Raka Sandi 'Boyong' Tiga Gelar
Tuntutlah ilmu setinggi langit, peribahasa ini sering terdengar dari orang-orang bijak yang kurang lebih maknanya ilmu tidak ada batasan dan tidak ada habisnya.
DENPASAR, NusaBali
Hal itulah yang mendorong Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi ST SH terus belajar. Ketua KPU Bali ini terus mengasah dan memperdalam ilmu akademiknya. Dewa Raka Sandi kini ‘boyong’ 3 gelar akademik.
Raka Sandi baru saja menyelesaikan pendidikan S2 di Program Pasca Sarjana (PS) Kajian Budaya Universitas Udayana. Dia menyelesaikan ujian S2 setelah sukses menyandang dua gelar S1, yakni S1 Teknik Kimia di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta tahun 1999 dan S1 Hukum di Universitas Udayana Tahun 2015
Kepada NusaBali, Jumat (14/10) sore, Raka Sandi mengatakan, awalnya menamatkan pendidikan S1 Jurusan Teknik Kimia di UGM Jogjakarta tahun 1999. Begitu terpilih menjadi komisioner KPU Bali Tahun 2008-2011 silam pria asal Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini tertantang menambah ilmunya. “Apalagi di KPU Bali membutuhkan pengetahuan terkait dengan regulasi. Terutama dalam penguasaan regulasi dan aturan kepemiluan,” papar Raka Sandhi yang kemarin menggelar acara syukuran sederhana bersama teman-teman komisioner KPU Bali.
Sambil bertugas sebagai komisioner, Raka Sandhi akhirnya memulai kuliah hukum di Universitas Udayana tahun 2010. Dia baru diwisuda tahun 2015 silam dengan judul skripsi: Pengaturan Sistem dan Tahapan Pilkada Dalam UU Nomor 1 Tahun 2015. Raka Sandhi lulus dengan IPK 3,91. “Saya memang kuliah di Hukum Unud agak lama selesainya. Tetapi bagi saya tidak harus cepat-cepat selesai, prinsip saya kuliah tidak mengganggu tugas di KPU Bali,” kata Raka Sandhi yang akan mengakhiri jabatan sebagai Ketua KPU Bali pada 2018 mendatang ini..
Untuk pendidikan di PS Kajian Budaya Unud, Raka Sandi baru saja menyelesaikan. Rencananya dia diwisuda November 2016 mendatang. Raka Sandhi dalam tesis berjudul ‘Politik Sengketa Hukum Dalam Pilkada Jembrana Tahun 2010’ lulus dengan nilai IPK 4,0. “Secara akademik memang saya punya 3 gelar. Tetapi mudah-mudahan saya sehat dan nanti bisa kuliah S3,” ujar aktivis GMNI.
Menurut Raka Sandi dari sisi keilmuan sebagai sarjana Teknik Kimia memang tiba-tiba terjun ke dunia Pemilu sangat aneh rasanya. Namun bagi dirinya kuliah adalah mengasah pola pikir. Ilmu yang didapat di kampus belum tentu gampang diterapkan di lapangan. “Perlu sharing (berbagi) pengalaman. Saya tertarik kuliah hukum karena berhubungan dengan regulasi di kepemiluan. Setidaknya dengan ilmu hukum sekarang, ketika teman wartawan menanyakan 5 pertanyaan, 4 pertanyaan bisa dijelaskan secara gamblang. Orang bijak mengatakan ilmu itu tidak pernah habis untuk dipelajari,” pungkas Raka Sandi. * nat
Raka Sandi baru saja menyelesaikan pendidikan S2 di Program Pasca Sarjana (PS) Kajian Budaya Universitas Udayana. Dia menyelesaikan ujian S2 setelah sukses menyandang dua gelar S1, yakni S1 Teknik Kimia di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta tahun 1999 dan S1 Hukum di Universitas Udayana Tahun 2015
Kepada NusaBali, Jumat (14/10) sore, Raka Sandi mengatakan, awalnya menamatkan pendidikan S1 Jurusan Teknik Kimia di UGM Jogjakarta tahun 1999. Begitu terpilih menjadi komisioner KPU Bali Tahun 2008-2011 silam pria asal Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini tertantang menambah ilmunya. “Apalagi di KPU Bali membutuhkan pengetahuan terkait dengan regulasi. Terutama dalam penguasaan regulasi dan aturan kepemiluan,” papar Raka Sandhi yang kemarin menggelar acara syukuran sederhana bersama teman-teman komisioner KPU Bali.
Sambil bertugas sebagai komisioner, Raka Sandhi akhirnya memulai kuliah hukum di Universitas Udayana tahun 2010. Dia baru diwisuda tahun 2015 silam dengan judul skripsi: Pengaturan Sistem dan Tahapan Pilkada Dalam UU Nomor 1 Tahun 2015. Raka Sandhi lulus dengan IPK 3,91. “Saya memang kuliah di Hukum Unud agak lama selesainya. Tetapi bagi saya tidak harus cepat-cepat selesai, prinsip saya kuliah tidak mengganggu tugas di KPU Bali,” kata Raka Sandhi yang akan mengakhiri jabatan sebagai Ketua KPU Bali pada 2018 mendatang ini..
Untuk pendidikan di PS Kajian Budaya Unud, Raka Sandi baru saja menyelesaikan. Rencananya dia diwisuda November 2016 mendatang. Raka Sandhi dalam tesis berjudul ‘Politik Sengketa Hukum Dalam Pilkada Jembrana Tahun 2010’ lulus dengan nilai IPK 4,0. “Secara akademik memang saya punya 3 gelar. Tetapi mudah-mudahan saya sehat dan nanti bisa kuliah S3,” ujar aktivis GMNI.
Menurut Raka Sandi dari sisi keilmuan sebagai sarjana Teknik Kimia memang tiba-tiba terjun ke dunia Pemilu sangat aneh rasanya. Namun bagi dirinya kuliah adalah mengasah pola pikir. Ilmu yang didapat di kampus belum tentu gampang diterapkan di lapangan. “Perlu sharing (berbagi) pengalaman. Saya tertarik kuliah hukum karena berhubungan dengan regulasi di kepemiluan. Setidaknya dengan ilmu hukum sekarang, ketika teman wartawan menanyakan 5 pertanyaan, 4 pertanyaan bisa dijelaskan secara gamblang. Orang bijak mengatakan ilmu itu tidak pernah habis untuk dipelajari,” pungkas Raka Sandi. * nat
Komentar