Tim Pengabdi Unud Dampingi Desa Buahan Kembangkan Pertanian Organik
DENPASAR, NusaBali
Tim Pengabdi Universitas Udayana (Unud) melakukan pendampingan kepada Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, Bangli untuk mengembangkan paket agrowisata yang berbasiskan pertanian organik terpadu.
Agrowisata itu disebut sapi-biogas-cacing tanah-ikan, tanaman organik lebah dan agrowisata (SaBiCaITaLA) yang sudah dikembangkan di lokasi pertanian desa setempat. Ketua pelaksana kegiatan Dr Ir Ni Luh Kartini MS mengungkapkan, konsep ini terinspirasi setelah melihat kondisi air danau yang mulai tercemar. Baik tercemar oleh residu bahan kimia dari pertanian konvensional maupun dari limbah budidaya ikan. Untuk mitigasi hal tersebut maka dilakukan budidaya ikan mujair di darat dengan kolam terpal dengan system sirkulasi tertutup.
Residu air kolam yang dipakai masih kaya dengan nutrisi dimanfaatkan untuk menyiram tanaman untuk menunjang pertaniaan yang diusahakan dengan system organik. "Sistem ini diharapkan dapat menekan pencemaran air danau, baik akibat budidaya ikan maupun usaha tani, ungkap dosen Fakultas Pertanian Unud tersebut," jelasnya.
Menurut Luh Kartini, kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) dari Kemenristek /BRIN. Dalam kegiatan ini menghadirkan kelompok tani organik buahan yang sekaligus sebagai kelompok ternak dan Kelompok Wanita Tani Sari Buana Kerti Buahan.
Luh Kartini yang juga pemerhati lingkungan ini mengatakan, pendampingan dimulai dari 4 Agustus 2020 untuk mendiskusikan bagaimana cara mengemas sistem pertanian organik terpadu SaBiCaITaLA yang sudah ada. Diskusi tersebut sebagai landasan untuk menjadikan sebuah paket agrowisata, secara berkelanjutan. "Dalam pertemun ini juga hadir perbekel desa Buahan dan Bendesa Adat Desa Buahan," imbuhnya.
Bersamaan dengan pertemuan tersebut, ada kunjungan dari Bappenas, KLHK, Pemda Bangli dengan semua jajarannya dalam rangka penyelamatan dan pelestarian Danau Batur karena merupakan salah satu dari 15 danau prioritas Nasional yang harus diselamatkan. Kunjungan ini dalam rangka melihat model teknologi ramah lingkungan pertanian organik, biogas, cacing tanah, pembuatan pupuk organic dari eceng gondok, dan bioplok yang diterapkan disekitar danau untuk penyelamatan danau.
Bappenas kata dia, sangat tertarik dengan konsep pertanian terpadu dan bioplok. Karena kedua konsep ini adalah untuk penyelamatan danau batur dari pencemaran. "Yang hadir saat itu juga ada Sekda Bangli Bapak Ida Bagus Giri, Dit LH, Dit perhunungan Dit KP, Dit PITK, DTTP, Dit Pengairan, Dit SDEMP, dan Dit KSDA. Tim PPDM, Ketua dan Anggota kelompok tani organik dan KWT desa buahan," ungkapnya.
Bahkan lanjut Luh Kartini, mereka yang hadir dalam kegiatan itu sangat berterimakasih dengan Universitas Udayana yang telah melakukan inovasi teknologi tepat guna (TTG) disamping dapat meningkatkan pendapatan petani juga dapat mencegah pencemaran Danau Batur. *mis
1
Komentar