempat memberikan arahan singkat kepada peserta yang akan menjalani tes. Birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng ini mengapresiasi pelaksanaan SKB berjalan lancar, meski di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
Sejumlah peserta yang rapid test-nya reaktif dan menjalani tes di ruang khusus juga sudah difasilitasi dengan baik. “Seluruh peserta sudah menjalani seluruh proses tes dengan baik dengan penerapan protokol kesehatan. Pelaksanaan tes tahun ini memang berbeda sehingga peserta harus mengatur pikiran agar tidak terbebani saat tes, jangan sampi stres dan tetap menjaga kesehatan dengan baik,” ucap dia.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Buleleng I Gede Wisnawa menjelaskan, terkait teknis pelaksanaan SKB kali ini dijalankan sesuai dengan standar prokes pencegahan Covid-19. Selain kelengkapan prokes pada masing-masing peserta, ketentuan jaga jarak juga diutamakan. Ruangan yang biasanya digunakan untuk kapasitas 200 orang, tahun ini hanya diisi 100 orang. Kondisi ini pun membuat waktu pelaksanaan tes SKB lebih panjang yakni selama 3 hari dari tanggal 8-10 September 2020.
“Dengan jumlah peserta total SKB 944 orang, sebenarnya jika kondisi normal bisa diselesaikan dengan waktu sehari sebanyak tiga sesi. Tetapi karena pandemi ini ada ketentuan khusus untuk pencegahan sehingga pelaksanannya menjadi tiga hari,” jelas mantan Sekwan DPRD Buleleng ini. Terkait dengan peserta yang datang dengan rapid test reaktif, jelas Wisnaya, pansel menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, untuk menentukan peserta bileh ikut test atau tidak.
Kepala Kanreg X BKN Denpasar Bambang Hari Samasto mengatakan secara teknis SKB kali ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan SKB sebelum pandemi Covid-19. Perbedaannya hanya pada penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Sama saja dengan tes SKB sebelumnya hanya kali ini waktu pelaksanaannya otomatis lebih panjang karena pengaturan jaga jarak membatasi jumlah peserta dalam satu ruangan,” kata dia. *k23
Pelaksanaan seleksi tahap ketiga di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Bali. Ratusan peserta dikawal ketat penerapan protokol kesehatan. Seluruhnya diharapkan tiba di lokasi satu jam sebelum tes dimulai dengan menggunakan perlengkapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Prokes ini, seperti wajib menggunakan masker, faceshield, sarung tangan, cek suhu tubuh, mencuci tangan sebelum memasuki ruangan dan menyerahkan surat keterangan rapid test kepada panitia seleksi. Ratusan peserta yang mendapatkan jadwal tes pada hari pertama dibagi menjadi tiga sesi.
Sekda Buleleng Gede Suyasa selaku Ketua Panitia Pelaksana, melakukan peninjauan langsung pelaksanaan SKB hari pertama. Dia juga sempat memberikan arahan singkat kepada peserta yang akan menjalani tes. Birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng ini mengapresiasi pelaksanaan SKB berjalan lancar, meski di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
Sejumlah peserta yang rapid test-nya reaktif dan menjalani tes di ruang khusus juga sudah difasilitasi dengan baik. “Seluruh peserta sudah menjalani seluruh proses tes dengan baik dengan penerapan protokol kesehatan. Pelaksanaan tes tahun ini memang berbeda sehingga peserta harus mengatur pikiran agar tidak terbebani saat tes, jangan sampi stres dan tetap menjaga kesehatan dengan baik,” ucap dia.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Buleleng I Gede Wisnawa menjelaskan, terkait teknis pelaksanaan SKB kali ini dijalankan sesuai dengan standar prokes pencegahan Covid-19. Selain kelengkapan prokes pada masing-masing peserta, ketentuan jaga jarak juga diutamakan. Ruangan yang biasanya digunakan untuk kapasitas 200 orang, tahun ini hanya diisi 100 orang. Kondisi ini pun membuat waktu pelaksanaan tes SKB lebih panjang yakni selama 3 hari dari tanggal 8-10 September 2020.
“Dengan jumlah peserta total SKB 944 orang, sebenarnya jika kondisi normal bisa diselesaikan dengan waktu sehari sebanyak tiga sesi. Tetapi karena pandemi ini ada ketentuan khusus untuk pencegahan sehingga pelaksanannya menjadi tiga hari,” jelas mantan Sekwan DPRD Buleleng ini. Terkait dengan peserta yang datang dengan rapid test reaktif, jelas Wisnaya, pansel menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, untuk menentukan peserta bileh ikut test atau tidak.
Kepala Kanreg X BKN Denpasar Bambang Hari Samasto mengatakan secara teknis SKB kali ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan SKB sebelum pandemi Covid-19. Perbedaannya hanya pada penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Sama saja dengan tes SKB sebelumnya hanya kali ini waktu pelaksanaannya otomatis lebih panjang karena pengaturan jaga jarak membatasi jumlah peserta dalam satu ruangan,” kata dia. *k23
Komentar