Pelaksanaan PON Remaja Masih Gabeng
KONI Bali menunggu kepastian jadi-tidaknya PON Remaja karena menyangkut kesiapan cabor yang akan mengikuti Pra PON Remaja.
DENPASAR, NusaBali
Kepastian pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja II 2017 di Semarang, Jawa Tengah, masih gabeng. Secara lisan, Kemenpora sudah menyatakan membatalkan pelaksanaan even yang diagendakan bulan Juli 2017 mendatang. Namun keputusan resmi secara tertulis belum dikeluarkan oleh Kemenpora.
"Sampai saat ini memang belum ada kejelasan. Apakah dibatalkan atau tidak. Dan, dari hasil konsultasi kami ke pusat masih dikoordinasikan antara KONI Pusat dengan Menpora," ungkap Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, Jumat (14/10).
Dengan kondisi itu, KONI Bali tidak bisa berbuat apa. Mesti dia sudah langsung ke Jakarta menemui instansi terkait soal kejelasan PON Remaja II di Jawa Tengah. "Belum ada tanda-tanda. Jadi, kita tunggu saja, karena keputusan ada di pusat," tegas Suwandi. Padahal mantan Ketum KONI Badung itu berharap, dengan datang langsung ke Jakarta mendapatkan informasi yang pasti soal pelaksanaan PON Remaja II. Apakah benar dibatalkan atau bagaimana. Sebab, berdasarkan keputusan tersebut bisa melakukan langkah selanjutnya, termasuk memanggil 35 cabor jika benar akan ada PON Remaja II. Sebab, mereka akan mengadakan Pra PON yang awalnya santer dilakukan hampir serentak mulai bulan November dan Desember.
Sementara itu Bidang Prestasi KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra, menegaskan jika KONI Pusat masih melakukan komunikasi dengan institusi terkait. Langkah itu diambil agar informasi tidak tumpang tindih. Termasuk berjuang agar PON Remaja II tetap bisa dilaksanakan. "Setelah dikabarkan dibatalkan tentu semua ada pengaruhnya. Cuma yang memiliki kewenangan untuk sampai kapannya pelaksanaan PON Remaja, mau diadakan atau tidak, itu sepenuhnya ada di pusat," jelas Yamadhiputra.
Sementara itu KONI Pusat meminta adanya evaluasi sebelum keputusan menghentikan PON Remaja yang disebut tidak jauh berbeda dengan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS). "KONI Pusat mendukung kebijakan Kemenpora. Tetapi, kami meminta adanya evaluasi sebelum diputuskan PON Remaja dihentikan," kata Sekjen KONI Pusat, EF Hamidy di Jakarta.
Menurut Hamidy, perlunya ada koordinasi karena perhelatan PON Remaja itu dilaksanakan lantaran hasil keputusan dari RAT KONI tahun 2010 pada era KONI/KOI dipimpin Rita Subowo. "PON Remaja kan merupakan hasil keputusan RAT jadi pemerintah perlu melakukan koordinasi dengan memanggil KONI Pusat, KONI Provinsi, PB PON Remaja," katanya.
Selain itu, jelas Hamidy, pentingnya koordinasi terkait dengan adanya persiapan Panitia Besar (PB) PON Remaja yang telah dilakukan sejak dua tahun lalu terkait infrastruktur dan lainnya. Bahkan, atlet dari 34 provinsi telah melakukan Pelatda. "Ini kan terkait pertanggung jawaban anggaran yang telah digunakan untuk persiapan PB PON dan persiapan atlet setiap provinsi. Makanya, perlu ada koordinasi," katanya lagi.
Sebelumnya, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Gatot Dewa Broto mengatakan, Kemenpora bakal membatalkan pelaksanaan PON Remaja yang akan digelar di Jateng tahun 2017. Pertimbangannya, saat ini pemerintah sedang melakukan efisiensi anggaran akibat defisit APBN. Apalagi, Jateng juga menjadi tuan rumah POPNAS pada tahun yang sama.
Menurut Gatot, POPNAS lebih diprioritaskan karena cabang olahraga yang dipertandingkan banyak digelar di event internasional. "Kalau PON Remaja tidak terlalu signifikan untuk ke jenjang selanjutnya. Jadi kami lebih prefer ke Popnas," ujarnya.
Dalam waktu dekat, kata Gatot, Kemenpora akan mengirim surat pemberitahuan pembatalan PON Remaja kepada Gubernur Jateng dan KONI Pusat. Dengan demikian, KONI Pusat segera menginformasikan masalah ini kepada seluruh KONI provinsi di Indonesia agar menghentikan persiapan para atlet yang akan dikirim ke PON Remaja. dek
Kepastian pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja II 2017 di Semarang, Jawa Tengah, masih gabeng. Secara lisan, Kemenpora sudah menyatakan membatalkan pelaksanaan even yang diagendakan bulan Juli 2017 mendatang. Namun keputusan resmi secara tertulis belum dikeluarkan oleh Kemenpora.
"Sampai saat ini memang belum ada kejelasan. Apakah dibatalkan atau tidak. Dan, dari hasil konsultasi kami ke pusat masih dikoordinasikan antara KONI Pusat dengan Menpora," ungkap Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, Jumat (14/10).
Dengan kondisi itu, KONI Bali tidak bisa berbuat apa. Mesti dia sudah langsung ke Jakarta menemui instansi terkait soal kejelasan PON Remaja II di Jawa Tengah. "Belum ada tanda-tanda. Jadi, kita tunggu saja, karena keputusan ada di pusat," tegas Suwandi. Padahal mantan Ketum KONI Badung itu berharap, dengan datang langsung ke Jakarta mendapatkan informasi yang pasti soal pelaksanaan PON Remaja II. Apakah benar dibatalkan atau bagaimana. Sebab, berdasarkan keputusan tersebut bisa melakukan langkah selanjutnya, termasuk memanggil 35 cabor jika benar akan ada PON Remaja II. Sebab, mereka akan mengadakan Pra PON yang awalnya santer dilakukan hampir serentak mulai bulan November dan Desember.
Sementara itu Bidang Prestasi KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra, menegaskan jika KONI Pusat masih melakukan komunikasi dengan institusi terkait. Langkah itu diambil agar informasi tidak tumpang tindih. Termasuk berjuang agar PON Remaja II tetap bisa dilaksanakan. "Setelah dikabarkan dibatalkan tentu semua ada pengaruhnya. Cuma yang memiliki kewenangan untuk sampai kapannya pelaksanaan PON Remaja, mau diadakan atau tidak, itu sepenuhnya ada di pusat," jelas Yamadhiputra.
Sementara itu KONI Pusat meminta adanya evaluasi sebelum keputusan menghentikan PON Remaja yang disebut tidak jauh berbeda dengan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS). "KONI Pusat mendukung kebijakan Kemenpora. Tetapi, kami meminta adanya evaluasi sebelum diputuskan PON Remaja dihentikan," kata Sekjen KONI Pusat, EF Hamidy di Jakarta.
Menurut Hamidy, perlunya ada koordinasi karena perhelatan PON Remaja itu dilaksanakan lantaran hasil keputusan dari RAT KONI tahun 2010 pada era KONI/KOI dipimpin Rita Subowo. "PON Remaja kan merupakan hasil keputusan RAT jadi pemerintah perlu melakukan koordinasi dengan memanggil KONI Pusat, KONI Provinsi, PB PON Remaja," katanya.
Selain itu, jelas Hamidy, pentingnya koordinasi terkait dengan adanya persiapan Panitia Besar (PB) PON Remaja yang telah dilakukan sejak dua tahun lalu terkait infrastruktur dan lainnya. Bahkan, atlet dari 34 provinsi telah melakukan Pelatda. "Ini kan terkait pertanggung jawaban anggaran yang telah digunakan untuk persiapan PB PON dan persiapan atlet setiap provinsi. Makanya, perlu ada koordinasi," katanya lagi.
Sebelumnya, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Gatot Dewa Broto mengatakan, Kemenpora bakal membatalkan pelaksanaan PON Remaja yang akan digelar di Jateng tahun 2017. Pertimbangannya, saat ini pemerintah sedang melakukan efisiensi anggaran akibat defisit APBN. Apalagi, Jateng juga menjadi tuan rumah POPNAS pada tahun yang sama.
Menurut Gatot, POPNAS lebih diprioritaskan karena cabang olahraga yang dipertandingkan banyak digelar di event internasional. "Kalau PON Remaja tidak terlalu signifikan untuk ke jenjang selanjutnya. Jadi kami lebih prefer ke Popnas," ujarnya.
Dalam waktu dekat, kata Gatot, Kemenpora akan mengirim surat pemberitahuan pembatalan PON Remaja kepada Gubernur Jateng dan KONI Pusat. Dengan demikian, KONI Pusat segera menginformasikan masalah ini kepada seluruh KONI provinsi di Indonesia agar menghentikan persiapan para atlet yang akan dikirim ke PON Remaja. dek
Komentar