Bali Juara Kejurnas Pencak Silat di Manado
Atlet pencak silat Bali berhasil menjadi juara umum Kejurnas Pencak Silat antar Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP), PPLP Daerah, Sekolah Khusus Olahraga (SKO) se-Indonesia 2016.
DENPASAR, NusaBali
Bali mengumpulkan 3 medali emas dan 2 perunggu pada gelaran di Manado, Sulawesi Utara, 11-15 Oktober 2016. Sementara posisi runner up ditempati DKI Jakarta dengan raihan 2 emas, 5 perak dan 2 perunggu. Dan, posisi ketiga ditempati Jawa Barat dengan raihan 1 medali emas dan 4 perunggu.
Peserta dari Kejurnas tersebut berasal dari 34 provinsi di Indonesia ditambah dua sekolah olahraga, salah satunya (SKO) Ragunan. Jadi secara keseluruhan pesertanya sebanyak 36. "Kami bersyukur dengan prestasi keluar sebagai juara umum. Padahal dibandingkan dengan daerah lainnya, Bali mengirimkan pencak silat paling sedikit cuma 10 orang," ungkap pelatih Kepala Pencak Silat Bali, I Gusti Made Semarajaya, Minggu (16/10).
Pencak silat Bali yang berhasil menyumbangkan medali emas yakni Ni Kadek Ayu Liani di kelas A putri, I Wayan Artawan kelas B putra, dan Ni Kadek Diana Putri kelas F putri. Sementara 2 perunggu diraih Gede Sukrata kelas F putra dan Gede Arya kelas E putra. "Daerah lainnya seperti Jabar dan DKI dapat kuota 14 atlet pencak silat. Sementara Bali hanya dapat kuota 10 atlet pencak silat. Tapi pesilat Bali mampu memaksimalkan prestasi untuk meraih medali emas terbanyak," tandas Gusti Semaraja.
Kuota 10 atlet pencak silat, itu berdasarkan prestasi Kejurnas tahun 2015 lalu. Waktu itu Bali hanya mampu keluar sebagai runner up di bawah DKI Jakarta dalam Kejurnas Maluku 2015.
"Mudah-mudahan prestasi semacam ini dapat terus dipertahankan serta ditingkatkan. Bagaimanapun juga karena ini masih kategori pelajar SMP dan SMA. Jadi, sangat potensial membela Bali di even nasional berikutnya. Termasuk PON XX Tahun 2020 mendatang. Jadi, ini tinggal dimatangkankan saja untuk bisa mencapai prestasi puncak," papar Gusti Semarajaya.
Sehingga kedepan, dia bertekad untuk terus menggali bibit-bibit pencak silat yang bisa dihandalkan di tingkat nasional nantinya. "Mudah-mudahan di Kejurnas 2017 mendatang jumlah kuota pencak silat Bali ditingkatkan. Dengan begitu peluang akan semakin terbuka untuk meraih medali nantinya," kata Gusti Semarajaya.
Mengingat, rival-rival kuat seperti DKI Jakarta diyakini ingin kembali merebut posisi juara umum di kejurnas mendatang. Dan, Bali jangan sampai terlena dengan prestasi saat ini. Sebelumnya, pada akhir September lalu, Bali juga sukses menjadi juara umum dalam invitasi pencak silat Perisai Diri di Universita Brawijaya Malang. *dek
Bali mengumpulkan 3 medali emas dan 2 perunggu pada gelaran di Manado, Sulawesi Utara, 11-15 Oktober 2016. Sementara posisi runner up ditempati DKI Jakarta dengan raihan 2 emas, 5 perak dan 2 perunggu. Dan, posisi ketiga ditempati Jawa Barat dengan raihan 1 medali emas dan 4 perunggu.
Peserta dari Kejurnas tersebut berasal dari 34 provinsi di Indonesia ditambah dua sekolah olahraga, salah satunya (SKO) Ragunan. Jadi secara keseluruhan pesertanya sebanyak 36. "Kami bersyukur dengan prestasi keluar sebagai juara umum. Padahal dibandingkan dengan daerah lainnya, Bali mengirimkan pencak silat paling sedikit cuma 10 orang," ungkap pelatih Kepala Pencak Silat Bali, I Gusti Made Semarajaya, Minggu (16/10).
Pencak silat Bali yang berhasil menyumbangkan medali emas yakni Ni Kadek Ayu Liani di kelas A putri, I Wayan Artawan kelas B putra, dan Ni Kadek Diana Putri kelas F putri. Sementara 2 perunggu diraih Gede Sukrata kelas F putra dan Gede Arya kelas E putra. "Daerah lainnya seperti Jabar dan DKI dapat kuota 14 atlet pencak silat. Sementara Bali hanya dapat kuota 10 atlet pencak silat. Tapi pesilat Bali mampu memaksimalkan prestasi untuk meraih medali emas terbanyak," tandas Gusti Semaraja.
Kuota 10 atlet pencak silat, itu berdasarkan prestasi Kejurnas tahun 2015 lalu. Waktu itu Bali hanya mampu keluar sebagai runner up di bawah DKI Jakarta dalam Kejurnas Maluku 2015.
"Mudah-mudahan prestasi semacam ini dapat terus dipertahankan serta ditingkatkan. Bagaimanapun juga karena ini masih kategori pelajar SMP dan SMA. Jadi, sangat potensial membela Bali di even nasional berikutnya. Termasuk PON XX Tahun 2020 mendatang. Jadi, ini tinggal dimatangkankan saja untuk bisa mencapai prestasi puncak," papar Gusti Semarajaya.
Sehingga kedepan, dia bertekad untuk terus menggali bibit-bibit pencak silat yang bisa dihandalkan di tingkat nasional nantinya. "Mudah-mudahan di Kejurnas 2017 mendatang jumlah kuota pencak silat Bali ditingkatkan. Dengan begitu peluang akan semakin terbuka untuk meraih medali nantinya," kata Gusti Semarajaya.
Mengingat, rival-rival kuat seperti DKI Jakarta diyakini ingin kembali merebut posisi juara umum di kejurnas mendatang. Dan, Bali jangan sampai terlena dengan prestasi saat ini. Sebelumnya, pada akhir September lalu, Bali juga sukses menjadi juara umum dalam invitasi pencak silat Perisai Diri di Universita Brawijaya Malang. *dek
1
Komentar