Ketua NasDem Bali jadi Panglingsir Karya Dwijati
Seorang politisi menjadi prawartaka (panglingsir) karya menjadi hal unik dan terbilang langka di Bali.
AMLAPURA, NusaBali
Seperti yang dilakoni Ketua DPW Partai NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa yang bertindak sebagai prawartaka karya padikaan (dwijati) untuk calon diksa semasih walaka bernama Ida Ayu Ngurah,55. Setelah bhiseka bernama Ida Pedanda Istri Ngurah Kemenuh atau Ida Pedanda Istri Kania.
IB Oka Gunastawa sendiri dipercaya sebagai prawartaka karya, karena telah memahami ritual padiksaan. Selain itu kedua orangtuanya merupakan Ida Pedanda, yakni Ida Pedanda Gde Made Buruan dan Ida Pedanda Istri Rai Pemayun dari Griya Ulon, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem. Ayahnya sendiri, Ida Pedanda Gde Made Buruan bertindak sebagai nabe Ida Pedanda Istri Ngurah Kemenuh. Prosesi ritualnya sendiri berlangsung khidmat di Griya Gede Timbul, Banjar Selat Kaja pada Saniscara Pon Pahang, Sabtu (15/10).
IB Oka Gunastawa tidak sungkan lagi sebagai prawartaka karya, karena dirinya dilahirkan di lingkungan Griya Ulon, tiap hari bersentuhan langsung dengan ritual. Dia juga krab dengan mantra-mantra Ida Pedanda, karena setiap hari mendengar ritual surya sewana.
Sehingga IB Oka Gunastawa lebih dulu menjalankan amanat Dharma Agama dibandingkan Dharma Negara sebagai politisi. “Kali ini antara Dharma Agama dengan Dharma Negara kami kombinasikan, saling mendukung. Negara bisa kuat berkat vibrasi dari kekuatan spirit Dharma melalui ajaran Agama,” kata IB Oka Gunastawa. Di kesempatan itu, IB Oka Gunastawa juga mengingatkan, kepada umat sedharma yang hadir, menyangkut tugas-tugas sang sulinggih, seperti wajib menggelar surya sewana (penyucian diri, dengan melafalkan bait-bait mantra setiap hari), Loka Pala Sraya (muput upacara), dan Dang Acarya (memberikan pencerahan kepada umat). Sedangkan tugas guru nabe memberikan bimbingan tentang ilmu pengetahuan suci. “Sebab guru nabe itulah yang melahirkan sang sulinggih yang keduakali. Lahir pertama dari rahim sang ibu, lahir kedua melalui sastra suci Hindu atas bimbingan sang guru nabe,” kata IB Oka Gunastawa.
Padiksaan kemarin, selain menghadirkan guru nabe Ida Pedanda Gde Made Buruan, bertindak sebagai guru watra Ida Pedanda Gde Oka Pinatih dari Gria Ulon, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, guru saksi Ida Pedanda Gde Oka Tianyar dari Gria Ulon, Banjar/Desa Jungutan, juga disaksikan Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri.
Rangkaian upacara sebelumnya cukup panjang diawali ritual pawintenan agung pada Buda Umanis Medangsia, Rabu (28/9), lalu diksa pariksa pada Anggara Paing Pujut, Selasa (4/10), mapinton ke Pura Merajan Ida Pedanda nabe pada Redite Paing Pahang, Minggu (9/10), dan puncaknya pada Saniscara Pon Pahang, kemarin bertepatan Purnama Kapat. * k16
Seperti yang dilakoni Ketua DPW Partai NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa yang bertindak sebagai prawartaka karya padikaan (dwijati) untuk calon diksa semasih walaka bernama Ida Ayu Ngurah,55. Setelah bhiseka bernama Ida Pedanda Istri Ngurah Kemenuh atau Ida Pedanda Istri Kania.
IB Oka Gunastawa sendiri dipercaya sebagai prawartaka karya, karena telah memahami ritual padiksaan. Selain itu kedua orangtuanya merupakan Ida Pedanda, yakni Ida Pedanda Gde Made Buruan dan Ida Pedanda Istri Rai Pemayun dari Griya Ulon, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem. Ayahnya sendiri, Ida Pedanda Gde Made Buruan bertindak sebagai nabe Ida Pedanda Istri Ngurah Kemenuh. Prosesi ritualnya sendiri berlangsung khidmat di Griya Gede Timbul, Banjar Selat Kaja pada Saniscara Pon Pahang, Sabtu (15/10).
IB Oka Gunastawa tidak sungkan lagi sebagai prawartaka karya, karena dirinya dilahirkan di lingkungan Griya Ulon, tiap hari bersentuhan langsung dengan ritual. Dia juga krab dengan mantra-mantra Ida Pedanda, karena setiap hari mendengar ritual surya sewana.
Sehingga IB Oka Gunastawa lebih dulu menjalankan amanat Dharma Agama dibandingkan Dharma Negara sebagai politisi. “Kali ini antara Dharma Agama dengan Dharma Negara kami kombinasikan, saling mendukung. Negara bisa kuat berkat vibrasi dari kekuatan spirit Dharma melalui ajaran Agama,” kata IB Oka Gunastawa. Di kesempatan itu, IB Oka Gunastawa juga mengingatkan, kepada umat sedharma yang hadir, menyangkut tugas-tugas sang sulinggih, seperti wajib menggelar surya sewana (penyucian diri, dengan melafalkan bait-bait mantra setiap hari), Loka Pala Sraya (muput upacara), dan Dang Acarya (memberikan pencerahan kepada umat). Sedangkan tugas guru nabe memberikan bimbingan tentang ilmu pengetahuan suci. “Sebab guru nabe itulah yang melahirkan sang sulinggih yang keduakali. Lahir pertama dari rahim sang ibu, lahir kedua melalui sastra suci Hindu atas bimbingan sang guru nabe,” kata IB Oka Gunastawa.
Padiksaan kemarin, selain menghadirkan guru nabe Ida Pedanda Gde Made Buruan, bertindak sebagai guru watra Ida Pedanda Gde Oka Pinatih dari Gria Ulon, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, guru saksi Ida Pedanda Gde Oka Tianyar dari Gria Ulon, Banjar/Desa Jungutan, juga disaksikan Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri.
Rangkaian upacara sebelumnya cukup panjang diawali ritual pawintenan agung pada Buda Umanis Medangsia, Rabu (28/9), lalu diksa pariksa pada Anggara Paing Pujut, Selasa (4/10), mapinton ke Pura Merajan Ida Pedanda nabe pada Redite Paing Pahang, Minggu (9/10), dan puncaknya pada Saniscara Pon Pahang, kemarin bertepatan Purnama Kapat. * k16
1
Komentar