Volume Minyak Berkurang, Penambangan Sepi

Penyebabnya, volume minyak yang muncul mulai berkurang. Lubang-lubang galian yang dibuat warga sedalam 1 meter berdiameter 30 cm lebih banyak berisi air dibandingkan minyaknya.

Penggali lubang, Ni Nengah Sumiati, mengaku lebih banyak dapatkan air daripada minyak. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, lebih banyak dapatkan minyak. Rata-rata per hari dapat 35 liter air. Pada malam hari, minyak lebih deras mengalir dari lubang-lubang yang dibuat warga, namun kini mengecil. “Sekarang sulit dapat minyak, lebih banyak air,” ungkap Nengah Sumiati, Minggu (20/9). Imbasnya, aktivitas menambang minyak di malam hari mulai sepi.

Kecilnya aliran minyak karena Depo Pertamina Manggis telah buat lubang di dekat tembok pembatas dengan lading yang ditemukan minyak. Depo Pertamina Manggis buat lubang sedalam 4 meter, panjang 10 meter, lebar 4 meter. Di lubang itu seluruh minyak tersedot sehingga minyak di ladang terus berkurang. Minyak yang disedot ke lubang buatan Depo Pertamina Manggis kemudian dituangkan dispersant (cairan penetral minyak). Sehingga bau menyengat yang selama ini tercium warga Banjar Labuan tidak ada lagi. Hanya saja sungai Moaran masih tercemar limbah minyak, airnya tidak bisa digunakan memandikan ternak sapi.

Lahan milik investor Wawan Danu Sartika yang digali warga berisi minyak sejak Jumat (18/9). Lahan seluas 10 are itu ada di tepi Sungai Moaran, dekat dengan tembok batas Depo Pertamina Manggis. Posisi paling dekat dengan ladang minyak itu adalah tangki milik Depo Pertamina Manggis nomor 13 dan nomor 14 yang selama ini digunakan menyimpan premium. Warga Banjar Labuan, I Komang Paklik, tetap berharap pihak Depo Pertamina Manggis membantu warga terdampak dengan bantuan sembako. Terpisah, Perbekel Desa Antiga, I Wayan Madra Arsana, berjanji menyampaikan aspirasi warganya, walau sebelumnya Depo Pertamina Manggis telah menyalurkan bantuan 12 paket sembako untuk 12 KK. “Pihak Depo telah melakukan sosialisasi terkait munculnya minyak itu, yang masih dalam penyelidikan,” ungkap Madra Arsana. *k16