Muncul 5 Nama Caketum PHDI Pusat
Mendekati Mahasabha yang berlangsung pada 21-23 Oktober mendatang di Surabaya, organisasi pemuda Hindu yakni Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) bekerjasama dengan Media Hindu mengkerucutkan nama-nama calon Ketua Umum Parisadha Hindu Dharma Indonesia (Ketum PHDI) Pusat yang telah mereka survei.
JAKARTA, NusaBali
Menurut Ketua DPN Peradah Indonesia D. Sures Kumar, dari 49 nama yang mereka hasilkan telah dikerucutkan 15 orang pada Agustus lalu. Kini mendekati Mahasabha, sudah menjadi lima calon ketua umum (Caketum).
“Awalnya ada tujuh nama tokoh Hindu yang dipandang memiliki kapasitas dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan masyarakat. Namun tidak jadi di rekomendasikan, karena ada koreksi dari beberapa pihak,” ujar Sures kepada NusaBali, Rabu (12/10).
Kedua nama yang tidak masuk adalah Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha dan I Made Darmayasa. Ngakan Gede Sugiartha batal dimunculkan lantaran tidak termasuk dalam 49 tokoh yang direkomendasikan dalam survei. Agar tidak bias dan menyimpang dari survei awal, maka Ngakan Gede Sugiartha, tidak jadi direkomendasikan DPN Peradah dan PP KMHDI.
Sementara I Made Darmayasa atau lebih dikenal sebagai Rasa Acarhya Prabu Darmayasa tidak jadi direkomendasikan karena telah menyampaikan tidak bersedia maju. Meski begitu, beliau siap ngayah di PHDI.
Demi menghormati sikap dan keputusan Prabu Darmayasa, maka DPN Peradah dan PP KMHDI tidak memasukan nama beliau sehingga merekomendasikan lima nama sebagai caketum.
Kelima nama tersebut adalah KS. Arsana,S.Psi, Drs. Erlangga Mantik, Mayjen TNI ( Purn ) Wisnu Bawa Tenaya, Marsekal TNI ( Purn ) Ida Bagus Putu Dunia dan Kolonel Inf ( Purn ) I Nengah Dana.
Munculnya kelima nama itu, kata Sures, diharapkan umat Hindu dapat menilai lebih dini siapa yang mampu mengemban tanggungjawab selama lima tahun ke depan. Plus ngayah memajukan umat Hindu.
Ia juga menegaskan, caketum PHDI yang terpilih tidak merangkap jabatan baik di perusahaan, pemerintahan maupun di lembaga lainya agar bisa fokus melayani dan melakukan pembinaan terhadap umat. Bagi tokoh-tokoh umat yang tidak terpilih nanti, diharapkan mensuport ketua umum terpilih demi kemajuan umat Hindu Indonesia.
Secara khusus, mereka juga meminta kepada Wisnu Bawa Tenaya, memikirkan kembali apakah akan menerima permintaan umat menjadi caketum PHDI atau menerima aspirasi masyarakat Bali untuk ikut bertarung menuju Bali 1.
“Jangan sampai, bila beliau terpilih menjadi Ketum PHDI Pusat, posisi tersebut dijadikan sebagai batu loncatan untuk maju ke pilkada Bali,” tegas alumni IHDN Denpasar ini. K22
Menurut Ketua DPN Peradah Indonesia D. Sures Kumar, dari 49 nama yang mereka hasilkan telah dikerucutkan 15 orang pada Agustus lalu. Kini mendekati Mahasabha, sudah menjadi lima calon ketua umum (Caketum).
“Awalnya ada tujuh nama tokoh Hindu yang dipandang memiliki kapasitas dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan masyarakat. Namun tidak jadi di rekomendasikan, karena ada koreksi dari beberapa pihak,” ujar Sures kepada NusaBali, Rabu (12/10).
Kedua nama yang tidak masuk adalah Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha dan I Made Darmayasa. Ngakan Gede Sugiartha batal dimunculkan lantaran tidak termasuk dalam 49 tokoh yang direkomendasikan dalam survei. Agar tidak bias dan menyimpang dari survei awal, maka Ngakan Gede Sugiartha, tidak jadi direkomendasikan DPN Peradah dan PP KMHDI.
Sementara I Made Darmayasa atau lebih dikenal sebagai Rasa Acarhya Prabu Darmayasa tidak jadi direkomendasikan karena telah menyampaikan tidak bersedia maju. Meski begitu, beliau siap ngayah di PHDI.
Demi menghormati sikap dan keputusan Prabu Darmayasa, maka DPN Peradah dan PP KMHDI tidak memasukan nama beliau sehingga merekomendasikan lima nama sebagai caketum.
Kelima nama tersebut adalah KS. Arsana,S.Psi, Drs. Erlangga Mantik, Mayjen TNI ( Purn ) Wisnu Bawa Tenaya, Marsekal TNI ( Purn ) Ida Bagus Putu Dunia dan Kolonel Inf ( Purn ) I Nengah Dana.
Munculnya kelima nama itu, kata Sures, diharapkan umat Hindu dapat menilai lebih dini siapa yang mampu mengemban tanggungjawab selama lima tahun ke depan. Plus ngayah memajukan umat Hindu.
Ia juga menegaskan, caketum PHDI yang terpilih tidak merangkap jabatan baik di perusahaan, pemerintahan maupun di lembaga lainya agar bisa fokus melayani dan melakukan pembinaan terhadap umat. Bagi tokoh-tokoh umat yang tidak terpilih nanti, diharapkan mensuport ketua umum terpilih demi kemajuan umat Hindu Indonesia.
Secara khusus, mereka juga meminta kepada Wisnu Bawa Tenaya, memikirkan kembali apakah akan menerima permintaan umat menjadi caketum PHDI atau menerima aspirasi masyarakat Bali untuk ikut bertarung menuju Bali 1.
“Jangan sampai, bila beliau terpilih menjadi Ketum PHDI Pusat, posisi tersebut dijadikan sebagai batu loncatan untuk maju ke pilkada Bali,” tegas alumni IHDN Denpasar ini. K22
Komentar