Penderita Epilepsi Tewas Jatuh ke Sumur
Diduga penyakit epilepsinya kumat saat menimba air, I Wayan Budiasa, 47, jatuh ke sumur sedalam 5 meter di pekarangan rumahnya kawasan Jalan Pulau Ambon Gang Mar-mut Nomor 5 Denpasar Barat, Minggu (16/10) pagi.
DENPASAR, NusaBali
Pria asal Banjar Dajan Peken, Deasa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini tewas saat dilarikan ke IGD RS Sanglah pasca dievakuasi dari dalam sumur.
Saat musibah maut terjadi, Minggu pagi sekitar pukul 10.00 Wita, korban Wayan Budiasa berada di rumah bersama istri tercintanya, Ni Ketut Nurmi Nariani, 45. Sang istri yang kesehariannya jualan canang, kala itu tengah berada di dapur untuk membuat teh pesanan suaminya. Tiba-tiba, ibu dua anak ini mendengar suara jatuh dari arah sumur yang berada di pojok barat laut pekarangan rumahnya, tak jauh dari posisi dapur.
Ketut Murni Nariani pun langsung bergegas ke arah sumur, karena ingat suaminya sempat bilang hendak cuci muka di sumur setelah minta dibuatkan teh. Murni Nuriani terkejut, karena saat melakukan pengecekan, terluhat suaminya sudah berada di dalam sumur. Korban Wayan Budiasa jatuh ke sumur sedalam 5 meter dan berdiameter sekitar 1 meter, dalam pisisi kepala di bawah dan kaki ke atas.
Nurmi Nariani yang akrab dipanggil Bu Ayu pun langsung panik sambil berteriak histeris. Bukan hanya itu, Nariani juga mengambil tangga besi untuk turun ke dalam sumur buat mengevakuasi suaminya. Teriakan Nariani mengundang tetangga untuk berdatangan ke lokasi TKP.
Dengan batuan tetangga, Nariani kemudian berusaha mengevakuasi suaminya yang sudah sekarat di dalam sumur. Setelah selama 22 menit berada di dalam sumur, korban Wayan Budiasa akhirnya berhasil dievakuasi sang istri dan tetangga sekitar pukul 10.22 Wita. Evakuasi dilakukan secara manual, di mana pinggang korban dililit handuk, lalu ditarik dengan tali jemuran dari atas.
Saat berhasil dievakuasi, korban Budiasa masih bernapas. “Saya minta bantuan ke-tetangga untuk mengangkut suami saya ke IGD RS Sanglah menggunakan mobil Pick Up,” tutur Nariani sembari menangis saat ditemui NusaBali di IGD RS Sanglah, Minggu siang. “Suami saya sebetulnya sempat sadar saat sudah berada di adalam mobil ketika berangkat ke ruimah sakit. Matanya sempat sedikit terbuka, tapi saat tiba di rumah sakit dibilang sudah meninggal," lanjut perempuan berusia 45 tahun ini.
SELANJUTNYA . . .
Saat musibah maut terjadi, Minggu pagi sekitar pukul 10.00 Wita, korban Wayan Budiasa berada di rumah bersama istri tercintanya, Ni Ketut Nurmi Nariani, 45. Sang istri yang kesehariannya jualan canang, kala itu tengah berada di dapur untuk membuat teh pesanan suaminya. Tiba-tiba, ibu dua anak ini mendengar suara jatuh dari arah sumur yang berada di pojok barat laut pekarangan rumahnya, tak jauh dari posisi dapur.
Ketut Murni Nariani pun langsung bergegas ke arah sumur, karena ingat suaminya sempat bilang hendak cuci muka di sumur setelah minta dibuatkan teh. Murni Nuriani terkejut, karena saat melakukan pengecekan, terluhat suaminya sudah berada di dalam sumur. Korban Wayan Budiasa jatuh ke sumur sedalam 5 meter dan berdiameter sekitar 1 meter, dalam pisisi kepala di bawah dan kaki ke atas.
Nurmi Nariani yang akrab dipanggil Bu Ayu pun langsung panik sambil berteriak histeris. Bukan hanya itu, Nariani juga mengambil tangga besi untuk turun ke dalam sumur buat mengevakuasi suaminya. Teriakan Nariani mengundang tetangga untuk berdatangan ke lokasi TKP.
Dengan batuan tetangga, Nariani kemudian berusaha mengevakuasi suaminya yang sudah sekarat di dalam sumur. Setelah selama 22 menit berada di dalam sumur, korban Wayan Budiasa akhirnya berhasil dievakuasi sang istri dan tetangga sekitar pukul 10.22 Wita. Evakuasi dilakukan secara manual, di mana pinggang korban dililit handuk, lalu ditarik dengan tali jemuran dari atas.
Saat berhasil dievakuasi, korban Budiasa masih bernapas. “Saya minta bantuan ke-tetangga untuk mengangkut suami saya ke IGD RS Sanglah menggunakan mobil Pick Up,” tutur Nariani sembari menangis saat ditemui NusaBali di IGD RS Sanglah, Minggu siang. “Suami saya sebetulnya sempat sadar saat sudah berada di adalam mobil ketika berangkat ke ruimah sakit. Matanya sempat sedikit terbuka, tapi saat tiba di rumah sakit dibilang sudah meninggal," lanjut perempuan berusia 45 tahun ini.
SELANJUTNYA . . .
1
2
Komentar