Konsisten dengan Kearifan Lokal, Guru Berkarya Terbitkan Buku Cerita Anak II
DENPASAR, NusaBali
Setelah terbit untuk pertama kalinya pada 2019, Guru Berkarya yang kini berada di bawah naungan Bali Muda Foundation kembali menerbitkan tujuh buah buku cerita anak dengan muatan kearifan lokal Bali.
Dan Kamis (24/9), bertempat di Balai Bahasa Provinsi Bali, ketujuh buku cerita anak ini telah diserahkan secara simbolis kepada para penulis didampingi oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali Toha Maksum.
Balai Bahasa Bali turut andil dalam terbitnya karya ini sebagai editor, bersama dengan Institut Design dan Bisnis (IDB Bali) sebagai ilustrator. Kolaborasi buku cerita anak ini berusaha menghadirkan karya berkualitas dan mampu mengatasi kegelisahan akan kurangnya bahan bacaan literasi dengan muatan kearifan lokal Bali.
Tujuh buah buku cerita anak tersebut lahir dari serangkaian pelatihan penulisan cerita anak yang diadakan untuk guru-guru Bali, dan digelar secara daring melalui Google Classroom. Pelatihan ini berlangsung selama sebulan, hingga pembekalan tata bahasa dan ejaan. Naskah akhir peserta diseleksi untuk mendapatkan cerita yang menarik dan sederhana namun dekat dengan dunia anak-anak.
Dari sekitar 60-an orang anggota Guru Berkarya yang turut dalam pelatihan ini, akhirnya terpilih tujuh karya terbaik yang kemudian diterbitkan. “Jumlah anggota Guru Berkarya kan 60-an, terus kenapa tujuh buku, tujuh buku ini dari seleksi penulisan cerita anak. Jadi naskah-naskah yang terbaik hasil pelatihan,” ujar Ketua Bali Muda Foundation Donnie Weda Dharmawan kepada NusaBali, Jumat (25/9).
Ketujuh judul buku cerita tersebut adalah, Kung Barong Bangkung karya Gusti Guna, De Ga Ingin Kulit Jerungga karya Ni Luh Wanda Putri, Putih Tan Pamilih, buku cerita anak berbahasa Bali karya Inten Sukma Pratiwi, Podang Podeng karya Ade Santoso, Piyu Tak Mau Sekolah karya Wayan Paing, Upah Sampah karya Neni Diarini, dan terakhir buku cerita anak dalam bahasa Inggris Peluh Ni Luh Galuh karya Donnie Weda Dharmawan.
“Peluh Ni Luh Galuh, buku cerita anak ini berbahasa Inggris, menceritakan Ni Luh Galuh yang belum lolos seleksi menjadi penari Legong Keraton untuk upacara di Pura Desa. Ni Luh Galuh berusaha maksimal dan berlatih giat agar bisa terpilih di seleksi berikutnya,” lanjut Donnie Weda.
Selain penyerahan buku secara simbolis, tujuh buku ini akan dirilis resmi secara virtual pada Selasa (29/9) mendatang. Virtual launching buku cerita anak Guru Berkarya batch II yang bertajuk ‘Bali Mendongeng’ ini akan menghadirkan maestro dongeng Made Taro yang akan menceritakan salah satu buku cerita anak pilihannya, dirangkaikan dengan webinar bertajuk ‘Semangat Kolaborasi untuk Literasi di Bali’.
Webinar ini akan diisi pemateri Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan ‘Kun’ Adnyana, dan penulis dan peneliti di Balai Bahasa Provinsi Bali Made Argawa. Diagendakan hadir, Dr I Dewa Gede Palguna (Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia tahun 2015-2020) yang juga Dewan Pengawas Bali Muda Foundation.
Buku-buku oleh Guru Berkarya ini kemudian akan dijual kepada orang tua, sekolah-sekolah negeri, swasta, maupun sekolah-sekolah internasional di seluruh Indonesia. Ketua Guru Berkarya, Ni Putu Sugilastini, sangat berharap ini menjadi pemantik semangat untuk para guru agar terus berkarya untuk generasi.
Ni Luh Wanda Putri, salah satu penulis dengan judul karya De Ga Ingin Kulit Jerungga, merasakan manfaat dengan mengikuti kegiatan penulisan cerita anak oleh Guru Berkarya. “Pengalaman mengikuti penulisan cerita anak hingga naskah lolos untuk diterbitkan sangat bermanfaat, sekaligus untuk mengawali karier sebagai penulis cerita anak dan penunjang pengembangan diri sebagai guru,” ujar guru dari Yayasan Gemah Ripah Pacung, ini. *cr74
1
Komentar