RSUD Buleleng Siapkan Pondok Khusus untuk Tenaga Kesehatan
Selepas bertugas, para tenaga kesehatan bias mensterilkan dirinya dulu di ‘pondok khusus’ sebelum pulang ke rumah bertemu dengan keluarganya.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 300 tenaga kesehatan (nakes) dan pegawai RSUD Buleleng yang bertugas pada Umanis Galungan, Kamis (17/9) diapresiasi oelh direksinya. Mereka yang tetap bekerja di hari libur diberikan hadiah bunga dan coklat sebagai tali kasih peringatan ‘Hari Keselamatan Pasien Sedunia’ yang jatuh bertepatan pada 17 September.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, Kamis (17/9), mengatakan dalam perayaan hari keselamatan pasien sedunia tahun ini sedikit berbeda. World Health Organization (WHO) mendesak pemangku kepentingan, dalam hal ini pemerintah untuk menyuarakan keselamatan nakes di tengah penanganan Covid-19, selain mengutamakan keselamatan pasien.
Menurut WHO, pandemi telah memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sistem kesehatan di seluruh dunia. Sistem kesehatan hanya dapat berfungsi dengan petugas kesehatan, dan tenaga kesehatan yang berpengetahuan luas, terampil, untuk penyediaan perawatan yang aman bagi pasien.
“Kami tetap memberikan motivasi kepada nakes dan pegawai lain yang bekerja di hari libur melayani pasien Covid-19. Tidak terhenti hanya sekarang ini, akan bergema terus dan menjadi hal berarti untuk memotivasi nakes dan pegawai lainnya,” jelas Dirut Arya.
Selain melengkapi nakes yang bertugas khusus merawat pasien Covid-19 dengan APD level III, RSUD Buleleng juga telah menyiapkan pondok (ruangan khusus) untuk mengakomodasi psikologis nakes kembali stabil. Ruangan yang masih berlokasi di dalam rumah sakit ini dimanfaatkan oleh nakes usai menjalankan tugasnya merawat pasien Covid-19.
“Secara keilmuan, APD Level 3 peluang penularannya hampir atau tidak ada, pondok ini untuk mengakomasi faktor psikologis nakes kembali baik,” imbuh Dirut yang baru dilantik akhir Agustus lalu.
Nakes yang memilih mondok akan mensterilkan dirinya dulu sebelum pulang ke rumah bertemu dengan keluarganya. Seperti menjalankan protap mandi besar, hingga melakukan test swab. Mereka baru pulang setelah mengetahui hasil swabnya negatif paling lama dua hari.
Pejabat asal Desa Kayuputih Kecamatan Banjar ini juga mengatakan menjaga psikologis nakesnya merupakan hal terpenting. Terlebih belakang mencuat pro-kontra terkait kepercayaan virus Covid-19 di masyarakat yang sempat membuat nakes dan pegawai yang ikut menangani pasien Covid-19 kecewa. “Kami tetap menjaga semangat berjuang bersama selain menggunakan APD standar maksimal, fase off rolling cukup bagus tidak terlalu lama dan tidak membuat terlalu lelah, nutrisi juga rutin, keselamatan nakes tetap diutamakan,” tegas dia.
Dokter spesialis penyakit dalam ini juga menekankan hal itu secara langsung menjamin kesiapan nakes menangani pasien Covid-19 yang saat ini terus menunjukkan lonjakan. RSUD Buleleng pun saat ini merawat 45 pasien Covid-19 yang bergejala sedang dan berat. Bahkan saat ini sudah menambah ruangan isolasi sesuai dengan anjuran pemerintah pusat.
Selain ruang Lely yang berkapasitas 32 bed isolasi dan Mahota, RSUD Buleleng juga telah menyiapkan ruang flamboyan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Sehingga kapasitas total ruang isolasi 45 bed. *k23
Sebanyak 300 tenaga kesehatan (nakes) dan pegawai RSUD Buleleng yang bertugas pada Umanis Galungan, Kamis (17/9) diapresiasi oelh direksinya. Mereka yang tetap bekerja di hari libur diberikan hadiah bunga dan coklat sebagai tali kasih peringatan ‘Hari Keselamatan Pasien Sedunia’ yang jatuh bertepatan pada 17 September.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, Kamis (17/9), mengatakan dalam perayaan hari keselamatan pasien sedunia tahun ini sedikit berbeda. World Health Organization (WHO) mendesak pemangku kepentingan, dalam hal ini pemerintah untuk menyuarakan keselamatan nakes di tengah penanganan Covid-19, selain mengutamakan keselamatan pasien.
Menurut WHO, pandemi telah memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sistem kesehatan di seluruh dunia. Sistem kesehatan hanya dapat berfungsi dengan petugas kesehatan, dan tenaga kesehatan yang berpengetahuan luas, terampil, untuk penyediaan perawatan yang aman bagi pasien.
“Kami tetap memberikan motivasi kepada nakes dan pegawai lain yang bekerja di hari libur melayani pasien Covid-19. Tidak terhenti hanya sekarang ini, akan bergema terus dan menjadi hal berarti untuk memotivasi nakes dan pegawai lainnya,” jelas Dirut Arya.
Selain melengkapi nakes yang bertugas khusus merawat pasien Covid-19 dengan APD level III, RSUD Buleleng juga telah menyiapkan pondok (ruangan khusus) untuk mengakomodasi psikologis nakes kembali stabil. Ruangan yang masih berlokasi di dalam rumah sakit ini dimanfaatkan oleh nakes usai menjalankan tugasnya merawat pasien Covid-19.
“Secara keilmuan, APD Level 3 peluang penularannya hampir atau tidak ada, pondok ini untuk mengakomasi faktor psikologis nakes kembali baik,” imbuh Dirut yang baru dilantik akhir Agustus lalu.
Nakes yang memilih mondok akan mensterilkan dirinya dulu sebelum pulang ke rumah bertemu dengan keluarganya. Seperti menjalankan protap mandi besar, hingga melakukan test swab. Mereka baru pulang setelah mengetahui hasil swabnya negatif paling lama dua hari.
Pejabat asal Desa Kayuputih Kecamatan Banjar ini juga mengatakan menjaga psikologis nakesnya merupakan hal terpenting. Terlebih belakang mencuat pro-kontra terkait kepercayaan virus Covid-19 di masyarakat yang sempat membuat nakes dan pegawai yang ikut menangani pasien Covid-19 kecewa. “Kami tetap menjaga semangat berjuang bersama selain menggunakan APD standar maksimal, fase off rolling cukup bagus tidak terlalu lama dan tidak membuat terlalu lelah, nutrisi juga rutin, keselamatan nakes tetap diutamakan,” tegas dia.
Dokter spesialis penyakit dalam ini juga menekankan hal itu secara langsung menjamin kesiapan nakes menangani pasien Covid-19 yang saat ini terus menunjukkan lonjakan. RSUD Buleleng pun saat ini merawat 45 pasien Covid-19 yang bergejala sedang dan berat. Bahkan saat ini sudah menambah ruangan isolasi sesuai dengan anjuran pemerintah pusat.
Selain ruang Lely yang berkapasitas 32 bed isolasi dan Mahota, RSUD Buleleng juga telah menyiapkan ruang flamboyan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Sehingga kapasitas total ruang isolasi 45 bed. *k23
Komentar