Bendesa Muntigunung Larang Percaya Balian
Di Desa Pakraman Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, di halaman rumah warga jarang ada palinggih.
Agung Pasrisak Juliawan optimistis, kelak di Desa Pakraman Muntigunung menjadi daerah yang maju, setelah beberapa terobosan dilakukan, diawali melakukan gerakan Muntigunung Membaca, Festival Muntigunung, dan memberdayakan 100 gepeng sebagai perajin menganyam daun lontar dan mengemas dupa, dengan bantuan modal usaha dari pemerintah pusat.
Desa Tianyar Barat yang mewilayahi 14 banjar, yakni Banjar Batu Meyeh, Tegalsari, Bengklok, Buana Pule, Taman Sari, Tirta Sari, Labuan Sari, Samuh, Kerta Buana, Pekurenan, Muntigunung Kauh, Muntigunung Kangin, Muntigunung Tengah, dan Muntigunung. Menurut Agung Pasrisak Juliawan, hanya Banjar Muntigunung yang perlu dioptimalkan sumber daya manusia (SDM)-nya.
Sebelumnya saat acara 100 gepeng jalan-jalan ke Objek Wisata Taman Sukasada Ujung bersama Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri, Sabtu (25/9), salah seorang gepeng Ni Wayan Rama, 43, dari Banjar Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu yang menikah umur 17 tahun, membantah dirinya lebih percaya kepada balian saat melahirkan anak. “Saya 10 kali melahirkan, atas bantuan suami,” kata Ni Wayan Rama. k16
Desa Tianyar Barat yang mewilayahi 14 banjar, yakni Banjar Batu Meyeh, Tegalsari, Bengklok, Buana Pule, Taman Sari, Tirta Sari, Labuan Sari, Samuh, Kerta Buana, Pekurenan, Muntigunung Kauh, Muntigunung Kangin, Muntigunung Tengah, dan Muntigunung. Menurut Agung Pasrisak Juliawan, hanya Banjar Muntigunung yang perlu dioptimalkan sumber daya manusia (SDM)-nya.
Sebelumnya saat acara 100 gepeng jalan-jalan ke Objek Wisata Taman Sukasada Ujung bersama Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri, Sabtu (25/9), salah seorang gepeng Ni Wayan Rama, 43, dari Banjar Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu yang menikah umur 17 tahun, membantah dirinya lebih percaya kepada balian saat melahirkan anak. “Saya 10 kali melahirkan, atas bantuan suami,” kata Ni Wayan Rama. k16
1
2
Komentar