Rumah Belajar Kemendikbud Raih Penghargaan ICMA 2020
TANGSEL, NusaBali
Platform Rumah Belajar sebagai media pembelajaran gratis berbasis dalam jaringan (daring) berhasil meraih Anugerah Indonesia Content Marketing Award (ICMA) 2020.
Paltform yang diciptakan Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini memiliki beragam fitur seperti Sumber Belajar, Buku Sekolah Elektronik, Laboratorium Maya, Kelas Digital, Karya Bahasa dan Sastra, Peta Budaya, dan sebagainya. Beragam fitur tersebut telah mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di era digital saat ini.
Pelaksana tugas (Plt.) Pusdatin Kemendikbud, Hasan Chabibie mengatakan Rumah Belajar menjadi salah satu upaya untuk memfasilitasi masyarakat terutama guru dan siswa agar dapat mengakses sumber pembelajaran interaktif dan berkualitas dengan lebih mudah. “Kemendikbud memiliki tujuan utama untuk menciptakan kualitas pendidikan yang merata. Baik dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote,” ujar Hasan Chabibie, saat dikonfirmasi di Kantor Pusdatin, Tangerang Selatan, pada Rabu (09/9).
Rumah Belajar menerima penghargaan sebagai Juara Ketiga Influencer Marketing ICMA 2020 kategori Kementerian/Lembaga/Pemerintah dan BUMN. Juara pertama diraih oleh PT. Bank Negara Indonesia (BNI) 46 Tbk., dan juara kedua diraih oleh Kementerian Keuangan.
Penghargaan ini diberikan oleh Indonesia Content Marketing Forum (ICMF) yang merupakan bagian dari Kompas Group. ICMF merupakan lembaga yang berfokus pada bidang pemasaran, komunikasi, dan pembuatan konten kreatif. ICMF hadir sebagai mitra lembaga-lembaga dari berbagai sektor untuk membantu peningkatan kualitas produk yang dimiliki.
Hasan Chabibie berharap, raihan ini mampu meningkatkan kualitas Rumah Belajar sebagai salah satu pilihan media pembelajaran bagi peserta didik. “Apalagi di tengah pandemi COVID-19 saat ini, kehadiran Rumah Belajar diharapkan mampu dan tetap menjaga nyala api pendidikan di Indonesia,” ujar Hasan Chabibie.
Rumah Belajar yang dikembangkan melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya dapat membiayai pemutakhiran fitur, pengembangan media, dan produksi konten. “Pemanfaatan Rumah Belajar di kalangan peserta didik tentunya tak semudah yang dilakukan media pembelajaran milik swasta yang melakukan marketing besar-besaran melalui iklan-iklan secara komersil,” tutur Hasan.
Menyadari hal ini, di samping melakukan sosialisasi melalui dinas pendidikan, surat edaran, dan pelatihan guru, Pusdatin juga melakukan kolaborasi dengan para influencer dari kalangan publik figure untuk mengoptimalkan penggunaan Rumah Belajar di Indonesia. Tak hanya itu, program influencer marketing yang dijalankan Rumah Belajar juga berkolaborasi dengan guru melalui konsep Guru Penggerak yang diberi nama Duta Rumah Belajar. “Di mana kami percaya bahwa guru merupakan salah satu aktor utama kunci perubahan dan kesuksesan pendidikan,” ungkap Hasan Chabibie.
Untuk memastikan guru-guru yang terpilih memiliki kemampuan di bidang pemanfaatan teknologi, Pusdatin melaksanakan pelatihan berjenjang sampai level empat. Pelatihan ini dilaksanakan dengan sistem seleksi, yang pada akhirnya guru-guru yang lolos pada level keempat inilah yang akan dinobatkan sebagai Duta Rumah Belajar.
Setiap tahun, Pusdatin memilih satu atau dua guru terbaik dari setiap provinsi untuk menjadi Duta Rumah Belajar. Hingga saat ini, Duta Rumah Belajar telah mencapai 100 orang. “Melalui Duta Rumah Belajar inilah Rumah Belajar semakin dikenal di kalangan masyarakat pendidikan di daerah-daerah,” kata Hasan.
“Setali tiga uang, disamping dapat membantu mengenalkan Rumah Belajar, program Duta Rumah Belajar juga memningkatkan kapasitas pemanfaatan TIK di kalangan guru melalui pelatihan sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di bumi pertiwi,” lanjutnya.
Untuk memaksimalkan target siswa, kata Hasan, Rumah Belajar menggunakan influencer public figure. Saat ini, influencer yang telah bekerja sama dengan Rumah Belajar adalah Angga Aldi Yunanda. Ia adalah seniman yang terlahir dari kalangan pendidik, di mana kedua orang tuanya berprofesi sebagai guru di Nusa Tenggara Barat. Dengan demikian, saat menjadi pembicara pada talkshow dan event Rumah Belajar, Angga Aldi Yunanda dapat merelasikan kebermanfaatan Rumah Belajar dengan guru dan siswa.
“Kini saatnya berkolaborasi dan bersinergi. Seluruh unit layanan pembelajaran dari Pusdatin sudah selayaknya menangkap ‘nafas zaman’ dengan kolaborasi lintas tim, lintas institusi. Rumah Belajar, TV Edukasi, Radio Edukasi, dan unit-unit lain sudah saatnya bergerak dalam platform kolaborasi di zaman digital ini,” tutup Hasan sembari mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu dalam pengembangan Rumah Belajar. *
Komentar