Perayaan Kuningan Dijaga Ketat Satgas Gotong Royong Desa Adat Buleleng
Berlakukan Gerakan 'Taat Masker'
SINGARAJA, NusaBali
Pecalang Desa Ada Buleleng mengawal gerakan taat masker (tamas) saat perayaan Hari Raya Kuningan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (26/9).
Gerakan Tamas ini diterapkan dengan pengawasan ketat di 14 banjar adat yang bernaung di Desa Adat Buleleng. Sejumlah pecalang ditugaskan untuk melakukan pengawasan dan edukasi kepada krama yang datang ke parahyangan yang tidak mengenakan masker atau memakai masker tidak tepat.
Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan gerakan Tamas yang merupakan pengawasan lebih ketat krama desanya untuk mengenakan masker, guna membantu menekan penyebaran Covid-19. Namun dari pemantauan dan pengawasan yang dilakukan di kahyangan tiga, dadya, termasuk krama yang mamunjung di setra oleh pecalang masing-masing banjar adat, tidak ditemukan krama yang melanggar. Semua krama yang datang melakukan persembahyangan sudah mengenakan masker. Hanya ada beberapa yang didapati mengenakan masker kurang tepat. Seperti tidak menutupi hidung dan memakai masker di dagu.
“Secara umum semua krama yang datang bersembahyang di Kahyangan Tiga maupun di dadya sudah pakai masker, namun ada yang belum benar pakainya. Nah ini yang diedukasi pecalang kami,” ucap Sutrisna.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng ini juga mengatakan dari laporan pecalang belasan banjar adat, krama yang didapati tidak mengenakan masker dengan benar saat habis merokok dan habis makan bersama dan kelupaan memasangnya kembali.
Menurut Sutrisna, gerakan Tamas Desa Adat Buleleng lebih menekankan pada edukasi dan pengawasan, tidak ada sanksi yang diberikan kepada krama yang melanggar. Gerakan Tamas ini akan dilakukan terjadwal oleh Satgas Gotong Royong Desa Adat Buleleng sebulan sekali di luar hari raya. Selain pengawasan pemakaian masker, dalam persembahyangan Kuningan kemarin juga dilakukan pengawasan ketat protokol kesehatan lainnya seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah sembahyang, termasuk mengecek jarak krama saat bersembahyang di jeroan parahyangan.
“Rencananya kami akan melakukan evaluasi Desember nanti, termasuk kegiatan penanganan lain yang sudah terprogram Satgas Gotong Royong dengan tambahan anggaran Pemprov Rp 50 juta, seperti penyemprotan disinfektan dan pembagian paket sembako kepada krama yang terdampak Covid-19,” tutur Sutrisna. *k23
Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan gerakan Tamas yang merupakan pengawasan lebih ketat krama desanya untuk mengenakan masker, guna membantu menekan penyebaran Covid-19. Namun dari pemantauan dan pengawasan yang dilakukan di kahyangan tiga, dadya, termasuk krama yang mamunjung di setra oleh pecalang masing-masing banjar adat, tidak ditemukan krama yang melanggar. Semua krama yang datang melakukan persembahyangan sudah mengenakan masker. Hanya ada beberapa yang didapati mengenakan masker kurang tepat. Seperti tidak menutupi hidung dan memakai masker di dagu.
“Secara umum semua krama yang datang bersembahyang di Kahyangan Tiga maupun di dadya sudah pakai masker, namun ada yang belum benar pakainya. Nah ini yang diedukasi pecalang kami,” ucap Sutrisna.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng ini juga mengatakan dari laporan pecalang belasan banjar adat, krama yang didapati tidak mengenakan masker dengan benar saat habis merokok dan habis makan bersama dan kelupaan memasangnya kembali.
Menurut Sutrisna, gerakan Tamas Desa Adat Buleleng lebih menekankan pada edukasi dan pengawasan, tidak ada sanksi yang diberikan kepada krama yang melanggar. Gerakan Tamas ini akan dilakukan terjadwal oleh Satgas Gotong Royong Desa Adat Buleleng sebulan sekali di luar hari raya. Selain pengawasan pemakaian masker, dalam persembahyangan Kuningan kemarin juga dilakukan pengawasan ketat protokol kesehatan lainnya seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah sembahyang, termasuk mengecek jarak krama saat bersembahyang di jeroan parahyangan.
“Rencananya kami akan melakukan evaluasi Desember nanti, termasuk kegiatan penanganan lain yang sudah terprogram Satgas Gotong Royong dengan tambahan anggaran Pemprov Rp 50 juta, seperti penyemprotan disinfektan dan pembagian paket sembako kepada krama yang terdampak Covid-19,” tutur Sutrisna. *k23
1
Komentar