Penilaian Ogoh-ogoh, Dewan Juri Turun ke Desa
BANGLI, NusaBali
Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan melaksanakan lomba ogoh-ogoh se-Bali. Saat ini tahap penilaian di tingkat kecamatan.
Lomba ogoh-ogoh di Kabupaten Bangli diikuti 21 peserta dari 4 kecamatan. Nantinya dipilih tiga terbaik untuk dinilai di tingkat kabupaten. Dewan juri turun ke desa, peserta menyiapkan sinopsis tanpa mengarak ogoh-ogoh.
Kabid Adat dan Tradisi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangli, Putu Candra Rahadi, mengatakan lomba ogoh-ogoh ini merupakan apresiasi untuk masyarakat. “Peserta lomba ogoh-ogoh di Kabupaten Bangli sebanyak 21 peserta tersebar di empat kecamatan,” ungkap Putu Candra, Jumat (18/9). Lomba ogoh-ogoh dimulai dari tingkat kecamatan untuk mencari tiga terbaik. Nantinya juga akan dipilih tiga terbaik tingkat kabupaten.
Penilaian melibatkan seniman, majelis desa adat, dan pemerintah. Penilaian telah dilaksanakan di Kecamatan Susut dan Bangli. Tim telah melaksanakan penilaian di tiga desa adat yakni Desa Adat Kayuambua, Desa Adat Tiga, dan Desa Adat Penglumbaran Kawan. “Nanti dilanjutkan di Desa Adat Bangun Lemah, Serokadan,” sebutnya. Kecamatan Tembuku dan Kecamatan Kintamani menyusul. Penilaian meliputi keunikan tema, teknik kontruksi (diutamakan teknik anyam/ulatan), komposisi, karakter/ekspresi, proporsi/anatomi, aksesoris, dan teknik penyelesaian/harmoni warna. “Penilaian dilakukan di tempat tanpa pengarakan. Peserta mempersiapkan sinopsis,” jelas mantan Lurah Cempaga ini. *esa
Kabid Adat dan Tradisi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangli, Putu Candra Rahadi, mengatakan lomba ogoh-ogoh ini merupakan apresiasi untuk masyarakat. “Peserta lomba ogoh-ogoh di Kabupaten Bangli sebanyak 21 peserta tersebar di empat kecamatan,” ungkap Putu Candra, Jumat (18/9). Lomba ogoh-ogoh dimulai dari tingkat kecamatan untuk mencari tiga terbaik. Nantinya juga akan dipilih tiga terbaik tingkat kabupaten.
Penilaian melibatkan seniman, majelis desa adat, dan pemerintah. Penilaian telah dilaksanakan di Kecamatan Susut dan Bangli. Tim telah melaksanakan penilaian di tiga desa adat yakni Desa Adat Kayuambua, Desa Adat Tiga, dan Desa Adat Penglumbaran Kawan. “Nanti dilanjutkan di Desa Adat Bangun Lemah, Serokadan,” sebutnya. Kecamatan Tembuku dan Kecamatan Kintamani menyusul. Penilaian meliputi keunikan tema, teknik kontruksi (diutamakan teknik anyam/ulatan), komposisi, karakter/ekspresi, proporsi/anatomi, aksesoris, dan teknik penyelesaian/harmoni warna. “Penilaian dilakukan di tempat tanpa pengarakan. Peserta mempersiapkan sinopsis,” jelas mantan Lurah Cempaga ini. *esa
Komentar