Komang Citra Pratiwi Berjaya Berkat Tas Multifungsi dari Koran Bekas
Siswi SDN 2 Tigawasa, Kecamatan Banjar Juara II Nasional FLS2N Tahun 2020 Bidang Kriya Anyam
Kasek SDN 2 Tigawasa, Kecamata Banjar, Buleleng, Ni Luh Ayu Marheni MPd, mengatakan para siswa di sekolahnya rata-rata memiliki keterampilan mengayam bambu, yang didapat secara langsung dari pekerjaan orangtua mereka sebagai perajin
SINGARAJA, NusaBali
Sisw-siswi SDN 2 Tigawasa, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng untuk ketiga kalinya meraih prestasi tingkat nasional dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Kali ini, SDN 2 Tigawasa sabet juara II FLS2N Tahun 2020 untuk Bidang Kriya Anyam, melalui Ni Komang Citra Pratiwi, 12, dengan hasil karya berupa anyaman tas multifungsi dari koran bekas.
Untuk meraih prestasi tersebut, Komang Citra Pratiwi harus menyingkirkan puluhan perwakilan provinsi se-Indonesia dalam FLS2N Tahun 2020. Hanya saja, Komang Citra Pratiwi gagal menjadi yang terbaik alias juara I nasional, karena diungguli perwakilan dari Provinsi DI Jogjakarta.
Kepala Sekolah (Kasek) SDN 2 Tigawasa, Ni Luh Ayu Marheni MPd, mengatakan pelaksanaan FLS2N Tahun 2020 ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana semuanya berbasis virtual. Maklum, lomba kali ini berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Menurut Ayu Marheni, setelah dinyatakan lolos ke tingkat nasional mewakili Provinsi Bali, pihaknya langsung menyiapkan video pembuatan tas anyam dari kertas koran dan profil Komang Citra Pratiwi. Semuanya dirangkai dalam video pendek berdurasi 5 menit.
Ayu Marheni menyebutkan, seluruh tahapan seleksi lomba tingkat nasional dilakukan sejak pertengahan September 2020. Kemudian, pengumuman pemenangnya dilakukan 25 September 2020 di mana Komang Citra Pratiwi keluar sebagai runner-up alias juara II nasional.
“Sebenarnya kita di sekolah sudah berproses sejak bulan Januari 2020 lalu, melalui ekstrakurikuler menganyam. Anak-anak yang potensinya bagus, kami siapkan untuk mengikuti lomba (FLS2n, Red),” jelas Ayu Marheni saat dihubungi NusaBali di Singaraja, Senin (28/9).
Menurut Ayu Marheni, para siswa di SDN 2 Tigawasa rata-rata sudah memiliki keterampilan mengayam bambu, yang didapat secara langsung dari pekerjaan orangtua mereka di rumah sebagai perajin anyaman bambu. Ayu Marheni mengaku dapat ide membuat anyaman tas, setelah mengetahui bahan yang ditetapkan panitia lomba dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupa koran bekas.
Kemudian, para siswa SDN 2 Tigawasa ditantang untuk membuat kriya kreatif di masa pandemi Covid-19. “Siswa kami rata-rata bisa menganyam, mereka hanya dicarikan pola anyamannya saja,” terang Ayu Marheni.
Pada akhirnya, ayaman tas multifungsi dari korab bekas karya Komang Citra Pratiwi yang terbaik dan dikirim mewakili sekolah, hingga lolos tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional. Untuk menyulap koran bekas menjadi tas multifungsi, Komang Citra Pratiwi memerlukan 200 linting koran. Bagian badan tasnya dianyam dengan lintingan pipih, sedangkan bagian talinya dianyam menggunakan lintingan koran berbentuk bulat.
Jika bahan sudah siap, waktu yang diperlukan tidak banyak, kurang dari 3 jam saja. Tas cantik yang dihasilkan anak yatim ini kemudian memikat perhatian juri hingga menobatkannya menjadi Juara II nasional. Siswi Kelas VI SDN 2 Tigawasa berusia 12 tahun ini harus puas menjadi runner-up tingkat nasional, setelah diungguli perwakilan Provinsi DI Jogjakarta.
“Kemarin yang ikut LFS2N Tahun 2020 adalah 29 orang perwakilan provinsi, termasuk kita dari Bali. Kami bersyukur Komang Citra Pratiwi bisa tembus posisi dua besar nasional,” jelas kepala sekolah asal Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar ini.
Bagi SDN 2 Tigawasa sendiri, keberhasilan Komang Citra Pratiwi merupakan prestasi ketiga di ajang LFS2N tingkat nasional. Sebelumnya, siswa SDN 2 Tigawasa yang diikutkan berlaga juga berjaya dalam LFS2N Tahun 2015 dan 2019. Seperti halnya Komang Citra Pratiwi, siswa SDN 2 Tigawasa selaku wakil Bali di dua ajang sebelum-nya juga sama-sama meraih predikat juara II. “Astungkara, siswa kami selalu dapat juara II ketika mewakili Bali di ajang LFS2N,” papar Ayu Marheni.
Sementara itu, setelah hasil karya Komang Citra Pratiwi sebagai juara II nasional, SDN 2 Tigawasa kini kebanjiran order tas dari koran bekas. Menurut Ayu Marheni, siswanya memasang harga kisaran Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per satu unit tas multifungsi anyaman koran bekas tergantung ukurannya.
Sebagai langganan juara nasional, SDN 2 Tigawasa juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali membina siswanya. Ayu Marheni mengatakan, peserta lomba serupa tahun 20201 mendarang sudah disiapkan dari sekarang, tinggal menunggu bahan apa yang ditentukan panitia.
“Kami di sekolah memang selalu memotivasi anak didik. Mereka yang sebagian tidak mampu dan tak terlalu menonjol secara akademik, kami dorong di bidang non akademik, seperti keterampilan ini,” jelas Ayu Marhaeni. *k23
Untuk meraih prestasi tersebut, Komang Citra Pratiwi harus menyingkirkan puluhan perwakilan provinsi se-Indonesia dalam FLS2N Tahun 2020. Hanya saja, Komang Citra Pratiwi gagal menjadi yang terbaik alias juara I nasional, karena diungguli perwakilan dari Provinsi DI Jogjakarta.
Kepala Sekolah (Kasek) SDN 2 Tigawasa, Ni Luh Ayu Marheni MPd, mengatakan pelaksanaan FLS2N Tahun 2020 ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana semuanya berbasis virtual. Maklum, lomba kali ini berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Menurut Ayu Marheni, setelah dinyatakan lolos ke tingkat nasional mewakili Provinsi Bali, pihaknya langsung menyiapkan video pembuatan tas anyam dari kertas koran dan profil Komang Citra Pratiwi. Semuanya dirangkai dalam video pendek berdurasi 5 menit.
Ayu Marheni menyebutkan, seluruh tahapan seleksi lomba tingkat nasional dilakukan sejak pertengahan September 2020. Kemudian, pengumuman pemenangnya dilakukan 25 September 2020 di mana Komang Citra Pratiwi keluar sebagai runner-up alias juara II nasional.
“Sebenarnya kita di sekolah sudah berproses sejak bulan Januari 2020 lalu, melalui ekstrakurikuler menganyam. Anak-anak yang potensinya bagus, kami siapkan untuk mengikuti lomba (FLS2n, Red),” jelas Ayu Marheni saat dihubungi NusaBali di Singaraja, Senin (28/9).
Menurut Ayu Marheni, para siswa di SDN 2 Tigawasa rata-rata sudah memiliki keterampilan mengayam bambu, yang didapat secara langsung dari pekerjaan orangtua mereka di rumah sebagai perajin anyaman bambu. Ayu Marheni mengaku dapat ide membuat anyaman tas, setelah mengetahui bahan yang ditetapkan panitia lomba dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupa koran bekas.
Kemudian, para siswa SDN 2 Tigawasa ditantang untuk membuat kriya kreatif di masa pandemi Covid-19. “Siswa kami rata-rata bisa menganyam, mereka hanya dicarikan pola anyamannya saja,” terang Ayu Marheni.
Pada akhirnya, ayaman tas multifungsi dari korab bekas karya Komang Citra Pratiwi yang terbaik dan dikirim mewakili sekolah, hingga lolos tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional. Untuk menyulap koran bekas menjadi tas multifungsi, Komang Citra Pratiwi memerlukan 200 linting koran. Bagian badan tasnya dianyam dengan lintingan pipih, sedangkan bagian talinya dianyam menggunakan lintingan koran berbentuk bulat.
Jika bahan sudah siap, waktu yang diperlukan tidak banyak, kurang dari 3 jam saja. Tas cantik yang dihasilkan anak yatim ini kemudian memikat perhatian juri hingga menobatkannya menjadi Juara II nasional. Siswi Kelas VI SDN 2 Tigawasa berusia 12 tahun ini harus puas menjadi runner-up tingkat nasional, setelah diungguli perwakilan Provinsi DI Jogjakarta.
“Kemarin yang ikut LFS2N Tahun 2020 adalah 29 orang perwakilan provinsi, termasuk kita dari Bali. Kami bersyukur Komang Citra Pratiwi bisa tembus posisi dua besar nasional,” jelas kepala sekolah asal Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar ini.
Bagi SDN 2 Tigawasa sendiri, keberhasilan Komang Citra Pratiwi merupakan prestasi ketiga di ajang LFS2N tingkat nasional. Sebelumnya, siswa SDN 2 Tigawasa yang diikutkan berlaga juga berjaya dalam LFS2N Tahun 2015 dan 2019. Seperti halnya Komang Citra Pratiwi, siswa SDN 2 Tigawasa selaku wakil Bali di dua ajang sebelum-nya juga sama-sama meraih predikat juara II. “Astungkara, siswa kami selalu dapat juara II ketika mewakili Bali di ajang LFS2N,” papar Ayu Marheni.
Sementara itu, setelah hasil karya Komang Citra Pratiwi sebagai juara II nasional, SDN 2 Tigawasa kini kebanjiran order tas dari koran bekas. Menurut Ayu Marheni, siswanya memasang harga kisaran Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per satu unit tas multifungsi anyaman koran bekas tergantung ukurannya.
Sebagai langganan juara nasional, SDN 2 Tigawasa juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali membina siswanya. Ayu Marheni mengatakan, peserta lomba serupa tahun 20201 mendarang sudah disiapkan dari sekarang, tinggal menunggu bahan apa yang ditentukan panitia.
“Kami di sekolah memang selalu memotivasi anak didik. Mereka yang sebagian tidak mampu dan tak terlalu menonjol secara akademik, kami dorong di bidang non akademik, seperti keterampilan ini,” jelas Ayu Marhaeni. *k23
Komentar