Rumah Terbakar, Tujuh Kucit Hangus
Kebakaran meludeskan rumah I Made Yudana, 31, di Banjar Gulinten, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu (15/10) sekitar pukul 23.30 Wita.
AMLAPURA, NusaBali
Selain menghanguskan rumah ukuran 6 x 5 meter yang beratap ilalang, juga membakar kandang sapi dan kandang babi. Akibatnya tujuh ekor kucit (anak babi) hangus, beserta seluruh isi rumah.
Sebelum kejadian, keluarga I Made Yudana mabanten di rumahnya bertepatan dengan Usaba Kapat, Sabtu (15/10) sekitar pukul 20.00 Wita. Dia mabanten mulai dari palinggih sanggah, hingga plangkiran yang ada di kamar rumahnya, dengan cara menancapkan dupa menyala.
Usai mabanten di kamar, segenap keluarganya melanjutkan mabanten di warung sebelah barat rumahnya, berlanjut makan malam sekitar pukul 21.00 Wita di warung miliknya. Korban kembali ke rumahnya sekitar pukul 21.30 Wita. Setiba di rumahnya, korban Yudana tidur di kamar milik adiknya I Wayan Sukerta, di rumah berbeda tetapi masih satu halaman. Sedangkan istri dan anak-anaknya, menginap di rumah kerabatnya sehubungan hari raya.
Saksi I Nyoman Darmadi, tetangga korban, menyaksikan rumah Yudana terbakar. Darmadi langsung memberitahukan kejadian tersebut kepada korban. Korban terjaga dari tidurnya, mendapati kobaran api begitu besar, selanjutnya meminta bantuan warga. Tetapi karena kobaran api membesar sedemikian cepat, barang-barang berharga tidak bisa diselamatkan.
Api bisa dipadamkan pada Minggu (16/10) sekitar pukul 01.45 Wita, sedangkan Darmadi melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Abang, Minggu sekitar pukul 01.00 Wita, melalui telepon. Api juga merembet ke kandang sapi dan kandang babi. Upaya penyelamatan dilakukan warga dengan melepas dua ekor sapi, tetapi tujuh ekor kucit terjebak hingga ikut terpanggang.
Kucit rata-rata per ekor seharga Rp 800.000, sehingga kerugian untuk tujuh ekor kucit Rp 5,6 juta, ditambah kerugian isi rumah berupa pakaian, almari, dan sedikit barang berharga mencapai Rp 34,4 juta. Total kerugian materi sekitar Rp 40 juta. Menurut Yudana, rumahnya beratap alang-alang dan dinding tembok batako. “Barang paling berharga milik saya adalah tujuh ekor kucit itu. Tapi kucitnya terjebak api, dan ikut terpanggang,” ungkapnya.
Petugas pemadam kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem datang sekitar pukul 00.30 Wita. Kendaraan damkar kesulitan mencapai lokasi, karena harus melintasi medan berat, berupa jalan beton menanjak. Kendaraan pemadam kebakaran tidak bisa naik. Sehingga petugas membawa air secara manual. Akibatnya tidak optimal memadamkan api.
Kadis Perhubungan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Karangasem I Wayan Sutapa mengakui medannya sulit untuk memberikan pertolongan optimal. Begitu juga Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa. “Akses jalan menuju lokasi kebakaran sangat susah dilintasi kendaraan, sehingga sulit memberikan pertolongan,” kata Sutapa.
Perbekel Bunutan I Gede Suparwata mengakui, petugas kesulitan mencapai lokasi, karena harus melintasi jalan sangat terjal. “Memang tidak memungkinkan kendaraan melintas, salah sedikit saja bisa nyemplung ke jurang,” kata Suparwata. * k16
Selain menghanguskan rumah ukuran 6 x 5 meter yang beratap ilalang, juga membakar kandang sapi dan kandang babi. Akibatnya tujuh ekor kucit (anak babi) hangus, beserta seluruh isi rumah.
Sebelum kejadian, keluarga I Made Yudana mabanten di rumahnya bertepatan dengan Usaba Kapat, Sabtu (15/10) sekitar pukul 20.00 Wita. Dia mabanten mulai dari palinggih sanggah, hingga plangkiran yang ada di kamar rumahnya, dengan cara menancapkan dupa menyala.
Usai mabanten di kamar, segenap keluarganya melanjutkan mabanten di warung sebelah barat rumahnya, berlanjut makan malam sekitar pukul 21.00 Wita di warung miliknya. Korban kembali ke rumahnya sekitar pukul 21.30 Wita. Setiba di rumahnya, korban Yudana tidur di kamar milik adiknya I Wayan Sukerta, di rumah berbeda tetapi masih satu halaman. Sedangkan istri dan anak-anaknya, menginap di rumah kerabatnya sehubungan hari raya.
Saksi I Nyoman Darmadi, tetangga korban, menyaksikan rumah Yudana terbakar. Darmadi langsung memberitahukan kejadian tersebut kepada korban. Korban terjaga dari tidurnya, mendapati kobaran api begitu besar, selanjutnya meminta bantuan warga. Tetapi karena kobaran api membesar sedemikian cepat, barang-barang berharga tidak bisa diselamatkan.
Api bisa dipadamkan pada Minggu (16/10) sekitar pukul 01.45 Wita, sedangkan Darmadi melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Abang, Minggu sekitar pukul 01.00 Wita, melalui telepon. Api juga merembet ke kandang sapi dan kandang babi. Upaya penyelamatan dilakukan warga dengan melepas dua ekor sapi, tetapi tujuh ekor kucit terjebak hingga ikut terpanggang.
Kucit rata-rata per ekor seharga Rp 800.000, sehingga kerugian untuk tujuh ekor kucit Rp 5,6 juta, ditambah kerugian isi rumah berupa pakaian, almari, dan sedikit barang berharga mencapai Rp 34,4 juta. Total kerugian materi sekitar Rp 40 juta. Menurut Yudana, rumahnya beratap alang-alang dan dinding tembok batako. “Barang paling berharga milik saya adalah tujuh ekor kucit itu. Tapi kucitnya terjebak api, dan ikut terpanggang,” ungkapnya.
Petugas pemadam kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem datang sekitar pukul 00.30 Wita. Kendaraan damkar kesulitan mencapai lokasi, karena harus melintasi medan berat, berupa jalan beton menanjak. Kendaraan pemadam kebakaran tidak bisa naik. Sehingga petugas membawa air secara manual. Akibatnya tidak optimal memadamkan api.
Kadis Perhubungan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Karangasem I Wayan Sutapa mengakui medannya sulit untuk memberikan pertolongan optimal. Begitu juga Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa. “Akses jalan menuju lokasi kebakaran sangat susah dilintasi kendaraan, sehingga sulit memberikan pertolongan,” kata Sutapa.
Perbekel Bunutan I Gede Suparwata mengakui, petugas kesulitan mencapai lokasi, karena harus melintasi jalan sangat terjal. “Memang tidak memungkinkan kendaraan melintas, salah sedikit saja bisa nyemplung ke jurang,” kata Suparwata. * k16
1
Komentar