Biaya Turun, Permintaan Rapid Test di Bandara Naik
Tarif rapid test di bandara turun dari Rp 150.000 menjadi Rp 85.000. Pemohon rapid test dari semula kisaran 170–180 orang per hari, kini jadi 200-an orang.
MANGUPURA, NusaBali
Angkasa Pura (AP) I menyebut ada peningkatan permintaan layanan rapid test di posko rapid test di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Peningkatan permintaan ini dikarenakan per 16 September lalu, AP I menurunkan tarif layanan dari Rp 150.000 menjadi Rp 85.000 untuk sekali rapid test.
Communication and Legal Section Manager Angkasa Pura I Andanina Dyah Permata Megasari, menerangkan setelah diturunkannya biaya layanan rapid test di posko yang berlokasi di Terminal Kedatangan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, pengguna jasa maupun masyarakat yang hendak melakukan pemeriksaan cenderung meningkat dari sebelumnya. “Memang ada peningkatan dari sebelum dan sesudah biaya layanan diturunkan. Meski peningkatan itu tidak terlalu signifikan, namun tetap saja lebih banyak dari biasanya,” kata Andanina, Rabu (23/9) siang.
Menurut Andanina, perbandingan sebelum biaya layanan diturunkan, pengguna jasa maupun masyarakat yang melakukan pemeriksaan rapid test di posko tersebut berkisaran 170 – 180 orang per hari. Namun, setelah tarif diturunkan per 16 September 2020, permintaan per harinya mencapai 200 orang lebih.
“Kalau rata-rata setiap harinya saat tarif masih Rp 150.000 itu hanya 170-an hingga 180 orang saja. Tapi dalam sepekan ini (setelah tarif diturunkan), ada peningkatan menjadi 200-an orang, apalagi kalau hari Jumat atau Minggu tergolong cukup signifikan, karena flight hari-hari tersebut cukup banyak,” jelas Andanina.
Sejak dibukanya layanan rapid test di posko rapid test di area Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai sejak 22 Juli 2020 lalu, pihaknya belum mendapatkan satu orang pun yang hasilnyaa reaktif saat dilakukan pemeriksaan. “Dari awal sampai sekarang belum ada yang hasilnya reaktif, semuanya non reaktif. Kalau pun ada, kami sudah menyiapkan berbagai langkah atau upaya yang kita terapkan sebagai standar penanganan pertama. Masyarakat yang hasilnya demikian (reaktif, Red) akan diberikan saran untuk swab di rumah sakit terdekat. Semua stakeholder akan bergerak cepat kalau memang ada yang hasilnya seperti itu. Namun, sampai saat ini belum ada,” tegasnya.
Andanina menambahkan, guna mengantisipasi membeludaknya masyarakat atau pun pengguna jasa yang hendak melakukan pemeriksaan di posko rapid test bandara, pihaknya menempatkan belasan petugas untuk mengawasi serta mengatur ketertiban. Hal ini semata untuk menjaga agar masyarakat yang berada di area posko itu tetap menaati protokol kesehatan mulai dari penggunaan masker dan jaga jarak aman.
“Setiap fasilitas di bandara sudah ada tanda untuk jaga jarak aman. Jadi, semua yang datang, harus patuh dan menaati semua tanda itu. Begitu pun dengan penggunaan masker, mereka harus menggunakan dengan benar dan itu lah fungsi dari petugas kami di lokasi, untuk selalu mengingatkan mereka,” tutur Andanina. *dar
Communication and Legal Section Manager Angkasa Pura I Andanina Dyah Permata Megasari, menerangkan setelah diturunkannya biaya layanan rapid test di posko yang berlokasi di Terminal Kedatangan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, pengguna jasa maupun masyarakat yang hendak melakukan pemeriksaan cenderung meningkat dari sebelumnya. “Memang ada peningkatan dari sebelum dan sesudah biaya layanan diturunkan. Meski peningkatan itu tidak terlalu signifikan, namun tetap saja lebih banyak dari biasanya,” kata Andanina, Rabu (23/9) siang.
Menurut Andanina, perbandingan sebelum biaya layanan diturunkan, pengguna jasa maupun masyarakat yang melakukan pemeriksaan rapid test di posko tersebut berkisaran 170 – 180 orang per hari. Namun, setelah tarif diturunkan per 16 September 2020, permintaan per harinya mencapai 200 orang lebih.
“Kalau rata-rata setiap harinya saat tarif masih Rp 150.000 itu hanya 170-an hingga 180 orang saja. Tapi dalam sepekan ini (setelah tarif diturunkan), ada peningkatan menjadi 200-an orang, apalagi kalau hari Jumat atau Minggu tergolong cukup signifikan, karena flight hari-hari tersebut cukup banyak,” jelas Andanina.
Sejak dibukanya layanan rapid test di posko rapid test di area Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai sejak 22 Juli 2020 lalu, pihaknya belum mendapatkan satu orang pun yang hasilnyaa reaktif saat dilakukan pemeriksaan. “Dari awal sampai sekarang belum ada yang hasilnya reaktif, semuanya non reaktif. Kalau pun ada, kami sudah menyiapkan berbagai langkah atau upaya yang kita terapkan sebagai standar penanganan pertama. Masyarakat yang hasilnya demikian (reaktif, Red) akan diberikan saran untuk swab di rumah sakit terdekat. Semua stakeholder akan bergerak cepat kalau memang ada yang hasilnya seperti itu. Namun, sampai saat ini belum ada,” tegasnya.
Andanina menambahkan, guna mengantisipasi membeludaknya masyarakat atau pun pengguna jasa yang hendak melakukan pemeriksaan di posko rapid test bandara, pihaknya menempatkan belasan petugas untuk mengawasi serta mengatur ketertiban. Hal ini semata untuk menjaga agar masyarakat yang berada di area posko itu tetap menaati protokol kesehatan mulai dari penggunaan masker dan jaga jarak aman.
“Setiap fasilitas di bandara sudah ada tanda untuk jaga jarak aman. Jadi, semua yang datang, harus patuh dan menaati semua tanda itu. Begitu pun dengan penggunaan masker, mereka harus menggunakan dengan benar dan itu lah fungsi dari petugas kami di lokasi, untuk selalu mengingatkan mereka,” tutur Andanina. *dar
1
Komentar