Lagi, Warga Menghilang Misterius
Bahkan petugas Sabhara Polda Bali, dan Polsek Selat, juga ambil bagian dalam pencarian namun belum juga membuahkan hasil.
AMLAPURA, NusaBali
Belum tuntas misterihilangnya dua warga Karangasem, masing-masing di sekitar Gunung Agung dan di perairan, aparat kembali disibukkan dengan laporan warga raib. Seorang warga dengan keterbelakangan mental atau idiot dilaporkan hilang. Kali ini korban atas nama, Ni Ketut Natia, 55, dari Banjar Tukad Sabuh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem.
Dia meninggalkan rumah pukul 12.00 Wita, Rabu (18/11), sedangkan petugas gabungan resmi melakukan pencarian sejak Kamis (19/11) pukul 07.00 Wita. Mulanya pencarian ke arah barat Banjar Tukad Sabuh, selanjutnya menyebar di jalan raya ke beberapa desa sekitarnya.
Petugas gabungan itu tidak menemukan jejak-jejak korban. Pencarian menyebar ke beberapa desa sekitar karena informasi terakhir, ada yang menemukan korban melintas. Koordinator Petugas Gabungan Ida Bagus Surya Wirawan, Kepala Pos SAR Karangasem bersama Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa memaparkan secara terpisah di Amlapura, Jumat (20/11).
Pencarian dilakukan sejak Kamis (19/11) sehubungan keluarga korban, melalui kemenakan korban I Wayan Mertana, 31, melaporkan ke Pos SAR Karangasem, Kamis (19/11).
Mertana melaporkan, korban Ni Ketut Natia, meninggalkan rumah pukul 200 Wita, Rabu (18/11), dengan ciri-ciri rambut setengah putih, kulit sawo matang, tinggi sekitar 155 cm, wajah bulat, hidung normal gunakan kebaya putih susu, kain batik cokelat, tidak ada ciri-ciri khusus dari korban.
Korban kata Mertana sejak kecil mengalami keterbelakangan mental alias idiot, hilang saat mencari kayu bakar. Diperkirakan korban terlalu jauh mencari kayu bakar, kemudian kesulitan mengenali jalan kembali menuju rumahnya. Selama ini korban tinggal sendirian di rumahnya.
IB Surya Wirawan mengatakan, pencarian hari kedua tanpa jejak korban. “Pencarian hari kedua, petugas terbagi dua, menyebar di kampung-kampung sekitar Banjar Tukad Sabuh,” katanya.
Bahkan petugas Sabhara Polda Bali, dan Polsek Selat, juga ambil bagian dalam pencarian. Kapolsek Selat AKP I Nyoman Sudiarsa mengakui, pencarian korban belum membuahkan hasil. “Petugas Polsek Selat telah kami kerahkan membantu melakukan pencarian, belum ada hasilnya,” kata dia
AKP Sudiarsa menambahkan, pencarian hingga ke Banjar Shanti, Desa/Kecamatan Selat, Banjar/Desa Amerta Bhuana, dan sekitarnya. “Kami telah berupaya mencari korban, pencarian menyebar ke kampung-kampung karena ada informasi sempat ada warga melihat korban,” katanya.
Sebelumnya warga idiot I Nengah Ngurah, 31, dari Banjar Kesimpar, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, hilang Kamis (8/10), diperkirakan tersesat di hutan Gunung Agung, tengah mencari rumput
Sedangkan korban kedua seorang nelayan, I Gede Meruta, 50, dari Banjar Muntig, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, hilang Minggu (15/11) pukul 06.30 Wita.
Kepala Pelaksana BPBD IB Arimbawa mengatakan, tiga korban hilang tanpa jejak.
“Ketiga korban itu belum kami temukan, pencarian jalan terus,” kata IB Arimbawa.
Walau pencarian melibatkan segenap warga masyarakat Banjar Tukad Sabuh dan kerabat korban, belum ada tanda-tanda korban bisa ditemukan. “Pencarian bisa berlanjut, Sabtu (21/11),” tambah IB Arimbawa.
Tak ayal, peristiwa ini menambah sibuk jajaran petugas dan tim SAR di Karangasem yang juga masih mencari dua warga di bumi lahar, yang sejak beberapa waktu seakan raib tanpa jejak itu. Petugas kesulitan melakukan pencarian tanpa mendapatkan petunjuk akurat, apalagi minim informasi dan petunjuk lainnya. Hanya pencarian di laut masih berlangsung atas hilangnya nelayan, I Gede Meruta, yang diduga korban yang tidak bisa berenang nyemplung ke laut saat pasang pancing karena ditarik ikan besar. Sehingga lepas dari jukungnya yang berisi mesin masih hidup.
Akibatnya jukung milik korban berputar-putar tanpa awak tak tentu arah. Nelayan I Nyoman Amin, dari Banjar Muntig yang menemukan jukung tanpa awak itu, selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Kubu.
Ni Luh Astiti, 15, putri kelima korban bersama ibunya, Ni Nengah Rupet (istri korban), berharap agar korban segera ditemukan. Bahkan adik Meruta, I Made Madi mengaku telah ngewacakang di tiga orang pintar, petunjuknya belum jelas mengenai keberadaan korban.
Komentar